ACEH, INSERTRAKYAT.COM — Statistik yang memuat angka pengangguran muda Aceh, “jangan lesu”, pasalnya ada secercah terang dari ruang kerja Ketua Fraksi Partai NasDem DPR Aceh, Nurchalis SP MSi, kabar gembira ini sedang dielus-elus generasi penerus bangsa di kota Serambi Mekah sebutan istimewa daerah kelahiran Surya Paloh.
Hari Rabu,(30/4/2025), Nurchalis SP MSi, menerima audiensi dari Yayasan Aceh Bergerak, sebuah komunitas muda yang tak hendak menunggu keajaiban, melainkan menciptakannya lewat jalur intelektual, elegan dan gerakan yang membidik manfaat program ekonomi kreatif, pada era Prabowo Subianto.
Kaum muda berbakat sangat berharap P
pertemuan itu “bukan basa-basi politik”. Namun ada tekad untuk merumuskan ulang relasi antara politik dan masa depan kreatif Aceh.
Lantas, Politikus, Nurchalis menyampaikan dukungan terbuka, kata dia, bukan dalam bentuk janji kosong, tapi lewat tantangan yang bertengger di kelopak dunia perfilman.
Nurchalis bahkan meminta Aceh Bergerak untuk memproduksi film animasi tentang Surya Paloh.
Menurutnya, Surya Paloh adalah tokoh asal Aceh yang telah menggoreskan namanya di panggung nasional melalui jalur Partai Politik. “NasDem”.
“Saya ingin komunitas ini tidak hanya kreatif, tapi juga historis. Kita butuh generasi yang bisa menarasikan kejayaan dengan cara baru, dengan bahasa visual dan digital,” kata Nurchalis dengan mantap, seperti dikutip Jurnalis Insertrakyat.com, Rifqi, pada, Rabu (30/4).
Mengupas sedikit dari banyaknya polemik Sosial di Aceh. Dimana diketahui bersama, Aceh sedang tidak baik-baik saja dalam urusan ekonomi.
Selain itu, lapangan kerja menipis. Padahal kreativitas melimpah, namun realitanya tanpa panggung.
Untuk itulah, di tengah stagnasi ini, Aceh Bergerak hadir dengan portofolio yang tidak main-main, mulai dari pelatihan konten kreator, produksi film, program podcast, hingga inisiatif “Gampong Film” yang menjadikan kampung sebagai pusat produksi ide, kian digagas secara berkelanjutan.
Eva Hazmaini, Ketua Yayasan Aceh Bergerak, tidak datang membawa tamparan keras terhadap kinerja Legislatif, bahkan ia tidak menentang proposal, melainkan ia mengulas rekam jejak secara komprehensif.
“Aceh Bergerak (Kami,-red), butuh keberpihakan dalam kebijakan. Sudah saatnya qanun mendengar suara kreator, bukan hanya investor,” tutur Eva Hazmaini.
Sementara di luar gedung dewan yang terhormat (wakil rakyat), anak-anak muda terus berkarya dengan kamera dan naskah. Mereka tahu, di negeri yang terlalu lama bergantung pada bantuan dan proyek, satu-satunya harapan nyata adalah keberanian untuk menciptakan sendiri masa depan. Mereka berharap “Moga – moga Akan ada Mukjizat”.
Kendati demikian, Audiensi tersebut, ditindaklanjuti dengan serius, bisa menjadi titik balik relasi antara parlemen dan generasi digital. B
“Fraksi NasDem membuka ruang, kini tinggal publik yang mengawasi,” pungkas, Nurchalis (Dewan, Fraksi NasDem).