JAKARTA, INSERTRAKYAT.COM – Menteri Kebudayaan (Menbud) Republik Indonesia, Fadli Zon, menyambangi sejumlah bangunan cagar budaya di Kawasan Kota Tua dan Angke, Jakarta Barat, pada Sabtu (16/8/2025).

Sejumlah bangunan bersejarah yang dikunjungi antara lain ialah Toko Merah, Rumah Baron Von Wurmb, Ex-Chartered Bank, dan Gudang Timur VOC.

Menurut Fadli Zon, setiap bangunan memiliki keunikan gaya arsitektur, mulai dari Barok tahun 1730, Art Deco tahun 1920, hingga bangunan abad ke-18.

Menbud menyampaikan apresiasi kepada pemilik bangunan, baik pribadi maupun perusahaan, yang masih menjaga keaslian dan orisinalitas cagar budaya.

“Toko Merah misalnya, dibangun tahun 1730 oleh Gustaaf Willem Baron van Imhoff. Pernah menjadi kantor Bank voor Indie pada 1920–1940, lalu setelah kemerdekaan digunakan sebagai kantor BUMN. Kini, bangunan itu difungsikan sebagai café,” jelasnya.

Selain itu, ada Rumah Baron Freidrich von Wurmb yang dikenal sebagai Gedung Singa Kuning. Dua patung singa emas di pintu masuk menambah ciri khas bangunan bersejarah ini.

“Kita akan memastikan agar pelestarian terhadap bangunan tua ini dilakukan, sebab termasuk bangunan bersejarah dan tertua di Batavia,” kata Menbud.

Selepas kunjungan ke Kota Tua, rombongan juga meninjau Masjid Jami Angke atau Masjid Jami Al-Anwar yang berdiri sejak 1761 Masehi.

Masjid tersebut menyimpan makam tokoh-tokoh agama dari berbagai latar belakang, seperti Syarif Al-Qadri dan Tubagus Angke. Hal itu menunjukkan akulturasi budaya yang kuat sejak masa lalu.

“Masjid ini merupakan salah satu yang tertua di Jakarta. Keberadaannya membuktikan keberagaman budaya dan toleransi sejak masa Batavia,” tambah Fadli Zon.

Turut hadir mendampingi kunjungan, Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Restu Gunawan, Kepala Museum dan Cagar Budaya Abi Kusno, serta Direktur Eksekutif BLU Museum dan Cagar Budaya Esti Nurjadin.

Kementerian Kebudayaan menegaskan komitmen untuk melestarikan setiap bangunan cagar budaya. Upaya ini diharapkan dapat membawa manfaat nyata bagi masyarakat sekaligus memperkuat ekosistem kebudayaan nasional.

“Pelestarian cagar budaya adalah investasi jangka panjang. Selain menjaga identitas bangsa, juga bisa mendukung pariwisata dan kesejahteraan rakyat,” kunci Fadli Zon. (Rham/Agy).

Berita Pilihan