Bulukumba, ImsertRakyat.com —
Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Kajang tengah menyiapkan pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS).
Pelaksanaan UAS tahun ajaran 2025/2026 ini dipusatkan di sekolah, tanpa hambatan.
Ujian akan diikuti oleh Siswa – Siswi kelas X (sepuluh) dan kelas XI (Sebelas), dengan rincian Siswa Kelas X sebanyak 295 dan Kelas XI sebanyak 300 orang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal tersebut diutarakan Kepala Satuan Pendidikan SMAN 5 Kajang, Amran saat berbicara dengan InsertRakyat.com, hari ini, pukul 16.31 WITA.
Menurut Amran, kegiatan UAS dimulai pada Senin, 26 Mei. “UAS di laksanakan selama 6 hari,” imbuh Amran.
Amran berharap agar Siswa – Siswi lebih fokus untuk memantapkan persiapan UAS. Ia menghimbau kepada Siswanya untuk meningkatkan aktivitas belajar.
“Sangat diharapkan agar Siswa – Siswi lebih meningkatkan aktivitas belajar, baik di ruangan kelas, dan terlebih di rumah masing – masing,” ujarnya.
Orang tua Siswa, kata Amran, sangat diharapkan agar memberikan dukungan penuh kepada anak dan sekolah. “Semoga UAS dapat kembali dilaksanakan dengan lancar seperti UAS di tahun ajaran sebelumnya,” harap Amran.
Amran menyebutkan hasil dari nilai UAS adalah penentu kenaikan kelas bagi 595 Siswa Kelas X dan XI termasuk dua orang siswi yang diduga terlibat dalam insiden 9 Mei.
Ia juga tak menapik adanya dua orang Siswi yang saat ini sedang berurusan dengan hukum di Mapolres Bulukumba atas insiden tersebut.
Amran lantas mengingatkan dengan tegas, agar orang tua siswi dapat memikirkan aktivitas pendidikan anak masing – masing.
Mengingat pelaksanaan UAS tinggal terhitung kurang lebih 10 hari, kedepan.
Kedua Siswi yang hendak ditulis jati dirinya itu sempat terlibat dugaan perkelahian di Sekolah SMA Negeri 5 Kajang.
Insiden tersebut terjadi pekan lalu. Mulanya, Kata Amran, dua siswi tersebut diduga saling ejek. Dari hal sepele tersebut berujung perkelahian hingga berbuntut berproses hukum di Mapolres Bulukumba.
Saat ini, menurut Amran, dua siswi tersebut diberikan kebijakan dengan catatan izin, atau tidak mengikuti aktivitas belajar di sekolah. Namun ia memastikan bahwa dua siswi tersebut tetap dapat mengikuti UAS. “Tetap dijamin dapat mengikuti UAS,” ucapnya.
Menurut Amran, Izin itu diberikan atas berbagai faktor dan pertimbangan secara matang oleh pihak sekolah. “Kita sangat menjaga psikologi masing – masing anak, nah, ketika anak didik berurusan dengan hukum, terus posisi anak sedang di sekolah, kemudian tiba – tiba mereka dipanggil untuk memberikan keterangan di Polres, tentu ini bisa menimbulkan pandangan dan persepsi negatif yang dapat berdampak pada citra anak dan psikis anak,” ujarnya.
Amran menegaskan agar persoalan tersebut dapat diselesaikan. Ia berharap agar kedua anak yang terlibat dalam perseteruan tersebut dapat melakukan aktivitas belajar di sekolah tanpa ada tekanan apa pun, termasuk urusan hukum dalam kasus apa pun.
Dirinya juga menyayangkan kejadian tersebut berbuntut panjang, karena ada pihak yang melaporkan ke Polres Bulukumba.
Meskipun, kata Amran, ia menyadari hak Masyarakat atas hukum yang berlaku. Menurut dia, semua individu berhak menggunakan jalur hukum atas sebuah penyelesaian permasalahan. Namun masih ada jalur yang lebih baik demi Kepentingan pendidikan anak, ialah jalur damai.
Dalam pada itu, (seandainya damai,-red), Amran mengatakan bahwa, yang menjadi pertimbangan adalah UAS yang sebentar lagi akan diikuti oleh dua siswi tersebut.
Amran menjelaskan, bahwa sebelumnya, baik unsur pemerintah setempat dan pihak Sekolah SMA Negeri 5 Kajang telah berupaya aktif melakukan upaya agar kedua belah pihak dari masing-masing anak dapat berdamai.
Namun kesepakatan damai belum tercapai. Tak lama kemudian laporan masuk ke Mapolres Bulukumba.
“Setelah kejadian itu (dugaan perkelahian,-red), terjadi, dua orang kepala dusun diutus oleh Kepala Desa, Syarifuddin ke sekolah. Mereka kordinasi dengan guru BK, untuk menengahi persoalan yang terjadi, agar kesepakatan damai dapat tercapai, namun ada salah satu pihak yang belum bersedia berdamai, malahan melaporkan ke Polres Bulukumba,” jelas Amran.
Mengenai dengan laporan di Mapolres Bulukumba, Amran menuturkan bahwa, kabarnya masih berproses. “Masih berproses karena belum ada kesepakatan damai dari masing-masing pihak,” tuturnya.
Sebelumnya saat dikonfirmasi Insertrakyat.com, pada 9 Mei, Amran menyatakan bahwa pihaknya akan mendamaikan kedua siswi tersebut yang akan dilaksanakan di sekolah. Ia juga membantah adanya informasi terkait dugaan penganiayaan. Menurutnya yang terjadi adalah perkelahian antar siswi yang melibatkan dua orang.
Kendati demikian saat ditanya terkait upaya mendamaikan kedua siswi di sekolah sesuai dengan jadwal tersebut. Amran menyatakan bahwa pertemuan tersebut tidak dilaksanakan.
“Kita sudah jadwalkan untuk dua siswi didamaikan di sekolah. Upaya mediasi rencana pada Rabu 14 Mei, namun ternyata tidak dapat dilakukan karena terperoses di polres. Untuk perdamaian masing – masing orang tua, kita (pihak sekolah,-red) serahkan sepenuhnya kepada pemerintah setempat,” pungkasnya.
Saat insiden tersebut terjadi, Amran sedang berada pada suatu kegiatan formal di Kantor Cabang Dinas Pendidikan yang terletak di Kota Bulukumba. “Saat itu saya sedang mengikuti kegiatan pertemuan di Kantor Ca Disdik di Bulukumba,” ujarnya.
“Saya dapat info dari salah satu guru dan guru BK melalui sambungan telepon, setelah sholat Jum’at. Setelah saya tanyakan kepada Guru dan siswa yang melihat kejadiannya. Diketahuilah bahwa tidak ada penganiayaan, tapi perkelahian yang diawali dengan saling ejek (masalah sepele),” ungkapnya.
Amran mengungkapkan, dalam insiden tersebut, salah satunya sempat masuk puskesmas. “Ia ditangani oleh Puskesmas Kajang, tapi terakhir setelah dijenguk oleh pihak sekolah, kondisi kesehatan siswi itu berangsur membaik, dan saat ini sudah pulang ke rumahnya,” ungkapnya.
Untuk luka kata Amran tidak ada luka serius, karena dalam insiden itu keduanya masing- masing tangan kosong. “Informasi yang saya dapat, saat kejadian tidak ada benda yang digunakan oleh dua siswi,” pungkasnya.
Dapat diketahui bersama jumlah Siswa Sekolah SMA Negeri 5 Kajang kurang lebih sebanyak 800 orang, mereka didik oleh SDM unggul meliputi tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah kurang lebih 60 orang.
Diberitakan sebelumnya terkait dua orang siswi terlibat Insiden, berikut selengkapnya: 1 Siswa Masuk Puskesmas, Kepala Sekolah SMA 5 Kajang Bantah Penganiayaan
Penulis : Supriadi
Editor : Bahtiar
Sumber Berita : Insertrakyat.com