MEDAN, INSERTRAKYAT.com –
Doa adalah ikrar tertinggi manusia kepada Allah. Melalui doa, manusia mengakui bahwa segala kekuatan dunia tidak pernah lebih besar dari kehendak-Nya. Ahad, (7/9/2025). Doa juga bagian dari pernyataan iman bahwa Allah adalah pengatur dan penguasa kehidupan.
Pesan ini mengemuka dalam kegiatan Al-Washliyah Bermunajat yang digelar Pengurus Wilayah (PW) Al-Washliyah Sumatera Utara. Acara bertema Untuk Sumatera Utara yang Aman dan Damai ini berlangsung pada Sabtu (6/9) malam di Kantor PW Al-Washliyah Sumut, Jalan Sisingamangaraja, Pasar Merah Barat, Kecamatan Medan Kota.
Kegiatan religius ini dipimpin langsung Ketua PW Al-Washliyah Sumut, Dr. H. Dedi Iskandar Batubara, S.Sos, SH, MH, MSP, didampingi Sekretaris PW, H. Alim Nur Nasution, SE, serta Bendahara, H. Dedi Iskandar, SE. Hadir pula Wakil Ketua I PW Al-Washliyah Sumut yang juga Bupati Batubara, H. Baharuddin Siagian, SH, M.Si.
Acara diikuti sekitar 500 peserta, terdiri dari ulama, kader, tokoh masyarakat, aktivis, dan warga Al-Washliyah. Mereka bersatu dalam zikir, tilawah, munajat, dan doa bersama. Semua dilakukan dengan niat tulus demi kemaslahatan Sumatera Utara, bangsa Indonesia, serta dunia Islam.
Dalam sambutannya, Dedi Iskandar menegaskan bahwa doa adalah jalan perubahan. Menurutnya, manusia bisa berikhtiar dengan berbagai cara, tetapi tanpa doa, ikhtiar menjadi kering dan kehilangan arah.
“Doa adalah energi spiritual yang meneguhkan langkah bangsa. Dengan doa, kita percaya Allah akan membimbing dan menolong kita melewati tantangan,” kata Dedi Iskandar
Beliau menambahkan, bangsa Indonesia sedang menghadapi berbagai ujian. Mulai dari persoalan ekonomi, politik, hingga tantangan menjaga persatuan. Semua membutuhkan perhatian dan perbaikan dari seluruh anak bangsa.
“Kita perlu introspeksi, bagaimana mengelola bangsa ini dengan baik. Bagaimana mengurus umat, bagaimana menjaga persaudaraan. Dengan doa, insyaallah semua dimudahkan,” Imbuhnya.
Selain mendoakan bangsa, peserta juga memanjatkan doa khusus untuk rakyat Palestina. Dedi Iskandar menyebut, penderitaan Palestina adalah luka dunia Islam yang tidak boleh diabaikan.
“Doa kita panjatkan untuk saudara-saudara di Palestina. Mereka menginginkan kemerdekaan atas tanah air dan bangsanya. Doa kita menjadi bagian dari solidaritas umat Islam,” ungkapnya.
Suasana haru menyelimuti ruangan ketika doa untuk Palestina dipanjatkan. Air mata sebagian jamaah jatuh, menandakan empati yang dalam atas penderitaan rakyat di tanah suci itu.
Dedi juga menyampaikan pandangan penting tentang demokrasi dan kebebasan berpendapat. Menurutnya, sebagai bangsa demokratis, masyarakat berhak menyampaikan kritik terhadap pemerintah.
Namun, kritik harus dilakukan dengan etika dan tanggung jawab. “Silakan lakukan aksi di lapangan. Silakan bersuara melalui media sosial. Tapi ingat, jaga lisan dan tulisan. Jangan sampai menimbulkan masalah hukum,” pesannya.
Baginya, kritik bukan bentuk permusuhan, melainkan tanda cinta terhadap tanah air. Kritik yang sehat dapat membantu pemerintah memperbaiki kebijakan.
“Kritik kepada pemerintah adalah cara kita mencintai bangsa ini. Kita ingin memastikan negara ini tetap baik. Mari kita doakan Presiden Prabowo agar mampu memimpin bangsa dengan bijak,” tegasnya.
Dalam situasi sosial yang kadang tegang, Dedi mengajak warga Al-Washliyah tetap menjaga kondusivitas. Ia menegaskan bahwa hingga kini, warga Al-Washliyah tidak pernah terlibat benturan hukum di tengah gelombang aksi unjuk rasa yang terjadi.
“Marilah kita tetap menjaga suasana kondusif demi kelancaran aktivitas sehari-hari. Jangan sampai perbedaan pandangan membuat kita kehilangan persaudaraan,” katanya.
Pesan ini sejalan dengan nilai-nilai Al-Washliyah yang menekankan harmoni, ukhuwah, dan cinta damai.
Acara Al-Washliyah Bermunajat dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustaz Fahrul. Suasana hening menyelimuti ruangan saat lantunan ayat terdengar.
Setelah itu, jamaah larut dalam zikir bersama yang dipimpin oleh ustaz yang sama. Zikir menjadi sarana pembersihan hati, mengingat Allah dalam setiap tarikan napas.
Dilanjutkan dengan munajat dan doa untuk kedamaian Sumatera Utara yang dipimpin Ustaz Muhammad Nasir. Doa dipanjatkan agar Allah menjaga keamanan, ketenteraman, dan kesejahteraan masyarakat.
Usai doa, jamaah melaksanakan salat isya berjamaah. Kegiatan kemudian diselingi pemberian 500 paket sembako kepada pimpinan cabang Al-Washliyah dan masyarakat Kota Medan.
Acara ditutup dengan makan malam bersama, menegaskan nilai kebersamaan yang dijunjung tinggi organisasi ini.
Kegiatan ini juga mendapat perhatian berbagai pihak. Tampak hadir:
- Perwakilan Pangdam I/BB, Mayor Inf. Hary Susilo.
- Perwakilan Kemenag Sumut, Muksin Batubara.
- Perwakilan MUI Sumut, Abdul Hamid Ritonga.
- Rektor Univa Sumut, Prof. Dr. Syaiful Akhyar Lubis.
- Ketua Muslimat Al-Washliyah Sumut, Hj. Zahro Baity, MA.
- Ketua IGDA Sumut, Drs. H. Ahmad Yani, M.Pd.
- Ketua ISARAH Sumut, Abdul Thaib Siahaan, ST, M.Ikom.
- Ketua GPA Sumut, Nurul Yakin Sitorus.
- Ketua APA Sumut, Dra. Hj. Azizah, M.Pd.
- Ketua HIMMAH Sumut, Kamaluddin Nazuli Siregar.
- Ketua IPA Sumut, Muhammad Amril Harahap.
- Ketua Amal Sosial Al-Washliyah.
- Wakil Ketua Dewan Fatwa Al-Washliyah Sumut.
- Pengurus tingkat kecamatan se-Kota Medan.
- Masyarakat dan tamu undangan lainnya.
Kehadiran berbagai tokoh ini menegaskan bahwa kegiatan bermunajat bukan hanya agenda internal organisasi, melainkan momentum kebersamaan seluruh elemen umat.
Doa yang dipanjatkan malam itu bukan sekadar ritual. Doa menjadi energi moral dan spiritual. Dalam perspektif agama, doa adalah senjata mukmin. Dalam perspektif sosial, doa adalah pengikat persaudaraan.
Dengan bermunajat, umat meneguhkan keyakinan bahwa segala persoalan bangsa hanya dapat diatasi dengan pertolongan Allah. Sebesar apapun ikhtiar politik, ekonomi, dan sosial, tanpa doa semuanya tidak bermakna.
Kegiatan Al-Washliyah Bermunajat mengandung nilai religius dan pesan moral yang mendalam:
- Ketundukan kepada Allah. Doa adalah pengakuan bahwa Allah Maha Kuasa.
- Solidaritas umat. Doa untuk Palestina menunjukkan kepedulian lintas batas.
- Demokrasi beradab. Kritik boleh, tetapi tetap santun dan beretika.
- Kondusivitas sosial. Persaudaraan harus dijaga di tengah perbedaan.
- Kepedulian sosial. Pemberian sembako menjadi bukti perhatian kepada sesama.
Sebagai organisasi Islam, Al-Washliyah memiliki peran strategis. Selain bergerak di bidang pendidikan dan dakwah, Al-Washliyah aktif dalam kegiatan sosial.
Dengan jaringan yang luas, organisasi ini mampu menjadi wadah aspirasi umat. Kehadiran tokoh-tokoh akademik, ulama, dan masyarakat dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa Al-Washliyah tetap relevan dan dipercaya umat.
Pesan paling penting dari kegiatan ini adalah doa untuk pemimpin. Dalam pandangan Islam, pemimpin adalah amanah. Rakyat berkewajiban mendoakan agar pemimpin selalu diberi kekuatan dan kebijaksanaan.
Doa untuk Presiden Prabowo menjadi wujud nyata bahwa rakyat berharap kepemimpinan dijalankan dengan adil, bijak, dan membawa keberkahan.
Al-Washliyah percaya, doa bukan hanya ibadah personal. Doa adalah kekuatan kolektif bangsa. Dengan doa, umat bisa menghadirkan suasana batin yang lebih damai, sehingga langkah menuju masa depan lebih terarah.
“Mari kita yakini, dengan bermunajat Indonesia akan semakin baik ke depan,” tegas Dedi Iskandar menutup sambutannya.
Kegiatan Al-Washliyah Bermunajat di Medan bukan sekadar agenda organisasi. Ia adalah refleksi iman, energi spiritual, sekaligus ajakan moral untuk bangsa.
Doa menjadi jembatan antara ikhtiar manusia dan pertolongan Allah. Dengan doa, rakyat berharap Indonesia tetap damai, Sumatera Utara terjaga, Palestina merdeka, dan umat Islam semakin kuat.
Acara ini juga meneguhkan pesan bahwa kritik kepada pemerintah adalah tanda cinta tanah air, bukan bentuk permusuhan. Semua harus dilakukan dengan santun, beretika, dan tetap menjaga kondusivitas.
Akhirnya, kegiatan ini menegaskan bahwa doa bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk bangsa, negara, bahkan dunia.
Al-Washliyah melalui munajatnya meneguhkan keyakinan untuk Indonesia semakin baik, dimana rakyatnya tidak lelah berdoa, berzikir, dan menjaga persaudaraan.***