Pesawaran, Insertrakyat.com – Keluhan petani di Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, terkait rusaknya Bendungan Maja, kini menarik perhatian publik. Ratusan hektare sawah di wilayah ini terancam gagal panen akibat irigasi yang tidak berfungsi optimal sejak banjir besar Februari 2025.
Kerusakan utama terjadi pada dua pintu bendungan yang jebol, menyebabkan aliran air ke irigasi sekunder tersumbat. Akibatnya, lahan pertanian di beberapa desa, seperti Maja, Sukajaya Punduh, Tajur Umbul Limus, Pekon Ampai, Kunyaian, dan Kekatang, mengalami kekeringan parah. Kondisi ini diperburuk oleh tumpukan pasir dan bebatuan yang menghambat aliran air.
Ketua APDESI Kecamatan Marga Punduh, Ismail Alfian, menegaskan bahwa situasi ini dapat berakibat fatal bagi perekonomian petani.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Masalah ini sudah dilaporkan ke pemerintah daerah, namun hingga kini belum ada perbaikan. Jika tidak segera diperbaiki, petani akan kehilangan mata pencaharian,” kata Ismail dalam keterangannya yang diterima insertrakyat.com, pada Kamis (6/4/2025) pagi.
Laporan Masyarakat mengenai kondisi bendungan ini telah diajukan ke kepala desa, penyuluh pertanian lapangan (PPL), serta pemerintah daerah. Sejumlah anggota DPRD yang meninjau lokasi pada 24 Februari 2025 juga menerima keluhan warga secara langsung.

Dalam kunjungannya, anggota DPRD Provinsi Lampung dari Fraksi Gerindra, Ely Wahyuni, S.E., M.M., dan Muhammad Rinaldi Alzier, meninjau kondisi bendungan bersama Camat Marga Punduh, didampingi Ketua APDESI, Ismail. Selain memberikan bantuan bagi 134 kepala keluarga terdampak banjir, mereka juga menyampaikan harapan agar perbaikan segera direalisasikan.

Tak hanya itu, warga juga mengusulkan normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Marga Punduh dan pemasangan bronjong untuk mencegah banjir di masa mendatang. Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian dari pemerintah terkait perbaikan jaringan air persawahan masyarakat.
Keluhan petani terus bergema di media sosial dan berbagai forum diskusi, mendorong perhatian publik terhadap nasib mereka.
“Masyarakat berharap ada tindakan nyata dari pemerintah sebelum situasi semakin memburuk dan berdampak pada ketahanan pangan daerah,” pungkas Ismail.

Sementara itu Pemda melalui Kominfo belum menanggapi konfirmasi.
Penulis : Rud/Tri
Editor : Supriadi