INSERTRAKYAT.COM, JAKARTA, – Gerakan menstabilkan harga pangan nasional kini memasuki babak baru. Perum BULOG dan Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) bersatu dalam sebuah langkah besar: memastikan beras murah dan pangan pokok lainnya sampai ke seluruh pelosok Indonesia.
Bertempat di Jakarta, kedua institusi ini menggelar rapat koordinasi strategis, menyatukan kekuatan logistik sipil dan militer dalam pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) secara nasional. Agenda ini bukan hanya teknis distribusi. Ini adalah simbol tekad negara menjaga perut rakyat, di tengah ancaman inflasi dan dinamika pangan global.
Langkah ini menindaklanjuti peluncuran GPM serentak secara nasional yang dipusatkan di Makodam III/Siliwangi, Bandung, pada 24 Juli lalu. Di situ, sinyal kuat dikirimkan ke seluruh negeri: TNI dan BULOG hadir menjaga stabilitas harga, bukan sebagai slogan, tetapi dalam bentuk nyata di pasar-pasar rakyat.
Letjen TNI Mohammad Fadjar, MPICT., selaku Pangkostrad, menyatakan kesiapan penuh jajaran Kostrad untuk mendukung penuh program nasional stabilisasi harga dan pasokan pangan. Bagi TNI, urusan pangan adalah urusan ketahanan nasional.
“Kostrad mendukung sepenuhnya. Kami ingin memastikan seluruh masyarakat, terutama kelompok rentan, bisa memperoleh pangan berkualitas dengan harga yang terjangkau,” tegas Fadjar.
Kehadiran TNI bukan sebagai pengganti peran BULOG, melainkan sebagai penguat daya sebar, terutama di wilayah-wilayah sulit dijangkau.
Direktur Utama Perum BULOG, Ahmad Rizal Ramdhani, mengapresiasi dukungan luar biasa dari Kostrad dalam menyukseskan GPM dan penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan).
“Kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya. Kolaborasi ini penting untuk menjangkau masyarakat bawah dan menjaga kestabilan harga beras secara langsung di lapangan,” ungkap Rizal.
BULOG mengakui keterbatasannya dalam menjangkau daerah-daerah pelosok. Di titik itulah peran Kostrad menjadi krusial, sebagai kekuatan logistik dan jaringan distribusi yang tangguh, terorganisir, dan tersebar di seluruh penjuru Tanah Air.
GPM bukan hanya bicara beras. Rizal menegaskan bahwa program ini menargetkan distribusi tiga komoditas utama: beras SPHP, gula konsumsi, dan minyak goreng rakyat. Ketiganya merupakan komponen penting dalam struktur pengeluaran masyarakat miskin.
Sinergi dengan Kostrad akan mempercepat distribusi dan menekan disparitas harga. Di banyak daerah, harga beras melonjak karena distribusi yang tidak efisien. Dengan dukungan TNI, distribusi bisa dipercepat, biaya ditekan, harga lebih stabil.
BULOG tak berhenti di sini. Rizal mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan perluasan kolaborasi dengan lembaga pemerintah lainnya, terutama Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Tujuannya serupa: memperkuat ketahanan pangan nasional. Di masa depan, bukan tak mungkin pendekatan lintas sektor ini menjadi model permanen dalam pengelolaan pangan nasional, berbasis kerja sama, bukan monopoli satu instansi.
Gerakan Pangan Murah adalah bagian dari strategi besar menjaga daya beli masyarakat. Saat harga pangan terkendali, stabilitas sosial ikut terjaga. Keseimbangan ini krusial di tengah ancaman perubahan iklim, gejolak global, dan ketegangan rantai pasok internasional.
TNI dan BULOG memainkan peran sebagai garda depan. Yang satu bertugas mengamankan wilayah, yang lain memastikan logistik pangan tetap bergerak. Ketika keduanya bersatu, negara hadir bukan hanya dalam simbol, tetapi dalam bentuk beras murah yang benar-benar bisa dibeli di pasar desa.
BULOG menargetkan GPM menjadi program reguler di seluruh wilayah, bukan hanya respons atas lonjakan harga. Mekanisme ini bisa menjadi tameng awal mencegah inflasi pangan musiman yang selama ini rutin terjadi menjelang hari-hari besar.
Yang paling penting dari seluruh gerakan ini adalah satu hal: rakyat menjadi subjek utama. Dalam setiap langkah distribusi, pemerintah hadir bukan semata memberi, tapi memastikan hak rakyat atas pangan tidak terganggu.
Gerakan ini menjadi bentuk nyata bahwa negara, melalui BULOG dan TNI, tidak tinggal diam. Mereka bergerak, menyapa rakyat, membawa karung beras SPHP ke pasar, dan menjamin harga tetap stabil.
Di tengah gempuran komoditas impor dan spekulasi pasar, negara harus hadir sebagai penjamin pangan. BULOG, dengan tangan strategis TNI Kostrad, sedang menegaskan bahwa distribusi bukan hanya soal logistik, tapi tentang keadilan sosial.
Karena dalam setiap genggam beras SPHP, terdapat pesan bahwa negara tidak membiarkan rakyatnya lapar. (Red/Johan).