JAKARTA, INSERTRAKYAT.com
Presiden Prabowo Subianto menegaskan arah kebijakan swasembada nasional melalui reformasi besar di sektor pangan.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut penyederhanaan sistem distribusi pupuk dan pembangunan Insfratruktur jaringan irigasi sebagai terobosan penting.

“Dulu distribusinya rumit, melibatkan 12 menteri, 38 gubernur, dan 514 bupati. Sekarang sudah disederhanakan,” ujarnya usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Kamis kemarin.

Ia menegaskan, kelangkaan pupuk kini tak lagi terdengar. Petani di berbagai provinsi menyampaikan apresiasi atas kelancaran distribusi.

Pemerintah juga memperbaiki jaringan irigasi dua juta hektare melalui Inpres Nomor 2 Tahun 2025.

Program itu terintegrasi lintas provinsi dan kabupaten, dilengkapi akselerasi alat dan mesin pertanian, optimasi lahan, serta peningkatan kapasitas petani.

“Mimpi besar kita adalah menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia,” tegas Andi Amran di Jakarta.

Kendati demikian, pantauan Insertrakyat.com menunjukkan fakta berbeda di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Klaim terkait dengan perbaikan jaringan irigasi secara menyeluruh justru sebaliknya tidak ada terlihat, seperti di Jaringan irigasi Kalamisu.

Ironisnya, kerusakan pada jaringan irigasi persawahan itu tak kunjung diperbaiki oleh penerima pajak rakyat dalam hal ini Pemerintah Indonesia.

Jaringan irigasi Kalamisu itu yang menjadi sumber pengairan sawah di dua kecamatan, Sinjai Tengah dan Sinjai Timur, sudah puluhan tahun tak berfungsi.

Air tak mengalir ke lahan pertanian. Sawah-sawah mengering. Produktivitas petani anjlok hingga sebagian lahan berubah jadi semak belukar.

Masyarakat menyebut, kondisi itu akibat kurangnya perhatian pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian.

Untuk jajaran SKPD di Provinsi Sulawesi Selatan, berulang kali aspirasi disampaikan, namun tak kunjung direspons dengan perbaikan.

Bahkan, kata Masyarakat, kalau DPR Sinjai juga pernah berkomunikasi dengan pihak terkait di provinsi, namun memang birokrasi yang tak peduli.

Padahal, jaringan irigasi Kalamisu semestinya menjadi tulang punggung ketahanan pangan di wilayah Sinjai.

Jika berfungsi baik, sawah masyarakat di dua kecamatan itu mampu menopang program swasembada beras dan menyumbang ke jalur nasional.

Petani berharap reformasi pertanian era Mentan Amran dan Presiden Prabowo benar-benar menyentuh akar persoalan daerah.

Adakalanya, bukan hanya pada pupuk dan alat mesin, namun juga pada sistem pengairan yang selama ini mati suri.

Harapan kini tertuju pada sinergi kebijakan lintas kementerian.

Sebab tanpa air, mimpi besar menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia akan sulit tercapai di daerah seperti Sinjai.

BACA JUGA: Jaringan Irigasi Kalamisu Rusak Parah, Harap Menteri Lirik Derita Petani Sinjai

™ RAKYAT BOCORKAN PR BESAR MENTERI KABINET MERAH PUTIH DI SINJAI SULAWESI SELATAN

(*) 

Ikuti Saluran INSERTRAKYAT.COM
Ikuti Saluran INSERTRAKYAT.COM

Dukung jurnalis profesional Indonesia. Klik tombol di bawah untuk mengikuti saluran resmi dan bergabung ke grup WhatsApp.