Singgah Hidup di dunia ini adalah bagian dari episode perjalanan menuju keabadian di akhirat, tempat di mana setiap jejak langkah ditorehkan dengan narasi nafas titipan-Nya.
Sebelum detak jantung terhenti, ada kalanya hati dipenuhi bahagia, namun tak jarang kesedihan menyelimuti, membuat langkah terasa berat. Dalam derasnya ujian, di sanalah manusia (Hamba-Nya), mencari pegangan, sesuatu yang menenangkan hati dan menguatkan jiwa.
Surat Yasin adalah sinar dalam gelap, lentera yang menerangi hati yang gulana. Dalam setiap ayatnya, ada kelembutan kasih Ilahi yang menuntun hamba-Nya untuk kembali pada ketenangan, menyadari bahwa setiap ujian adalah panggilan-Nya agar semakin mendekat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Setiap kata dalam Surat Yasin adalah untaian cahaya yang tak akan redup. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa membaca Surat Yasin di pagi hari, maka segala urusannya akan dimudahkan hingga petang, dan barang siapa membacanya di petang hari, maka segala urusannya akan dimudahkan hingga pagi.” (HR. Ad-Darimi).
Betapa besar keutamaan yang terkandung dalam ayat-ayatnya, sebagai pengingat bagi mereka yang hatinya mulai lelah, sebagai pelipur bagi jiwa yang hampir menyerah.
Di dunia pendidikan, Surat Yasin adalah ilmu yang tak sekadar tertulis di dalam lembaran kitab, melainkan hikmah yang menghidupkan hati. Ilmu yang tidak hanya dipahami, tetapi juga dirasakan.
Bahkan mengajarkan keikhlasan dalam berjuang, ketulusan dalam memberi, dan kesabaran dalam menghadapi segala ujian. Sebagaimana air yang mengalir di tanah tandus, ilmu yang bersumber dari iman akan menjadi kehidupan yang tak hanya menghidupkan diri sendiri, tetapi juga mengalir dan menghidupkan banyak orang.
Anak-anak yatim, dengan mata mereka yang menyimpan cerita kesabaran, adalah titipan yang harus dijaga. Mereka bukan sekadar anak-anak tanpa ayah atau ibu, tetapi mereka adalah bunga yang Allah amanahkan kepada kita untuk disirami dengan kasih sayang.
Betapa indahnya bila tangan yang mengusap kepala mereka adalah tangan yang penuh cinta, betapa lapangnya dunia bagi mereka yang mendapatkan pelukan yang tulus.
Surat Yasin tidak sekadar mengajarkan untuk membaca, tetapi juga untuk meresapi, untuk menjadikan diri lebih berarti bagi mereka yang membutuhkan uluran kasih.
Ketika petang tiba dan langit mulai meredup, ke manakah cahaya siang pergi?. Apakah gelap akan membawa ketakutan, atau justru menjadi tempat perenungan?. Begitulah kehidupan, terkadang cahaya terasa menjauh, tetapi ia tak pernah benar-benar hilang.
Cahaya Yasin akan selalu ada bagi mereka yang mencari maknanya, menjadi pelita dalam sunyi, menjadi penghibur bagi mereka yang kehilangan. Seperti fajar yang setia menanti di balik malam, seperti janji Allah yang tak pernah ingkar, ayat-ayat suci ini akan selalu menjadi cahaya bagi jiwa-jiwa yang mendambakan ketenangan.
Untukmu “hati” yang haus akan kedamaian, biarkan ayat-ayat-Nya meresap dalam jiwamu, menghapus gundah, membimbing langkah. Dunia boleh berubah, namun kasih sayang Allah tak akan pernah sirna. Dalam setiap ayat-Nya, ada ketenteraman bagi mereka yang berserah, ada jalan bagi mereka yang senantiasa bersyukur.
Penulis : Supriadi Buraerah