INSERTRAKYAT.COM, PANGKEP, — Pajak tidak lagi dipandang kaku dan rumit. Lewat program Pajak Bertutur, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencoba mendekatkan dunia perpajakan ke ruang belajar generasi muda. Tahun ini, Kanwil DJP Sulselbartra memilih SMKN 7 Pangkep sebagai tuan rumah, (27/8/2025).
Program edukasi perpajakan ini dilaksanakan serentak secara nasional. Target utamanya adalah siswa sekolah menengah. Tujuannya jelas: menumbuhkan kesadaran sejak dini bahwa pajak bukan sekadar kewajiban, melainkan fondasi pembangunan bangsa.
Acara dibuka dengan laporan oleh Sigit Purnomo, Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Kanwil DJP Sulselbartra. Ia menegaskan, literasi pajak bagi pelajar merupakan investasi masa depan. Generasi Z, kata Sigit, harus memahami bahwa setiap rupiah pajak berkontribusi langsung terhadap fasilitas publik yang mereka nikmati.
Hal tersebut dipertegas oleh Kepala Kanwil DJP Sulselbartra, YFR Hermiyana. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa pajak adalah “urat nadi pembangunan”.
“Sekolah ini berdiri karena pajak. Jalan yang kalian lewati, fasilitas kesehatan, hingga layanan publik, semua terwujud berkat kontribusi masyarakat melalui pajak. Karena itu, jadilah generasi yang sadar pajak, yang kelak siap menjaga keberlanjutan bangsa,” ujar Hermiyana.
Pesan itu disambut antusias siswa. Bagi banyak pelajar, penjelasan sederhana namun menyentuh itu menjadi pengingat nyata bahwa pajak hadir di sekitar mereka.
Kepala SMKN 7 Pangkep, Drs. Muhammad Yani, M.Si., menilai kegiatan ini sangat relevan. Ia menyebut program Pajak Bertutur sebagai wahana pendidikan karakter. Nilai kepedulian, gotong royong, dan tanggung jawab sosial bisa disisipkan melalui materi pajak.
Sebagai bentuk dukungan, Kanwil DJP Sulselbartra menganugerahkan Edutax Award kepada SMKN 7 Pangkep. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Hermiyana kepada pihak sekolah.
Kegiatan makin lengkap dengan sesi “Dirjen Pajak Menyapa”. Melalui Zoom, Direktur Jenderal Pajak, Bimo Wijayanto, menyampaikan motivasi bagi siswa. Ia menekankan bahwa kesadaran pajak generasi muda adalah jaminan keberlanjutan penerimaan negara di masa depan.
“Jangan tunggu nanti bekerja baru mengenal pajak. Mulailah memahami sejak di bangku sekolah. Karena dengan pajak, kita bisa mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera,” tutur Bimo.
Materi utama Pajak Bertutur dibawakan Nurjihad Hasal, Penyuluh Pajak Kanwil DJP Sulselbartra. Dengan gaya interaktif, ia menyederhanakan konsep perpajakan yang sering dianggap sulit. Agar lebih segar, sesi dilengkapi games edukatif. Peserta diajak menjawab kuis, bermain peran, hingga simulasi sederhana bagaimana pajak bekerja.
Cara ini terbukti efektif. Siswa tampak aktif bertanya, bahkan sebagian berani memberikan contoh bagaimana pajak memengaruhi kehidupan mereka sehari-hari.
Kegiatan ditutup dengan antusiasme tinggi. Guru dan siswa menyatakan kegiatan ini membuka wawasan baru. Pajak tak lagi dipahami sekadar beban administrasi, melainkan instrumen kebersamaan.
Di tingkat pendidikan, literasi pajak bukan sekadar hafalan angka dan aturan. Ini harus ditanamkan sebagai budaya. Melalui Pajak Bertutur, DJP mencoba menghadirkan wajah pajak yang lebih ramah, edukatif, dan dekat dengan dunia pelajar.
Bagi siswa SMKN 7 Pangkep, pengalaman ini menjadi awal lahirnya generasi yang bukan hanya melek teknologi, tetapi juga melek pajak. (*).