Jakarta, InsertRakyat.com — Menjelang peringatan Malam Satu Suro 2025, keluarga Mangkunegaran mengeluarkan himbauan kepada masyarakat yang ingin mengikuti prosesi budaya di Pura Mangkunegaran, Surakarta, untuk menjaga etika, disiplin, dan menghormati nilai-nilai luhur tradisi.

Himbauan tersebut disampaikan langsung oleh Willy Lesmana Putra, perwakilan keluarga Mangkunegaran, sesaat sebelum menempuh perjalanan menuju Solo. Ia didampingi Solihin, tokoh pelestari alam dari Riau, serta Dahen Tawakal dari Lembaga Adat Melayu Riau–Kabupaten Bengkalis.

“Kami mengajak masyarakat agar mengikuti tata cara dan aturan prosesi sesuai pedoman dari Pura Mangkunegaran,” jelas Willy.

Menurut Willy, perayaan Malam Satu Suro di Mangkunegaran selalu menarik perhatian masyarakat luas. Tak hanya warga Solo dan sekitarnya, acara ini juga sering dihadiri wisatawan domestik dan mancanegara, termasuk tokoh-tokoh penting dari dalam maupun luar negeri.

BACA JUGA :  Raja Mimpi Melihat Sapi Berkacamata, Abunawas : Ekor Ganjil Kaki Genap

Tahun ini, beredar kabar bahwa Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berencana menghadiri prosesi. Namun, belum ada konfirmasi resmi dari pihak penyelenggara atau Istana Negara.

“Jika hadir, tentu akan menjadi kehormatan. Tapi kami menunggu konfirmasi resminya,” kata Willy kepada InsertRakyat.com, Rabu, (26/5).

Malam Satu Suro diperingati setiap tahun sebagai momentum kontemplatif dalam budaya Jawa. Di Pura Mangkunegaran, perayaan ini akan berlangsung dengan serangkaian kegiatan budaya yang tertata rapi, antara lain tirakatan, kirab pusaka, doa bersama, serta penyalaan obor ritual.

BACA JUGA :  HUT ke-34 Desa Banjarsari, Wabup Syaiful Hadiri Istigasah dan Ajak Warga Perkuat Gotong Royong

“Kegiatan itu merupakan warisan budaya dan spiritualitas,” kata Willy.

Prosesi ini bersifat terbuka, namun tetap berpegang pada norma adat yang telah ditentukan.

Willy mengajak masyarakat agar berpakaian sopan, menjaga sikap, dan menaati seluruh tata tertib, karena Malam Satu Suro bagian dari budaya, dan tradisi spiritual yang telah diwariskan turun-temurun.

Willy menjelaskan, panitia penyelenggara telah menetapkan beberapa larangan dalam berpakaian untuk menjaga kekhusyukan acara. Masyarakat diminta untuk tidak mengenakan pakaian mencolok, ketat, atau tidak sesuai norma adat.

“Panduan berpakaian dan etika lainnya sudah diumumkan secara resmi lewat media sosial Pura Mangkunegaran. Silakan dipelajari,” tegasnya.

Pengunjung juga diimbau untuk tidak membawa atribut yang dapat mengganggu jalannya acara, seperti spanduk pribadi, alat musik modern, atau drone tanpa izin.

BACA JUGA :  Satgas Pamtas Yonarmed 11 Kostrad Ikuti Upacara Hari Lahir Pancasila, Begini Pesan Wabub Nunukan

Melalui himbauan itu, keluarga Mangkunegaran berharap masyarakat turut menjaga ketertiban, kebersihan, dan kehormatan tradisi. Partisipasi masyarakat dianggap penting, bukan hanya sebagai penonton, tapi juga sebagai bagian dari pelestari nilai-nilai luhur bangsa.

“Mari jadikan momentum Satu Suro sebagai waktu untuk merenung, memperkuat spiritualitas, dan memuliakan budaya kita,” pungkas Willy.

Panitia pelaksana bersama aparat TNI, Polri, Satpol PP, dan petugas adat telah bersiap untuk mengamankan jalannya acara. Rekayasa lalu lintas dan pembatasan zona tertentu akan diterapkan demi kelancaran dan kenyamanan pengunjung.

(Samudera/Supriadi/Romi).