ACEH TIMUR, INSERTRAKYAT.COM – Seekor Harimau Sumatera diduga kelaparan hingga nekat masuk ke kawasan Tembolon, Desa Ujung Karang, Kecamatan Serbajadi (Lokop), Kabupaten Aceh Timur. Sabtu (15/3/2025). Si belang ini membuat warga panik dan waspada.
Menurut Radian Syah, warga Ujung Karang, harimau pertama kali terlihat sekitar pukul 16.00 WIB di wilayah Tembolon. Namun, tak lama kemudian hewan unik ini sudah berpindah ke Ujung Karang Kampung Lama, tempat warga bermukim.
Kemunculan pertama harimau ini disaksikan Ismail yang sedang mengambil air nira dari pohon aren. “Saat melihat ke bawah, dia terkejut karena ada seekor harimau tengah mengaum di bawah pohon,” ujar Radian.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sadar akan bahaya yang mengintai, Ismail bergegas pulang dan memberi tahu warga agar tidak pergi ke ladang atau beraktivitas di luar rumah.
Awalnya, peringatan tersebut tak terlalu digubris, hingga sebuah video berdurasi 40 detik beredar, memperlihatkan harimau di ladang cabai milik warga.
Setelah melihat video, warga mulai panik dan memilih menghentikan aktivitas mereka untuk sementara.
Video amatir (dokumentasi warga setempat).
Saat berbicara dengan INSERTRAKYAT.COM, pada Minggu, (15/3/2025), Bambang Saputra, salah satu warga Aceh Timur, menduga harimau tersebut masuk ke desa karena perutnya kosong.
“Sepertinya harimau ini sedang lapar, sehingga masuk ke desa mencari makanan. Bisa jadi mangsa alaminya di hutan sudah berkurang,” kata Bambang.
Kendati demikian, hingga berita ini disiarkan, belum diketahui berapa liter jumlah nira (air gula) yang berhasil diambil Pak Ismail dari pohon aren bertepatan munculnya harimau di atas permukaan tanah setempat. Demikian juga, belum ada warga yang berani menerima kedatangan harimau untuk sejenak beristirahat di pondoknya. Tak kalah membuat penasaran, pertanyaan publik terkait jumlah gigi dan jenis kelamin bahkan usia harimau itu pun belum terpecahkan.
Dilain sisi, warga tetap optimis; mereka sama sekali tak ingin bertatap muka langsung dengan sang raja hutan tersebut dalam jarak 1 meter.
Alih-alih bertatapan mata dengan harimau secara dekat dan berhari – hari kata Bambang, kini, warga berharap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh segera turun tangan untuk menangani situasi ini agar tak terjadi konflik antara manusia dan satwa liar. Mereka juga berharap agar pemerintah setempat ikut peka. Selain itu, warga tetap berjaga-jaga dan meningkatkan kewaspadaan sambil menunggu langkah lebih lanjut dari pihak pemerintah.
Penulis : M. Padil
Editor : Supriadi