BANDA ACEH, INSERTRAKYAT.COM — Kapolda Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah mengatakan bahwa, kebersamaan dan harmoni sosial sebagai dasar membangun Aceh.
“Sudah bukan waktunya lagi membahas disharmoni. Sekarang waktunya membangun,” kata Irjen Pol Marzuki Kepada Insertrakyat.com, di Banda Aceh, Sabtu (4/10/2025).
Kapolda Aceh menegaskan, masyarakat harus memperkuat keselarasan dan keseimbangan di tengah perbedaan. Harmoni menjadikan kehidupan damai, sejahtera, dan saling menghormati.
Kapolda juga mengemukakan komposisi dari kolaborasi lima unsur pembangunan, yaitu pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media pers.
“Jika kelima unsur ini bersatu, pembangunan Aceh akan lebih cepat dan menyeluruh,” kata Kapolda Marzuki.
Kolaborasi ini adalah kebutuhan, agar program pembangunan berdampak langsung bagi masyarakat.
Tak lupa juga Marzuki mencontohkan teladan Rasulullah SAW saat membangun Madinah yang damai dan berperadaban. Konsep itu menjadi cermin kota Madani yang harmoni.
Belum berhenti sampai disitu, Kapolda Aceh lalu menyinggung kepemimpinan Sultan Iskandar Muda yang membawa Aceh mencapai masa kejayaan pada 1607–1636.
“Pada masa itu Aceh menjadi kerajaan terkuat di kawasan Selat Malaka. Semua karena keharmonisan dan keadilan yang diterapkan,” kenang Marzuki.
Kawasan Peunayong disebut sebagai simbol keharmonisan masa lalu. Tempat itu menjadi pusat perdagangan dan pertemuan berbagai bangsa.
“Aceh dikenal sebagai negeri kaya, pusat pembelajaran Islam, dan wilayah yang menegakkan hukum dengan adil,” ucap Marzuki.
Menurut beliau, nilai-nilai harmonisasi masa lalu masih relevan untuk diterapkan saat ini.
“Harmoni mengurangi konflik, menciptakan persatuan, dan membuka ruang ekonomi. Investasi masuk, industri tumbuh, kemiskinan berkurang,” tutur Marzuki.
Keberhasilan pembangunan Aceh bergantung pada sikap masyarakat menjaga persaudaraan dan semangat gotong royong.
“Kami di kepolisian akan terus menjaga keamanan agar pembangunan berjalan lancar,” kata Kapolda lebih tegas.
Kapolda juga mengajak generasi muda Aceh menjadi pelopor perubahan.
“Pemuda harus membawa semangat kerja dan kolaborasi, bukan perpecahan,” pesan Kapolda.
Pernyataan tersebut menjadi penutup ajakan agar harmoni dijadikan modal utama membangun Aceh yang damai dan berdaya saing.
(Laporan Rifki |Editor: Zamroni).