INSERTRAKYAT.com, Makassar, – Brigjen TNI (Purn) H. Andi Baso Amirullah secara terbuka menyikapi desas-desus konflik internal Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat (HIPAKAD) Sulsel. Ia mengajak seluruh unsur HIPAKAD tidak terjebak adu domba.
Dikutip hasil wawancara Wartawan Senior, Marno Pawessai, disebuah lokasi sejuk, [Sulawesi Selatan], Kamis (31/7/2025). Di sana, awal mulanya Andi Baso menjabarkan kronologi lengkap pembentukan HIPAKAD, hingga rentetan pemicu gejolak organisasi yang kini memasuki babak akhir polemik.
Menurut Ketua DPD Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) Sulsel itu, HIPAKAD Sulsel terbentuk dari upaya panjang mencari figur pemimpin. Saat itu, tak satu pun yang bersedia menjadi ketua hingga akhirnya muncul nama Orva, dengan dukungan dari Hamka Yandu dan sekretaris PPAD Peltu (Purn) Sulaiman.
Orva kemudian melakukan konsolidasi dengan membentuk 18 DPC kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan, semuanya ia tangani sendiri, baik secara teknis maupun finansial.
Namun seiring waktu, banyak pengurus tidak aktif. Susunan awal yang dibentuk Sulaiman mulai rapuh. Kesibukan pribadi disebut sebagai penyebab dominan.
Herman, salah satu anggota HIPAKAD, datang menemui Andi Baso dan mengusulkan pergantian Orva. Namun saat itu, menurut Andi Baso, belum ada calon yang layak dan bersedia menggantikan. Ia pun langsung menghubungi pengurus pusat (DPP HIPAKAD), namun mendapat jawaban diplomatis: tak bisa ganti tanpa calon pasti.
Merespons situasi, Andi Baso menyarankan agar Herman dan pihak yang tidak sejalan mencari calon melalui mekanisme Musda. Ia juga langsung menjalin komunikasi dengan Ketua Umum DPP HIPAKAD, Hariara Tambunan, yang kemudian mengatur pertemuan via Zoom bersama bidang hukum DPP, Herawati.
Dalam pertemuan daring itu, menurut Andi Baso, muncul berbagai miskomunikasi yang berkembang jadi isu internal. Termasuk soal pemecatan, pembekuan, serta dugaan penjualan baju seragam.
Menanggapi kisruh ini, Andi Baso mengirim surat resmi ke DPP HIPAKAD dengan lima poin:
1. Mengakui jasa Orva yang telah membangun struktur HIPAKAD dari nol.
2. Meminta DPP memberikan kesempatan Orva menyelesaikan masa jabatan sampai 9 September 2026.
3. Orva diberi ruang menyusun ulang pengurus sesuai kebutuhan.
4. Kelompok tidak sejalan diminta kembali bersatu untuk memperkuat organisasi.
5. 18 DPC masih solid dan tetap mengakui kepemimpinan Orva sebagai ketua DPD HIPAKAD Sulsel yang sah.
Dalam Zoom Meeting kedua, pusat kembali memverifikasi pengurus sesuai SK 42. Namun nyatanya, banyak nama pengurus dalam SK tersebut sudah tak aktif.
Ketika diminta menghadirkan pengurus sesuai SK, Orva mengaku tak bisa karena sudah banyak yang berganti.
Menanggapi surat dan masukan Andi Baso, Ketua Umum DPP HIPAKAD Hariara Tambunan menyampaikan apresiasi dan berjanji menyelesaikan persoalan tersebut secara internal.
Pernyataan Andi Baso menjadi penegasan penting di tengah isu yang rawan memecah belah organisasi. Ia mengingatkan seluruh pihak, termasuk yang kontra terhadap Orva, agar tidak terjebak dalam manuver adu domba.
“Organisasi ini butuh persatuan, bukan perebutan jabatan,” tandasnya.
Marno Pawessai adalah sosok diri yang mendirikan Media Tabloid Merah Putih Pos MERPOS dan online merposnews.com
Penulis: Supriadi Buraerah, Dewan Redaksi Tabloid Merah Putih Pos (MERPOS/Insertrakyat.com).