Jakarta InsertRakyat.com – Pasca meluncurkan program Makan Bergizi Gratis untuk generasi penerus bangsa, kini Pemerintah Indonesia kembali menggulirkan gebrakan yang digadang-gadang berpotensi mengubah wajah perekonomian desa, ialah Koprasi Merah Putih.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyatakan dukungan penuh terhadap pembentukan Koperasi Desa (Kop Des) Merah Putih tersebut. Dia berharap agar desa menjadi pusat ekonomi yang mandiri dan berdaya saing.
“Untuk menjaga agar desa tidak terjadi urbanisasi dan desa menjadi sentra ekonomi penghasil produksi, yang menyumbang pertumbuhan ekonomi. Itu kira-kira harapan kita,” ujar Mendagri dalam pertemuan di Kantor Kementerian Koperasi (Kemenkop), Jakarta, Selasa (11/3/2025) kemarin. Para petinggi tampilan dengan penuh kegembiraan dan senirgitas.
Kop Des Merah Putih diharapkan menjadi tameng bagi petani dan pelaku usaha kecil di desa dari jeratan praktik curang yang selama ini menghisap keuntungan mereka. “Dan dapat memotong dari kesulitan yang mereka alami selama ini, [seperti] praktik dari tengkulak, rentenir, ijon, dan lain-lain, karena semua diambil alih oleh Kop Des Merah Putih ini,” jelasnya.
Selain menjadi benteng ekonomi rakyat, koperasi ini juga disiapkan sebagai jalur utama distribusi barang kebutuhan pokok di desa. Mulai dari obat-obatan generik dengan harga yang lebih ramah di kantong, hingga pupuk bersubsidi yang penyalurannya akan lebih tepat sasaran.
“Seperti misalnya apotek desa dengan obat generik [yang] harganya murah. Masyarakat tertolong, rakyat desa tertolong, murah obatnya. Dan pupuk misalnya, juga penyaluran pupuk bisa disalurkan melalui koperasi, sehingga tepat sasaran, yang subsidi terutama. Karena desa yang paling paham petani mana yang perlu subsidi, mana yang tidak,” tegasnya.
Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi tak kalah lantang dalam menyuarakan urgensi koperasi ini. Menurutnya, selama desa masih tertinggal dan kemiskinan merajalela, kemajuan Indonesia hanya akan menjadi ilusi belaka.
“Karena pembangunan ini, kemajuan Indonesia tidak ada artinya kalau desa-desa tidak maju. Kemampuan Indonesia, tidak ada artinya kalau masih banyak rakyat, khususnya di desa, yang miskin,” bunyi vonis Menteri Kaya- Raya, Budi Arie.
“Perlu diketahui, sampai saat ini pajak yang bersumber dari rakyat miskin digunakan untuk membayar gaji pejabat negara”.