Foto: Acara Maulid Nabi Muhammad SAW di gelar Polres Parepare. (Erwin-Insertrakyat.com). “Maulid Nabi menjadi momen untuk menggapai cahaya keteladanan dalam setiap langkah kehidupan. Sebuah kesempatan untuk menumbuhkan persaudaraan, memperdalam spiritualitas, dan mengingat bahwa akhlak luhur adalah warisan paling abadi yang harus dijaga umat sepanjang masa.”



PAREPARE, INSERTRAKYAT.com– Di tengah kesibukan kehidupan sehari-hari, gema Maulid Nabi Muhammad SAW kembali mengingatkan umat muslim akan cahaya teladan beliau. Sejak tahun kedua Hijriah, masyarakat muslim Arab telah merayakan kelahiran Nabi SAW. Beberapa sumber menegaskan, tradisi itu menelusuri jejak sejarah hingga dinasti Fatimiyah dan masa Salahudin Al-Ayyubi. Ahmad Tsauri dalam buku “Sejarah Maulid Nabi” (2015) menyebutkan kitab “Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa” sebagai catatan awal perayaan ini.

BACA JUGA :  Sat Lantas Polres Aceh Selatan Amankan Jalan Sehat Hut Bhayangkara Ke-79

Khaizuran, istri Khalifah al-Mahdi dan ibu para pemimpin besar, memerintahkan penduduk Madinah dan Mekah merayakan Maulid di rumah dan masjid. Tujuannya jelas: agar teladan, ajaran, dan kepemimpinan Nabi SAW tetap hidup dalam sanubari umat. Sebagian besar ulama sepakat, Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah (570 M), tanggal yang kini dikenang dengan penuh khidmat.

Di Nusantara, Maulid Nabi SAW menjadi pesta spiritual yang memikat. Di Jawa, umat membaca manakib Nabi dari kitab-kitab suci, lalu duduk bersama menyantap hidangan hasil gotong royong. Di keraton, perayaan dikenal sebagai Grebeg Mulud. Di Sulawesi Selatan, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW [Maudu Lompoa] meneguhkan semangat kolektif; replika perahu Pinisi dihias kain sarung, diarak di tepi sungai, disertai denting gendang Gandra Bulo. Tradisi ini menyiratkan sejarah masuknya Islam di Sulawesi Selatan melalui pedagang Arab, dan meneguhkan makna persaudaraan yang tak lekang oleh waktu.

BACA JUGA :  Pemenang Tarik Tambang di Meja Berwarna Emas Bertepuk Sebelah Tangan

Polres Parepare mengambil peran penting dalam memaknai momen ini. Kamis (11/9/2025), pukul 08.00–09.15 Wita, Masjid Mujahid Baiturrahim di Jalan M. Kurdi, Kelurahan Ujung Baru, menjadi saksi kehangatan dan khidmatnya peringatan Maulid. Kapolres AKBP Indra Waspada Yuda, Wakapolres Kompol Saharuddin, pejabat utama polres, ratusan personel, serta Bhayangkari Cabang Parepare hadir, menyatu dalam doa dan refleksi spiritual.

Dalam sambutannya, Kapolres menekankan, “Mari teladani tuntunan hidup yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Jadikan pedoman dalam mengabdi pada masyarakat. Wujudkan Polri Presisi yang hadir memberi rasa aman.” Kata-kata ini bukan sekadar seruan formal, tapi panggilan hati untuk menghidupkan akhlak Rasulullah dalam tugas dan kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA :  Pemdes Kalobba Gelar Tes Calon Kadus

Acara semakin bermakna dengan tausiah dari Dr. Khayadi. Selama 75 menit, ia menuturkan hikmah akhlak Nabi; mulai dari keluarga, sesama muslim, hingga pengabdian sebagai abdi negara. Para peserta terhanyut dalam pesan yang disampaikan; senyum dan tawa hangat menyelimuti masjid, namun setiap kata menancap dalam hati.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Polres Parepare adalah bagian dari spiritual dan profesionalisme, menguatkan akhlak personel Polri, sekaligus menumbuhkan kepedulian sosial. Dengan sejarah Maulid, tradisi lokal seperti Maudu Lompoa, dan tausiah sarat hikmah, masyarakat diajak merenung, belajar, dan meneladani Rasulullah SAW.

(Erwin|Editor : Supriadi Buraerah)

TERBARU

PILIHAN