HIBURAN,–Di dasar Samudra Warna-Warni, tersembunyi sebuah kerajaan kecil bernama Cangkang Coklat, dihuni oleh bangsa kepiting pintar dan kreatif. Mereka dikenal sebagai para penemu bahan-bahan ajaib untuk membuat baju pelindung dari bahaya laut dalam, yang disebut Material Warna Coklat.
Material ini bukan sembarang bahan. Warnanya coklat seperti tahan arus ganas, tidak pudar meski diterpa arus lava laut, dan paling hebat, bisa berubah bentuk mengikuti gaya ombak di bibir pantai.
Namun, bahan ini sangat langka. Hanya dua kepiting di seluruh samudra yang tahu rahasianya: A.J si Ahli Jahit dan A.R si Ahli Rasa. Mereka bersahabat sejak muda, sama-sama mengenakan baju dari Material Warna Coklat, yang membuat mereka dijuluki “Si Baju Coklat” oleh para kepiting muda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Suatu hari, Raja Cangkang memanggil A.J dan A.R ke Balai Karang:
“Pakaianku mulai retak! Lautan menjadi lebih kejam dari biasanya. Hanya Material Coklat yang bisa menyelamatkan kerajaan. Tapi… kabarnya bahan itu telah menghilang.”
A.J mengusap janggut capitnya. “Kalau bahan itu hilang… berarti ada yang mencuri dari Gudang Lumpur Dalam!”
A.R mencium langit-langit. “Aku merasakan sesuatu. Ada emosi tidak stabil. Ada… rasa iri.”
A.J dan A.R pun memulai perjalanan ke dalam Lumpur Dalam, tempat penyimpanan Material Warna Coklat yang dijaga oleh makhluk lumpur tua bernama Kakek Keruh.
Namun saat mereka tiba, gudang kosong. Hanya tersisa sepotong kecil bahan yang mencicit seperti rumput laut kelaparan.
“Hanya ini yang tersisa,” kata Kakek Keruh sambil menggigil. “Seseorang… mengenakan baju tiruan! Ia menggunakannya untuk mengelabui penjaga”
A.R menutup mata. Ia merasakan jejak rasa: “Bukan sekadar iri… ini dendam. Ada kepiting yang dulu ditolak menjadi penjahit. Namanya… K.R, si Kepiting Remeh”
Di puncak Karang Guntur, A.J dan A.R menemukan K.R tengah mengenakan baju palsu Material Coklat. Tapi baju itu kasar, tak lentur, dan membuat tubuhnya tersiksa.
“Kalian pikir kalian yang paling hebat?” teriak K.R. “Aku bisa membuat versiku sendiri”
Namun saat badai laut datang, hanya baju asli dari A.J dan A.R yang bertahan. Baju tiruan meleleh, dan K.R hampir terseret arus.
A.R menyelamatkannya.
“Mengapa kau menolongku?” tanya K.R.
“Karena Material Coklat bukan hanya soal kekuatan,” jawab A.R lembut. “Ia menyatu dengan rasa. Baju ini lahir dari niat baik, bukan dendam.
K.R akhirnya diajak bergabung dalam tim penemu Material Coklat, setelah ia belajar dari A.R tentang merajut rasa dan dari A.J tentang merancang dengan hati.
Kini, semua kepiting di Cangkang Coklat belajar bahwa kekuatan sejati dari Material Coklat bukan hanya dari bahan, melainkan dari niat, rasa, dan kebersamaan.
Dan sejak hari itu, A.J dan A.R tetap dikenal sebagai Si Baju Coklat, bukan karena baju mereka, tapi karena mereka mampu menjahit hati, bukan hanya cangkang.
(Bersambung).
