“Hanya Negara Indonesia yang memiliki kearifan lokal yang dinamakan Gotong Royong dan Tenggang Rasa.
INSERTRAKYAT.COM, Sinjai,
Di balik seragam dan tugas yang tegas, Polres Sinjai menampilkan wajah Polri yang religius, humanis, dan membumi. Dalam semangat IMAM DI DADA, POLRI UNTUK MASYARAKAT DI HATI, tiga kegiatan terintegrasi mewarnai kinerja Polres Sinjai, ialah pembinaan rohani, kerja bakti masjid, dan edukasi keselamatan serta patroli dialogis.
Kamis, 24 Juli 2025, ruang vicon Mapolres Sinjai, personel Polres Sinjai mengikuti kegiatan Pembinaan Rohani dan Mental (Binrohtal) virtual, terhubung bersama SSDM Polri se-Indonesia.
Kegiatan dimulai dengan lantunan Surah Yasin, disusul tausiah yang disampaikan Aipda Yumawan, Banit Binmas Polsek Mojo Polres Kediri Kota, Polda Jatim. Dalam tausiah, nilai-nilai iman dan ketakwaan ditekankan sebagai dasar integritas dan kejujuran dalam menjalankan amanah sebagai aparat negara, dan status suami dari Ibu Bhayangkari. Sosok – sosok diri yang senantiasa merawat pengabdian terhadap negara merah putih.
Kendati pun, Kapolres Sinjai, AKBP Harry Azhar, S.Ik., M.H., menegaskan satu pesan adalah membangun spiritualitas anggota kepolisian melalui kegiatan Binrohtal merupakan bagian dari tiang Presisi dengan gaung Polri Untuk Masyarakat.
“Melalui Binrohtal, kita tumbuhkan kesadaran ilahiah dalam diri anggota. Menjadi polisi yang tidak hanya cakap bertugas, tapi juga berakhlak,” imbuh AKBP Harry Azhar.
Program rutin mingguan ini digagas oleh Bagbin Religi Rowatpers SSDM Polri, sebagai bagian dari reformasi internal berbasis nilai spiritual.
Lalu, Sabtu pagi, 26 Juli 2025, di Desa Kanrung, Kecamatan Sinjai Tengah, wajah humanis Polri kembali menyapa masyarakat secara meluas. Dipimpin langsung oleh Kapolsek Sinjai Tengah, Iptu Tenri Gangka, SH., puluhan warga dan personel bergotong royong membangun Masjid Pesantren Hidayatullah.
Bahu membahu, warga dan polisi mengangkat batu, semen, hingga mencampur cor bangunan. Tidak tampak sekat. Hanya satu wajah, Indonesia gotong royong.
“Polisi harus hadir sebagai bagian dari masyarakat. Bukan sekadar penjaga, tapi juga pelayan dan pengayom,” ucap Iptu Tenri dikutip dari kedai informasi Kasi Humas Polres Sinjai, sesaat lalu.
Warga yang terlibat dalam kegiatan menyampaikan rasa syukur. “Polisi sekarang berbeda. Lebih dekat. Tidak hanya saat ada masalah,” ujar seorang masyarakat, Ahmad.
Selain kerja bakti, dialog langsung pun terjadi. Polisi mendengar keluhan warga, menyerap aspirasi, sekaligus menyampaikan imbauan kamtibmas. Momen tersebut menciptakan relasi yang hangat antara aparat dan rakyat.
Masih di hari yang sama, Sabtu (26/7), Satlantas Polres Sinjai terus menggiatkan edukasi keselamatan berlalu lintas. Memasuki hari ke-13 Operasi Patuh Pallawa 2025, Kasat Lantas Polres Sinjai, Iptu Sukri Liwang, S.Sos., M.H., memimpin langsung kegiatan di pusat keramaian.
“Kami tekankan edukasi. Penindakan penting, tapi perubahan budaya berlalu lintas lebih penting,” ujar Kasat Lantas.
Pengendara diberikan imbauan, diingatkan pentingnya memakai helm SNI, sabuk pengaman, dan disiplin marka jalan. Strategi ini terbukti efektif. Kesadaran masyarakat mulai meningkat.
Operasi Patuh ini berlangsung 14–27 Juli 2025. Selain mendisiplinkan pengendara, juga sebagai momentum merawat kepedulian publik terhadap keselamatan jalan.
Ditempat terpisah, Sabtu siang, Satuan Samapta Polres Sinjai kembali menunaikan tugas patrolinya. Namun patroli kali ini berbeda: lebih banyak menyapa, berdialog, dan membangun kepercayaan warga.
Patroli dilakukan rutin, siang dan malam hari. Kasat Samapta, AKP Herman, S.Sos., M.H., mengatakan pendekatan ini memperkuat rasa aman dan mempererat hubungan masyarakat dengan polisi.
“Kami minta masyarakat jangan ragu sampaikan informasi. Kamtibmas adalah tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Selain memastikan tidak ada gangguan keamanan, petugas juga mengingatkan warga untuk segera melapor jika menemui hal mencurigakan.
Rangkaian kegiatan polres ini bagian dari kilas transformasi Polri yang tidak hanya berorientasi pada penegakan hukum, tetapi juga pada penguatan karakter, pelayanan humanis, dan sinergi sosial keagamaan. “IMAM di DADA” ialah prinsip moral yang menuntun tindakan. Sedangkan “POLRI UNTUK MASYARAKAT DI HATI” adalah arah gerak, memastikan Polri selalu berpihak pada masyarakat dengan empati dan tanggung jawab sosial.
Dalam semangat Presisi, Polres Sinjai meniti jalan pengabdian dengan nilai keimanan, gotong royong, dan partisipasi masyarakat.
Penulis: Supriadi Buraerah