SINJAI, INSERT RAKYAT — Semangat Hari Bhayangkara ke-79, tak semata dirayakan dengan kegiatan formal. Di Bumi Panrita Kitta sebutan Wilayah hukumnya, Polres Sinjai membuktikan bahwa pendekatan budaya lokal dan kekompakan internal juga dapat menjadi bagian dari peringatan hari besar Kepolisian Republik Indonesia.
Kamis pagi, 26 Juni 2025, suasana dan pemandangan berbeda terlihat di Aula Parama Satwika Mapolres Sinjai. Ruangan yang biasa digunakan untuk kegiatan kedinasan itu disulap menjadi arena kompetisi yang unik dan penuh kreativitas. Polres Sinjai menggelar lomba kreasi nasi tumpeng, sebuah ajang yang tak hanya memadukan estetika dan cita rasa, namun juga menjadi simbol kekompakan, rasa syukur, dan semangat gotong royong.
Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari berbagai Satuan Fungsi di lingkungan Polres Sinjai, jajaran Polsek, serta anggota Bhayangkari. Mereka hadir sebagai peserta, sekaligus sebagai keluarga besar Polri yang ingin ambil bagian dalam memeriahkan Hari Bhayangkara.
Dibuka Ketua Bhayangkari Sinjai
Lomba dibuka secara resmi oleh Ketua Bhayangkari Cabang Sinjai, Ny. Rina Harry, yang juga menjadi salah satu juri utama dalam kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Ny. Rina menyampaikan bahwa lomba ini bukan semata soal menang dan kalah, melainkan ajang untuk memupuk kebersamaan dan saling dukung di lingkungan keluarga besar Polri.
“Melalui lomba ini, kita ingin menumbuhkan semangat kreatif, cinta terhadap budaya sendiri, serta memperkuat peran Bhayangkari sebagai pendukung utama anggota Polri, baik di rumah maupun dalam kehidupan sosial,” ungkapnya.

Menurutnya, nasi tumpeng dipilih bukan tanpa alasan. Makanan tradisional Indonesia ini sarat filosofi: bentuknya yang kerucut melambangkan harapan tinggi, isinya mencerminkan keberagaman, dan penyajiannya mencerminkan kebersamaan.
Peserta Tunjukkan Kreativitas Tinggi
Meja-meja panjang di dalam aula penuh dihiasi beragam nasi tumpeng dengan berbagai bentuk dan warna. Ada tumpeng berbentuk gunung lengkap dengan hiasan daun pisang dan ayam bakar, ada pula yang mengusung tema bunga, tumpeng mini berlapis warna pelangi, hingga tumpeng dengan hiasan logo Polri dan ornamen Bhayangkara.

Kreativitas peserta terlihat dari detil yang mereka tampilkan. Beberapa menggunakan bahan organik dan pewarna alami untuk memperindah tampilan, sementara lainnya memperhatikan betul keseimbangan rasa dan kandungan gizi dari sajian mereka. Tak heran jika seluruh karya tampak mencolok dan menggugah selera.
“Ini luar biasa. Bukan hanya tampilannya yang indah, tapi rasanya juga nikmat,” ujar Ny. Ati Ambo Syahrir, salah satu anggota dewan juri.
Penilaian Ketat, Kriteria Jelas
Dalam proses penilaian, dewan juri memiliki lima kriteria utama: kreativitas, bentuk penyajian, cita rasa, kebersihan, dan kandungan gizi. Masing-masing peserta diberi kesempatan mempresentasikan makna tumpeng mereka di depan juri, termasuk menjelaskan filosofi desain dan komposisi bahan yang digunakan.

Peserta tampak serius namun tetap santai mengikuti setiap tahapan. Beberapa bahkan menyisipkan pesan moral lewat hiasan-hiasan kecil di sekitar tumpeng, seperti miniatur anggota Polri, bunga merah putih, hingga kutipan-kutipan tentang pengabdian dan pelayanan.
Kapolres: Ini Momentum Silaturahmi dan Refleksi Budaya.
Kapolres Sinjai, AKBP Harry Azhar, SH, S.Ik., MH, yang turut hadir dan menyampaikan apresiasinya, menilai bahwa kegiatan ini memiliki nilai lebih dari sekadar lomba kuliner.
“Melalui [tumpeng] kita belajar tentang kebersamaan, syukur, dan penghargaan terhadap budaya lokal,” kata Kapolres kepada wartawan usai meninjau meja peserta.
Menurutnya, dalam era modern saat ini, penting bagi institusi seperti Polri untuk tetap menanamkan nilai-nilai kebangsaan, termasuk melalui kegiatan yang menyentuh akar budaya masyarakat.

AKBP Harry juga menyebut bahwa lomba ini merupakan salah satu bentuk penguatan soliditas internal di tubuh Polres Sinjai. “Soliditas itu bukan hanya soal kerja operasional, namun juga soal rasa, perhatian, dan saling dukung antar anggota dan keluarga mereka,” tandasnya.
Akhir Acara: Makan Bersama dan Foto Keluarga Besar
Puncak kemeriahan ditandai dengan makan bersama seluruh peserta dan tamu undangan. Aneka tumpeng yang sebelumnya dinilai kemudian disajikan untuk dinikmati bersama. Tawa dan obrolan santai terdengar di setiap meja, mencerminkan kuatnya ikatan kekeluargaan di antara mereka.
Para perwira, anggota, dan Bhayangkari larut dalam suasana akrab. Beberapa momen kebersamaan ini diabadikan dalam foto bersama, termasuk dengan para juri dan panitia. Lomba tumpeng seolah menjadi miniatur dari makna Hari Bhayangkara itu sendiri: pengabdian, kekompakan, dan kebersamaan dalam keberagaman.
Peringatan Bhayangkara dengan Wajah Humanis
Kegiatan ini menjadi salah satu bukti bahwa Polres Sinjai mampu menyajikan peringatan Hari Bhayangkara dengan pendekatan lebih humanis dan berakar budaya lokal. Tidak melulu pada aspek formal, tetapi juga menyentuh sisi emosional dan kebersamaan.
Banyak pihak yang berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan dan menjadi tradisi positif di lingkungan Polres maupun di institusi Polri lainnya.
“Semoga ke depan semakin banyak kegiatan Bhayangkara yang melibatkan keluarga dan masyarakat. Ini penting agar citra Polri makin membumi,” ujar salah satu peserta lomba yang juga anggota Bhayangkari yang senada dengan keterangan tertulis dari Plh. Humas Polres Sinjai, IPDA Agus Santoso. (Irk/Red).
- acara kekompakan
- AKBP HARRY AZHAR
- Berita
- Bhayangkari Sinjai
- budaya lokal
- filosofi tumpeng
- kebersamaan keluarga Polri.
- kegiatan Polres
- kreativitas tumpeng
- lomba kuliner
- lomba nasi tumpeng
- makanan tradisional
- Ny Rina Harry
- Peringatan Bhayangkara
- Polres Sinjai
- Polri humanis
- semangat Bhayangkara
- sinergi Bhayangkari
- solidaritas Polri
- tradisi tumpeng