BONE, INSERTRAKYAT.COM Di tengah geliat rutinitas aparat penegak hukum, terselip momen penuh makna yang menyentuh nadi pendidikan karakter. Rabu pagi (23/4/2025), Satlantas Polres Bone membuka gerbang edukasi bagi generasi belia dengan menerima kunjungan pelajar Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Bajoe.

Di bawah bimbingan Ipda Sasram, Kanit Kamsel Satlantas, para siswa dikenalkan pada dunia lalu lintas, bukan dalam bentuk hafalan kaku, melainkan dalam wujud pengalaman langsung, mengenal arti rambu-rambu, menelusuri ruang-ruang pelayanan kepolisian, serta berdialog ringan yang sarat pesan moral.

BACA JUGA :  Satlantas Polres Bone Wujudkan Kamseltibcarlantas di Watampone

Kegiatan ini bukan sekadar kunjungan formalitas. Namun, adalah cara lembut namun mendalam untuk menyentuh dimensi batin anak-anak: bahwa disiplin bukan tekanan, tapi kesadaran; bahwa tertib berlalu lintas bukan beban, melainkan bentuk kasih sayang terhadap sesama.

AKBP Sugeng Setyo Budi, S.I.K., M.Tr.Opsla, Kapolres Bone, melalui Kasat Lantas AKP H. Musmulyadi, S.Pd.I, menegaskan bahwa edukasi semacam ini adalah investasi peradaban.

BACA JUGA :  Satlantas Polres Bone Wujudkan Kamseltibcarlantas di Watampone

“Kami tidak sekadar mengenalkan rambu, tapi ingin menanamkan kebiasaan berpikir dan bertindak benar sejak usia dini. Karena disiplin di jalan raya sejatinya adalah bagian dari disiplin hidup,” ujar Musmulyadi.

Lebih dari itu, harapan besar dititipkan, agar anak-anak ini menjadi pengingat bagi orang tuanya. Mereka yang hari ini belajar mengenakan helm, kelak bisa menegur dengan santun siapa pun yang abai terhadap keselamatan.

BACA JUGA :  Satlantas Polres Bone Wujudkan Kamseltibcarlantas di Watampone

“Kami ingin membangun simpul antara kepolisian dan dunia anak-anak. Ketika anak merasa dekat dan nyaman dengan Polri, maka hukum tak lagi tampak sebagai ancaman, melainkan pelindung,” imbuhnya.

Kunjungan SDIT Bajoe hari ini, adalah cerita kecil tentang bagaimana negara hadir lewat edukasi polri yang menyentuh, menyemai harapan dalam tawa polos anak-anak, dan meletakkan batu bata pertama bagi masa depan bangsa yang lebih tertib, lebih sadar, dan lebih manusiawi. (*).