BANDUNG, INSERTRAKYAT.COM – Festival game terbesar di Indonesia, Indonesia Game Experience (IGX) 2025, kembali mencatat sejarah.
Kota Bandung menjadi saksi meriahnya perhelatan yang menyatukan teknologi, budaya, dan kreativitas.
Acara ini berlangsung di Main Atrium Cihampelas Walk pada 16–19 Oktober 2025 dengan tema “Digital Unity in Culture and Creativity.”
Bandung dipilih bukan tanpa alasan.
Sebagai salah satu Kota Kreatif Dunia versi UNESCO, kota ini dikenal kaya inovasi dan budaya.
Suasana pembukaan berlangsung meriah, disertai antusias pengunjung dari berbagai daerah.
IGX 2025 menjadi magnet bagi pecinta game, komunitas digital, pelaku UMKM, dan kalangan pelajar.
Penyelenggaraan IGX 2025 Bandung dipimpin Asosiasi Game dan Konten Digital Indonesia (AGKDI).
Event ini didukung penuh oleh APTIKNAS, APGI, APKOMINDO, serta Kementerian Kebudayaan RI.
Tujuannya memperkuat ekosistem game, konten digital, dan ekonomi kreatif di Jawa Barat.
Festival empat hari itu dirancang sebagai ruang inklusif bagi kolaborasi lintas sektor.
Teknologi berpadu dengan seni tradisi, melahirkan harmoni antara modernitas dan warisan budaya Nusantara.
Bandung menjadi simbol sinergi digital yang berakar pada nilai budaya Indonesia.
Beragam aktivitas menarik tersaji sepanjang acara.
Kompetisi e-sports tournament mempertemukan tim-tim terbaik dari berbagai kota.
Gim populer seperti MLBB, Free Fire, Valorant, Ayodance, Point Blank, Counter Strike 2, dan Honor of Kings memanaskan suasana arena.
Di area pameran, pengembang game, publisher, dan vendor perangkat keras menampilkan inovasi terbaru.
Sementara Creative Market menjadi wadah bagi UMKM lokal dan kreator muda.
Produk seni, kerajinan, dan merchandise digital mendapat sambutan hangat pengunjung.
Panggung Wannabe Star Stage dan Cosplay Parade juga ramai penonton.
Kostum kreatif dan performa musik modern berpadu dengan nuansa budaya daerah.
Selain itu, Tech Forum & Workshop menghadirkan para ahli industri berbagi wawasan seputar bisnis digital dan pengembangan game.
Acara dimulai dengan laporan ketua panitia, sambutan dari tokoh industri, dan atraksi budaya.
Penampilan “Tarian Digitalisasi Ethnic Nusantara” menjadi sorotan utama pembukaan.
Kolaborasi antara Gentra Lestari Buana dan Castle Production ini menggabungkan tari tradisional Jawa Barat dengan teknologi motion capture 3D.
Gerak lincah penari berpadu harmoni dengan karakter digital di layar besar.
Yusuf Maulana dari ASICI menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi AI untuk mengarsipkan gerak tari Nusantara.
“Gerak budaya harus diselamatkan dengan teknologi,” ujarnya di depan peserta.
Ratu Ratna Dewi Kartika, Ketua Gentra Lestari Buana, menambahkan bahwa digitalisasi seni tari, pencak silat, dan wayang perlu segera dilakukan.
Langkah itu dinilai penting agar kekayaan budaya Indonesia terlindungi dari klaim asing dan bisa diwariskan ke generasi muda.
IGX 2025 mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak.
Perwakilan dari Telkomsel, TAITRA, Taiwan Trade Center Jakarta, dan pengelola Cihampelas Walk turut hadir.
Acara dibuka resmi oleh Vera Imelda, Pamong Budaya Ahli Madya mewakili Dirjen Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI.
Tampak hadir pula Dr. Ir. Feri Arlius, M.Sc., Direktur Sarana dan Prasarana Kementerian Kebudayaan RI,
Y. Ahmad Brilyana, Kepala Dinas Kominfo Kota Bandung,
Hendri Andrigo Sutanto, Ketua Umum AGKDI,
dan Fanky Christian, Sekjen APTIKNAS.
Ketua APTIKNAS, Ir. Soegiharto Santoso, S.H., atau akrab disapa Hoky, menegaskan bahwa, Bandung sebagai tuan rumah IGX.
Menurutnya, Jawa Barat memiliki potensi besar di bidang industri digital dan e-sport.
“Melalui IGX 2025, kami membangun fondasi kuat bagi masa depan industri game dan konten digital Indonesia,” ujarnya.
Teknologi dan budaya harus berjalan beriringan.
“Teknologi adalah alat, budaya adalah jiwa. Keduanya menjadi kekuatan bangsa di masa depan,” sebut Hoky.
Hoky juga mengungkap kerja sama strategis antara AGKDI dan VIDO (Video Game Industry Development Organization) dari Rusia.
Nota kesepahaman itu ditandatangani pada 6 Oktober 2025, disaksikan oleh perwakilan pemerintah Indonesia.
Langkah tersebut menjadi sinyal kuat komitmen global Indonesia dalam industri game.
Sebagai bagian dari festival, APTIKNAS Techsummit 2025 menjadi agenda penting.
Forum ini membahas tren teknologi mutakhir dan solusi untuk membangun ekosistem digital berkelanjutan.
Para pembicara nasional dan internasional hadir berbagi pengalaman.
Di antaranya Hoky, Dr. Feri Arlius, Fanky Christian, Michael Edward (Giga Computing Indonesia),
Thomas Kurniawan (Seagate), Hanz Christianto (AMD),
Maulis Taufik Kosasih (CEO Hexagon Inc.),
Miryam Ariadne Sigarlaki (Psikolog Digital),
Vincent Suriadinata (Mustika Raja Law Office),
Umar Alhabsyi (Millennia Solusi Informatika),
dan Yulilasiane Sulistiyawatl (APTIKNAS Cyber Security).
Forum ini menyoroti isu kecerdasan buatan, cloud computing, keamanan siber, hingga etika digital.
Diskusi berlangsung dinamis, diakhiri dengan pesan penting tentang sinergi industri, pendidikan, dan pemerintah.
IGX 2025 bukan sekadar festival hiburan.
Acara ini menjadi pendorong tumbuhnya ekonomi kreatif digital berbasis budaya lokal.
UMKM, pelaku seni, dan start-up game mendapat ruang ekspresi dan jejaring bisnis.
AGKDI menegaskan komitmennya untuk menjadikan Indonesia bukan hanya pasar,
tetapi juga produsen dan inovator dalam industri game global.
Pemerintah mendukung penuh arah tersebut melalui kebijakan yang pro terhadap pengembangan konten digital berbasis kearifan lokal.
Selama empat hari, area Cihampelas Walk dipadati ribuan pengunjung.
Anak muda, mahasiswa, pelaku industri, hingga keluarga hadir menikmati kemeriahan.
Kota Bandung benar-benar menjadi ruang kolaborasi antara teknologi dan budaya.
Festival ini menunjukkan bahwa kemajuan digital Indonesia harus berakar pada nilai-nilai kebangsaan.
IGX 2025 Bandung menjadi bukti bahwa inovasi dan tradisi dapat berjalan seirama.
“Dengan kolaborasi lintas generasi dan lintas sektor, kita bisa menciptakan ekosistem digital yang kuat, mandiri, dan berkarakter Indonesia,” ujar Hoky menutup sambutannya.
Perhelatan ini menjadi tonggak baru perjalanan industri game nasional.
IGX 2025 membuktikan bahwa teknologi, budaya, dan kreativitas bukan hanya bisa bersanding,
tetapi juga bersatu membangun masa depan Indonesia yang lebih cerdas, berdaya, dan berbudaya.
(Syamsul/InsertRakyat.com).