INSERTRAKYAT.COM, SINJAI — Puluhan warga Dusun Batu Massompo dan Dusun Balang, Desa Barambang, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, bergotong royong memperbaiki jembatan bambu penghubung antar dusun, Minggu, 20 Juli 2025.

Jembatan sepanjang 18 meter itu sudah digunakan warga selama puluhan tahun. Kondisinya rusak akibat usia dan cuaca. Akses ini penting karena menjadi penghubung utama warga dua dusun dalam aktivitas harian.

Sedikitnya 70 orang hadir dalam kerja bakti. Mereka terdiri dari warga dua dusun, tokoh masyarakat, RT, RW, kepala dusun, hingga imam dusun. Tidak terlihat keterlibatan unsur TNI maupun Polri (Babinsa dan Bhabinkamtibmas).

“Kegiatan tadi itu swadaya warga,” ungkap Muhammad Ansar salah satu warga yang ikut memperbaiki jembatan tersebut. Menurutnya, jembatan ini sangat penting karena dilalui anak-anak sekolah, guru, ibu-ibu ke pasar, dan para petani setiap hari. Meski banyak diandalkan, jembatan bambu tersebut belum pernah mendapat perhatian dari pemerintah daerah.

BACA JUGA :  Breaking News: Warga Desa Bonto Gotong Royong Perbaiki Jalan dan Kampanye Anti-Hoaks

“Sudah puluhan tahun begini. Harapan kami, bisa diperbaiki permanen dengan bahan cor beton. Supaya lebih aman dan tahan lama,” lanjut Ansar.

Kerja bakti dilakukan secara gotong royong, mulai dari memperkuat struktur bambu, mengganti bagian lapuk, dan mengikat ulang tali penopang. Peralatan yang digunakan pun sederhana, berasal dari rumah masing-masing.

Warga menyadari betul, meski hanya infrastruktur desa, jembatan ini memiliki peran vital. Jika rusak parah, bukan hanya aktivitas ekonomi yang terganggu, tapi juga akses pendidikan dan keselamatan anak-anak terancam.

BACA JUGA :  Bersama Kades, Babinsa, KKN Unhas dan Warga Sinjai Gotong Royong Perbaikan Jalan, Benarkah Menuju Tambang Emas?

“Kalau hujan deras, licin dan sangat berbahaya. Bisa jatuh,” ujarnya.

Warga berharap kerja bakti warga ini mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat.

Tidak hanya warga, ketua RT dan RW turut memberi semangat dalam proses gotong royong. Mereka menekankan bahwa perbaikan infrastruktur harus menjadi prioritas dalam pembangunan desa.

Kendati demikian, absennya kehadiran Babinsa dan Bhabinkamtibmas dalam kegiatan warga ini juga menjadi catatan tersendiri. Padahal, selama ini keduanya dikenal aktif mendampingi masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial. Semoga ke depan ada sinergi yang lebih kuat. Pasalnya kata rakyat, kalau TNI-Polri hadir, pasti lebih semarak dan lebih semangat.

BACA JUGA :  Kejaksaan RI Peduli Korban Banjir: Jaksa Agung Sanitiar Burhanudin Salurkan Bantuan

Lantas, (20/7), semangat gotong royong warga tetap menyala. Keterbatasan tidak membuat mereka galau. Namun demikian Masyarakat berharap agar pemerintah kedepannya memberikan perhatian serius.

“Kami kuat kalau kerjasama (gotong royong,-red). Tapi kami tidak bisa menyediakan material sendiri untuk bangun jembatan permanen,” kata warga. Dengan kondisi seperti ini, masyarakat berharap agar jembatan penghubung dua dusun itu bisa masuk dalam program pembangunan infrastruktur desa tahun anggaran 2026 mendatang. “Kalau pemerintah bisa bantu semen dan besi, warga siap kerja bakti lagi,” pungkas Ansar.


(S/Insertrakyat.com).