KETUA Harian Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Pusat, Tri Tito Karnavian mendorong Kabupaten Sinjai memperkenalkan wastra atau kain tradisional Nusantara kepada masyarakat luas. Menurutnya langkah ini sejalan dengan upaya pelestarian budaya dan penguatan identitas lokal melalui warisan tekstil tradisional, termasuk batik khas daerah. Kamis, (20/11/2025).

“Wastra bukan sekadar kain, tetapi sarat makna, simbol, dan filosofi budaya. Setiap motif mencerminkan kearifan lokal serta keragaman budaya Indonesia. Sinjai memiliki potensi untuk mengembangkan berbagai produk ekonomi kreatif, salah satunya Wastra,” tegasnya.

Tri Tito berharap agar masyarakat  turut memberikan dukungan penuh terhadap Dekranasda, agar setiap kegiatan dapat disukseskan.

Promosi wastra, sebut Tri Tito Karnavian, diharapkan menumbuhkan apresiasi masyarakat, meningkatkan ekonomi kreatif lokal, serta menarik wisatawan.

Dekranas Pusat juga menyiapkan pendampingan dan pelatihan bagi pengelola dan pengrajin agar kualitas wastra sesuai standar nasional dan internasional.

“Program ini selaras dengan kebijakan nasional memperkuat identitas budaya melalui pemakaian wastra di momen resmi, termasuk upacara kenegaraan dan festival budaya. Literasi budaya juga menjadi fokus, agar generasi muda memahami nilai historis dan estetika setiap kain tradisional,” Imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan Insertrakyat.com, Ketua Harian Dekranas Pusat, Tri Tito Karnavian, menegaskan batik sebagai identitas nasional Indonesia.

Pernyataan ini disampaikannya saat membuka workshop “Brushed Batik” dalam rangka Hari Batik Nasional 2025 di Cikini82, Jakarta, Jum’at belum lama ini. Workshop digelar bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan brand fashion Purana, yang merayakan ulang tahunnya ke-16.

Tri Tito menyebutkan, batik adalah simbol kreativitas, tradisi, dan identitas budaya yang diakui dunia. “Workshop ini bagian dari upaya kami mempromosikan dan melestarikan kain batik. Semua daerah juga kami dorong untuk ikut melestarikan kekayaan budaya Indonesia,” ujarnya melalui keterangan resmi Puspen Kemendagri, Benni Irwan.

Pembuatan batik merupakan seni tradisional menggunakan lilin dan pewarna alami untuk menciptakan pola. UNESCO telah menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda, menegaskan statusnya sebagai ikon budaya Indonesia.

Dalam workshop, diperkenalkan teknik inovatif “Brushed Batik”, di mana lilin dan pewarna diaplikasikan langsung ke kain menggunakan brush. Teknik ini menghasilkan detail halus, transisi warna elegan, dan desain ekspresif, memadukan keterampilan tradisional dengan ekspresi artistik modern. Teknik ini mudah diadopsi untuk desain batik umum maupun busana muslim.

Tri Tito mengajak masyarakat ikut berkontribusi melestarikan batik. “Mari kita eksplorasi dengan antusiasme dan rasa ingin tahu. Batik adalah identitas kita,” ajaknya.

Kegiatan berjalan lancar dan menegaskan bahwa identitas budaya, termasuk batik, harus dijaga, dikembangkan, dan diperkenalkan dari daerah ke panggung internasional.

Penulis: Anggytha Putrie Alvio Mahho Ghanny.