SINJAI — Sebuah potret memilukan dari pelosok Sulawesi Selatan kembali menggugah nurani publik. Jenazah, warga N (31), asal Dusun Tonrong, Desa Terasa, Kecamatan Sinjai Barat, harus ditandu menggunakan sarung dan bambu oleh warga karena ambulans tak sanggup melintasi jalan rusak dan licin.
Kejadian ini berlangsung pada Minggu malam, 11 Mei 2025, dan sempat terekam dalam video warga yang kini mulai menyebar di media sosial.
“Ambulans cuma bisa sampai di Desa Bonto Salama. Jalanan selebihnya becek dan licin. Warga terpaksa menandu jenazah pakai bambu dan sarung sampai ke rumah duka, butuh dua jam jalan kaki,” ujar Syamsul, salah satu pemuda setempat, kepada InsertRakyat.com, Senin malam (12/5/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
N, diketahui menghembuskan napas terakhir di salah satu rumah sakit di Kota Makassar akibat kanker serviks yang dideritanya selama beberapa bulan terakhir.
“Pemakaman sudah dilaksanakan tadi siang usai salat Zuhur,” tambah Syamsul.
Peristiwa ini kembali menyoroti buruknya akses infrastruktur jalan di Kecamatan Sinjai Barat. Padahal, pada 2024 lalu, Pemerintah Daerah Sinjai melalui Pj. Bupati TR Fahsul telah mengusulkan pembangunan akses jalan lewat program Inpres Jalan Daerah (IJD) ke Kementerian PUPR.
Namun ironisnya, hingga kini program itu belum kunjung terealisasi, bahkan muncul dugaan bahwa proposal tersebut sempat “disembunyikan” oleh oknum tidak bertanggung jawab. Akibatnya, hingga saat ini Hj. Ratnawati Arif menjabat sebagai Bupati Sinjai, proyek vital ini masih belum berjalan di Sinjai Barat.
InsertRakyat.com, sempat mengonfirmasi kepada Kementerian PU PR melalui bagian Bina Marga, Rico. Namun belum memberikan tanggapan.
BACA SELENGKAPNYA : Publik Curiga Pejabat Kementerian Sembunyikan Proposal IJD
(Red/S).