BULUKUMBA INSERT RAKYAT— Sekolah Dasar Negeri 344 Alorang di Kelurahan Tanuntung, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba, sempat ditutup dengan dipasangi pagar untuk pembatasan aktivitas pada area tertentu. Alasannya, bangunan sekolah dinilai membahayakan keselamatan siswa. Senin, (14/7) siang hari.
Penutupan dilakukan oleh Masyarakat selaku orang Siswa dan Lembaga Gerakan Intelektual Satu Komando (GISK). Ketua Umum GISK, Andi Riyal, menyatakan bahwa kondisi sekolah telah rusak parah sejak empat tahun lalu. “Kita ambil tindakan karena sekolah sudah tak layak pakai, dan sudah membahayakan nyawa anak-anak, dan tidak ada perbaikan sama sekali,” kata Riyal, Senin (14/7).

Riyal menyebut penutupan hanya bersifat sementara dan hanya untuk area yang rawan ambruk. Pemasangan pagar dilakukan untuk menghindari kecelakaan saat proses belajar mengajar.
Menurut Riyal, kondisi sekolah sangat memprihatinkan, atap dan plafon mulai runtuh, terutama saat angin kencang melanda. Ia menyatakan telah memindahkan para siswa sebelum insiden plafon ambruk terjadi.
“Kami bukan preman. Ini tindakan peduli. Justru kami lindungi anak-anak dari bahaya runtuhan plafon,” tegasnya.

Penutupan SD 344 Alorang memicu tanggapan dari Dinas Pendidikan Bulukumba, Pemerintah Kecamatan Herlang, dan unsur keamanan. Mereka dikabarkan dalam dugaan telah mendatangi lokasi dan meminta agar pagar penghalang yang telah dipasang pada area bangunan yang mengalami kerusakan agar segera dibuka.
Menanggapi hal tersebut, Andi Riyal menyebut bahwa penutup dilakukan karena kekewatiran terhadap hal yang tidak diinginkan dapat menimpah anak sekolah. “Kalau sekolah ini masih layak dan kami tutup, itu baru bisa disebut premanisme. Tapi ini atap sekolah sudah rusak, justru demi keselamatan,” ujar Riyal.
Riyal menyayangkan pihak yang malah mencabut pagar pelindung yang telah dipasang. Sebab, menurutnya, membiarkan anak-anak bermain di area yang berisiko sama saja dengan mengabaikan keselamatan mereka.
Andi Riyal menyampaikan bahwa beberapa saat setelah penutupan dilakukan, angin kencang datang dan plafon di ruang belajar ambruk. Untungnya, siswa telah lebih dahulu dipindahkan. “Kami semua jadi saksi, plafon benar-benar jatuh ke lantai. Bayangkan jika anak-anak masih berada di dalam,” Imbuhnya.
Riyal menegaskan bahwa aksi mereka justru menyelamatkan nyawa, bukan mengganggu aktivitas pendidikan. GISK juga mengaku aktif mencari solusi tempat belajar sementara. “Kami tidak melarang belajar. Kami hanya ingin lokasi yang layak dan aman untuk anak-anak,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Bulukumba, Andi Buyung, yang disebut ikut turun ke lokasi, melihat bahwa kondisi SD 344 Alorang memang rusak berat. Dinas akan mengusulkan perbaikan tahun ini untuk dikerjakan tahun depan atau 2026.
Dinas meminta masyarakat dan pihak sekolah ikut membantu mencegah hal-hal berbahaya sampai renovasi dilakukan.
Sebelumnya, GISK sudah beberapa kali menyuarakan keluhan terkait kondisi sekolah. Namun, janji perbaikan disebut tak kunjung terealisasi. Kini, setelah polemik mencuat, pemerintah kembali menjanjikan renovasi.
GISK berharap pemerintah lebih serius memperhatikan keselamatan peserta didik, bukan hanya reaktif saat muncul sorotan publik. “Kalau tak ada antisipasi lalu meyakinkan tak akan ada bahaya, itu sama saja menyepelekan risiko nyawa. Membiarkan anak bermain di tempat berbahaya, itu namanya hilangnya rasa peduli,” tutup Riyal.
Sementara itu, kembali dihubungi melalui sambungan daring via WhatsApp, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bulukumba tidak menjawab.
Sementara itu Kepala Sekolah SDN Alorang yang menjawab pertanyaan konfirmasi Insertrakyat.com tepat pukul 20.48 WITA Senin malam, menyebut dirinya tidak tahu menahu soal kejadian di sekolah nya. Ia mengatakan dirinya sempat ke kota Bulukumba untuk kontrol kesehatan. “Saya tidak tahu, karena saya dari kontrol kesehatan, tadi, jadi waktu pak kadis datang saya di kota Bulukumba,” ucapnya.
Lebih jauh ditanya terkait kerusakan pada bangunan sekolah tersebut. Ia tidak membantah. Malah, Kepala Sekolah SDN Alorang ini menyebut bahwa kerusakan sudah lama. “Sudah lama itu rusak,” tuturnya.
Hanya saja saat ditanya terkait perbaikan pada bangunan yang sedang rusak, ia mendadak menyudahi sambungan komunikasi, hingga sulit dijangkau kembali. Kadis pendidikan belum memberikan keterangan resminya.(Shr/S).