JAKARTA, INSERTRAKYAT.COM, – Badan Narkotika Nasional (BNN) RI dan Pemprov DKI Jakarta perkuat kolaborasi dalam menangani maraknya penyalahgunaan narkoba di Ibu Kota. Sabtu, 12 April 2025.
Kepala BNN RI Marthinus Hukom bersama jajarannya bertemu Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, di Balai Kota Jakarta, Jum’at kemarin, untuk membahas strategi terpadu dalam memutus rantai peredaran gelap narkotika.
BNN menegaskan bahwa wilayah padat penduduk menjadi kantong utama peredaran. Marthinus menyebut bandar narkoba memanfaatkan kemiskinan untuk membangun jaringan sosial semu di lingkungan masyarakat.
“Data terbaru mencatat prevalensi penyalahgunaan narkoba di Jakarta mencapai 3,3% atau sekitar 132 ribu jiwa,” tegasnya.
Sementara itu, BNN Provinsi DKI mencatat ada 112 kawasan rawan narkoba. Untuk penanganan, empat klinik rehabilitasi telah melayani 1.150 penyalahguna. Program preventif juga terus digencarkan, termasuk Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM), sosialisasi, dan aksi sosial.
Gubernur DKI Pramono Anung menyatakan dukungan penuh. Ia menyiapkan langkah-langkah strategis termasuk melibatkan Puskesmas dalam layanan rawat jalan serta memperkuat keterlibatan komunitas lokal seperti RT/RW, PKK, Karang Taruna, dan Abang None Jakarta.
“Penyalahguna adalah korban. Kita butuh pendekatan kolaboratif, deteksi dini, dan keterlibatan semua pihak,” ujar Pramono.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi momentum penting untuk menekan angka penyalahgunaan dan menyentuh akar persoalan sosial yang mendukung maraknya peredaran narkoba.
Berkontribusi dalam artikel ini adalah Syamsul. BACA JUGA: HUT Ke-23 BNN Dibalut Nuansa Idul Fitri : Seruan Refleksi dan Tekad Indonesia Bersinar