Aksi HMI berlangsung ricuh (foto :R/Insert).

MAJENE, INSERTRAKYAT.COM – Aksi unjuk rasa yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majene di depan Kampus Stikes Bina Bangsa Majene (BBM) pada Rabu, 13 Maret 2025, berujung pada insiden pengrusakan bendera HMI.

Demonstrasi ini dipicu oleh keputusan kampus yang memberikan skorsing kepada sepuluh mahasiswa tanpa penjelasan yang jelas. Salah satu mahasiswa yang dikenai sanksi tersebut merupakan kader HMI Majene.

Menurut HMI, skorsing tersebut bermula dari perdebatan saat Musyawarah Besar (Mubes) himpunan mahasiswa jurusan. Cekcok antar mahasiswa yang berbeda pendapat dalam forum tersebut diduga menjadi alasan kampus menjatuhkan sanksi. Namun, pihak kampus tidak memberikan keterangan resmi mengenai keputusan tersebut.

BACA JUGA :  Mahasiswa Gelar Aksi Jilid II di Kanwil Kemenkumham Sulsel Terkait Lapas Takalar

HMI Cabang Majene menilai skorsing ini sebagai tindakan sewenang-wenang, sehingga mereka turun ke jalan menyuarakan protes. Namun, dalam aksi tersebut, mahasiswa Stikes BBM yang berada di dalam kampus disebut-sebut turut menghadang demonstran, yang kemudian berujung pada perusakan bendera HMI.

Ketua Kohati Cabang Mamasa, Heni Surya Ningsi, mengecam keras insiden pengrusakan bendera tersebut. Dia mengutarakan kepada Awak media INSERTRAKYAT.COM, Rabu, (12/3/2025), bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk penghinaan terhadap organisasi HMI.

“Ini merupakan penghinaan terhadap lembaga kami. Kenapa harus merobek bendera yang sakral bagi kami? Hal ini harus dipertanggungjawabkan,” tegas Heni.

Lanjut Heni menyatakan, HMI menuntut pihak kampus bertanggung jawab atas kejadian tersebut, mengingat akar permasalahan berasal dari kebijakan skorsing yang dinilai tidak transparan.

BACA JUGA :  Ketua Mahkamah Agung Ungkap Kabar Gembira Untuk Masyarakat Desa

“Kampus Stikes BBM juga harus bertanggung jawab, karena masalah ini bermula dari keputusan mereka yang menjatuhkan skorsing terhadap mahasiswa tanpa alasan yang jelas,” pungkasnya.

Ditempat terpisah, Ketua STIKES Bina Bangsa Majene (BBM), Yuliana Sulaiman, menyampaikan permohonan maaf atas insiden pengrusakan bendera Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang terjadi dalam aksi unjuk rasa tersebut.

Yuliana menegaskan bahwa kejadian tersebut tidak disengaja dan tidak bertujuan untuk merendahkan simbol organisasi. “Tidak ada unsur kesengajaan dalam kejadian tersebut,” ungkapnya, Kamis, (13/3/2025) di Kutip dari TRIBUNNEWS.COM.

Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak kampus berkomitmen untuk mendampingi mahasiswa yang terdampak secara psikologis akibat insiden ini. Selain itu, STIKES BBM juga akan memperkuat sosialisasi terkait tata tertib dan meningkatkan sistem keamanan guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

BACA JUGA :  Petani Nilam Sulbar Harap Presiden Prabowo Subianto Ganti Kacamata

Tak hanya itu, kampus menyatakan kesediaannya untuk mengganti bendera HMI yang rusak selama aksi berlangsung sebagai bentuk itikad baik dan upaya rekonsiliasi.

“Kami menjamin bahwa peristiwa seperti ini, tidak akan terulang. Pihak kampus siap bekerja sama dalam upaya penyelesaian yang damai dan berharap agar setiap penyampaian pendapat tetap berada dalam koridor hukum yang berlaku,” pungkasnya.