TASIKMALAYA, INSERTRAKYAT.com– Daerah Tasikmalaya tetap kokoh dengan karakter budayanya. Kota ini menjaga warisan tradisi melalui karya tangan masyarakat seperti bordir, batik, dan payung kertas khas yang dikenal sebagai Payung Geulis. Di tengah derasnya arus globalisasi, identitas lokal tersebut menjadi kekuatan ekonomi kreatif yang terus tumbuh dan bertahan.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) III, Akhmad Wiyagus menegaskan hal itu saat menghadiri Peringatan Hari Ulang Tahun ke-24 Kota Tasikmalaya di Bale Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (17/10/2025).

Wiyagus menilai, keuletan warga dalam mempertahankan budaya lokal menunjukkan kemampuan beradaptasi terhadap pasar modern tanpa kehilangan akar tradisi.
“Tasikmalaya tetap kokoh dengan karakter budayanya; bordir, payung kertas (Payung Geulis), batik, serta berbagai produk industri rumahan. Ini bukti bahwa kearifan lokal mampu bersaing dan beradaptasi dalam ekonomi modern,” ujar Wiyagus.
Menurut Wiyagus, posisi Tasikmalaya di jalur selatan Pulau Jawa menjadi modal strategis sebagai penghubung antara wilayah barat dan timur Indonesia. Potensi tersebut dapat berkembang optimal bila didukung kualitas sumber daya manusia yang unggul, adaptif terhadap teknologi, dan siap menghadapi kebutuhan tenaga kerja masa depan.
Kebijakan ekonomi dan arah pembangunan, lanjut Wiyagus, perlu berpadu dengan sektor pendidikan dan kesehatan agar manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kebijakan ekonomi harus pro-rakyat. Pemerintah daerah perlu mendorong investasi lokal, termasuk UMKM, koperasi, dan sektor informal yang menjadi tulang punggung kehidupan warga,” ucap Wiyagus.
Selain itu, Wiyagus menyinggung keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Ketahanan pangan serta kelestarian alam disebutnya sebagai fondasi agar pembangunan berkelanjutan dapat bertahan lama.
“Tanpa alam yang lestari, pembangunan tak akan bertahan lama. Sebab itu, kepemimpinan daerah harus inklusif, transparan, dan memiliki tata kelola yang baik,” tegas Wiyagus.
Wiyagus mengajak seluruh elemen berkolaborasi memajukan Tasikmalaya. Pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, masyarakat sipil, ulama, dan generasi muda disebutnya sebagai pilar penting dalam menjaga arah pembangunan kota.
“Inilah pekerjaan rumah kita bersama. Semua pihak memiliki tanggung jawab membangun Tasikmalaya agar tumbuh menjadi kota modern yang berakar pada nilai budaya,” kata Wiyagus.
Wiyagus menyampaikan amanat Presiden Prabowo Subianto bahwa pembangunan nasional harus dimulai dari daerah. Sinergi antara pusat dan daerah, kata Wiyagus, tidak boleh sekadar administratif, melainkan harus berbentuk kolaborasi konkret yang memberi dampak langsung bagi masyarakat.
“Kementerian Dalam Negeri terus mendorong agar program prioritas nasional diimplementasikan secara kontekstual oleh pemerintah daerah,” lanjut Wiyagus.
Wiyagus optimistis Tasikmalaya mampu menjadi simbol penting pembangunan regional. Dengan menjaga karakter budaya dan memperkuat daya saing, kota ini diyakini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menggabungkan kemajuan dengan akar kearifan lokal.
“Dirgahayu Kota Tasikmalaya ke-24. Jayalah Tasikmalaya sebagai kota berdaya saing, berkarakter, dan menjadi kebanggaan Jawa Barat serta Indonesia,” pungkas Wiyagus.
Acara HUT ke-24 Kota Tasikmalaya turut dihadiri Wali Kota Viman Alfarizi Ramadhan, Wakil Wali Kota Diky Candra Negara, Bupati Cecep Nurul Yakin, Panglima Komando Armada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata, serta tokoh daerah dan tamu undangan lainnya. (Agy/Puspen Kemendagri)