BANDA ACEH, INSERTRAKYAT.com – Gelap Aceh akhirnya berlalu. Selama tiga hari masyarakat hidup dalam ketidakpastian sejak Senin (29/9).
Namun pada Kamis (2/10) dini hari, seluruh sistem kelistrikan kembali normal. PLN berhasil menyalakan kembali denyut kehidupan di Serambi Mekkah. Kondisi tersebut berlangsung setelah petugas melakukan pemeriksaan jaringan kelistrikan.
Ribuan keluarga kembali terang. Rumah sakit melanjutkan layanan darurat tanpa cemas cadangan menipis. Pasar, pelabuhan, dan sekolah kembali beraktivitas seperti biasanya.
Apresiasi pun mengalir deras dan luar biasa. Kapolda Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah, mengangkat jempol setinggi langit. Ia menyebut kegigihan petugas PT. PLN Persero sebagai bentuk dedikasi tak terhingga.
“Mereka bekerja siang-malam tanpa lelah. Dedikasi ini bukan sekadar kewajiban, melainkan pengabdian,” tegas Kapolda dalam keterangan resminya, Jumat (3/10).

Nada bercorak batik serupa datang dari Ketua Komisi III DPRA, Hj. Aisyah Ismail. Bersama anggota komisinya, ia meninjau kantor UP2D Aceh. Ia menyaksikan langsung denyut pemulihan yang penuh tantangan.
“Kerja keras teknisi PLN pantas dijadikan teladan. Mereka tidak hanya memperbaiki kabel, tapi juga memulihkan kepercayaan masyarakat,” kata Hj. Aisyah.
Pemadaman massal Aceh sejak 29 September bukan peristiwa sepele. Masyarakat merasakan lumpuhnya aktivitas sehari-hari. Lampu padam berarti kehidupan ikut surut. Anak sekolah kesulitan belajar. Usaha kecil nyaris merugi karena mesin tak berfungsi. Pedagang ikan menjerit akibat stok dikawatirkan membusuk.
Bagi rumah sakit, situasi lebih dramatis. Genset cadangan tak bisa menopang terus-menerus. Banyak tenaga kesehatan bekerja di bawah tekanan luar biasa. “Kami khawatir layanan pasien kritis terancam,” ungkap seorang perawat Cut (akrab), di Banda Aceh.

Kendati demikian, petugas PLN tampil sebagai garda yang jarang disorot positif. Padahal Mereka bergelut di gardu, di tiang tinggi, hingga di bawah terik matahari dan hujan. Tak banyak yang tahu mereka mengorbankan waktu, tenaga, bahkan keselamatan hingga waktu untuk bersua dengan keluarga.
“Kami lihat mereka hampir tidak tidur. Hanya makan seadanya. Semua demi menyalakan listrik Aceh [kembali],” kata seorang warga, Usman, di Lhokseumawe.
Saat lampu menyala, seketika wajah petugas ikut bersinar. Kelelahan mereka terbayar dengan senyum masyarakat. Inilah bukti pengabdian yang tak selalu berwujud kata.
Kapolda Aceh menegaskan, PLN telah memberi pelajaran penting. Bahwa ketulusan dan kerja keras selalu membuahkan hasil. “Kami bangga. Petugas ini menunjukkan makna sejati pengabdian, ini pelajaran bagi kita semua,” Imbuhnya.
Sanjungan serupa datang dari Komisi III DPRA. Aisyah menyebut keberhasilan pemulihan ini sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab PLN. Dirinya juga memberikan apresiasi kepada petugas.
“Pasokan listrik juga adalah jantung pertumbuhan ekonomi. Jika terhenti, roda industri bisa macet. Karena itu, menjaga ketahanan energi harus menjadi prioritas pemerintah,” tegasnya.
(Rifki).