Anak-anak yatim – Piatu, dengan mata mereka yang menyimpan cerita kesabaran, adalah titipan yang harus dijaga. Mereka tidak pernah memilih untuk memulai hidup dari bilik panti asuhan.

Anak – anak itu sama seperti kita semua, bukan sekadar anak-anak tanpa ayah atau ibu, tetapi mereka adalah bunga yang Allah amanahkan kepada kita untuk disirami dengan kasih sayang lewat “peduli”

Betapa indahnya bila tangan yang mengusap kepala mereka adalah tangan yang penuh cinta dan ketulusan.

Betapa lapangan nya dunia ketika mereka mendapatkan pelukan kasih yang hangat, dari anda yang sedang membaca tulisan ” Allah Maha Penyayang”.

Raba lubuk hati terdalam, tubuh yang singgah hidup di dunia ini telah, dan akan melanjutkan episode perjalanan menuju keabadian di akhirat, tempat di mana setiap jejak langkah ditorehkan dengan narasi nafas titipan-Nya.

Sebelum detak jantung terhenti, ada kalanya hati tetap dipenuhi bahagia.  namun tak dapat dipungkiri, ada kalanya kesedihan menyelimuti, membuat langkah terasa berat. Dalam derasnya ujian, di sanalah manusia (Hamba-Nya), mencari pegangan, sesuatu yang menenangkan hati dan menguatkan jiwa.

Surat Yasin adalah sinar dalam gelap, lentera yang menerangi hati yang gulana. Dalam setiap ayatnya, ada kelembutan kasih Ilahi yang menuntun hamba-Nya untuk kembali pada ketenangan, menyadari bahwa setiap ujian adalah panggilan-Nya agar semakin mendekat.

Setiap kata dalam Surat Yasin adalah untaian cahaya yang tak akan redup. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa membaca Surat Yasin di pagi hari, maka segala urusannya akan dimudahkan hingga petang, dan barang siapa membacanya di petang hari, maka segala urusannya akan dimudahkan hingga pagi.” (HR. Ad-Darimi).

Betapa besar keutamaan yang terkandung dalam ayat-ayatnya, sebagai pengingat bagi mereka yang hatinya mulai lelah, sebagai pelipur bagi jiwa yang hampir menyerah.

Di dunia pendidikan, Surat Yasin adalah ilmu yang tak sekadar tertulis di dalam lembaran kitab, melainkan hikmah yang menghidupkan hati. Ilmu yang tidak hanya dipahami, tetapi juga dirasakan.

Bahkan mengajarkan keikhlasan dalam berjuang, ketulusan dalam memberi, dan kesabaran dalam menghadapi segala ujian. Kadang diremehkan orang lain adalah cara Tuhan memberikan kekuatan untuk memperkuat kesabaran.

Ketika petang tiba dan langit mulai meredup, ke manakah cahaya siang pergi?. Apakah gelap akan membawa ketakutan, atau justru menjadi tempat perenungan?. Begitulah kehidupan, terkadang cahaya terasa menjauh, tetapi ia tak pernah benar-benar hilang. Pandang siapa yang memujimu dan mengapa ia melakukannya?. Pandang siapa yang meremehkan mu, dan mengapa engkau sebaiknya harus mengabaikan?. Pandang siapa yang menghormati mu, dan mengapa engkau layak dihormati?. Hukum dirimu jika engkau hanya hidup tanpa memberi manfaat bagi alam semesta.

Cahaya. Kalimat itu, terdengar meneduhkan. Di sana ada Cahaya di dalam “Yasin” di sana selalu ada Cahaya bagi mereka yang mencari maknanya, menjadikan pelita dalam sunyi, menjadi penghibur bagi mereka yang kehilangan senyuman di pagi hari.

Yasin, ayat-ayat suci ini akan selalu menjadi cahaya bagi jiwa-jiwa yang mendambakan ketenangan. Setiap 7 detik adalah cara Tuhan memberikan syarat. Mengapa.

Untukmu “hati” yang haus akan kedamaian, biarkan ayat-ayat-Nya meresap dalam jiwamu, menghapus gundah, membimbing langkah mu hingga akhir hayat.

Dunia boleh berubah, namun kasih sayang Allah tak akan pernah sirna. Dalam setiap ayat-Nya, ada ketenteraman bagi mereka yang berserah, ada jalan bagi mereka yang senantiasa bersyukur.

Tulisan ini boleh pergi dari kelopak mata, akan tetapi, senyuman yang tulus jangan pernah pergi dari wajahmu. Itu pesan Ibu mu.


Penulis : Supriadi Buraerah, Alumni Lembaga Pendidikan Wartawan Journalist Center Pekanbaru PJC Riau