Makassar, Insertrakyat.com,– Cuaca ekstrem masih membayangi wilayah Sulawesi Selatan hingga Rabu, 2 Juli 2025. BMKG memperkirakan hujan lebat disertai angin kencang masih akan terjadi. Wilayah pesisir dan pegunungan perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana.
Dalam laporan Ikhtisar Cuaca Harian, BMKG merinci kondisi atmosfer terkini.
Sulsel disebut dalam zona konvergensi aktif pemicu awan hujan intensif.
“Hujan dipicu kelembapan tinggi dan gelombang atmosfer,” tulis BMKG, 30 Juni. Gelombang laut juga meningkat, terutama di wilayah perairan timur Sulsel.
Toraja, Selayar, dan Sinjai Masuk Zona Risiko Tinggi. Tiga wilayah ini mencatat curah hujan dan angin paling signifikan. Tana Toraja mencatat hujan 28 milimeter dalam 24 jam terakhir. Selayar dan Bone menghadapi peningkatan kecepatan angin laut. Gelombang di Selayar diperkirakan mencapai 2,5 meter pada malam hari.
BMKG menempatkan sebagian besar Sulsel dalam kategori cuaca waspada.
Potensi banjir, genangan air, dan longsor menjadi perhatian utama di daratan.
Cuaca Ekstrem dipengaruhi Sistem Atmosfer Global. Kondisi lokal dipengaruhi gelombang Rossby dan Kelvin dari atmosfer global.
Pusat tekanan rendah juga terdeteksi di wilayah Indonesia tengah.
Indeks Osilasi Selatan (SOI) menguat ke +12 mendukung awan hujan.
Bibit siklon tropis 98W memang menjauh, tapi tetap memengaruhi angin regional.
“Perubahan pola angin regional sangat menentukan intensitas hujan,” tulis BMKG.
Kecepatan angin darat dan laut meningkat pada sore dan malam hari.
Makassar berpotensi Hujan hingga Rabu, Hujan ringan hingga sedang diprediksi terjadi di Makassar setiap hari. Wilayah timur kota menjadi area paling rawan dalam dua hari ke depan.
Kecamatan Manggala, Panakkukang, dan Tamalanrea diperkirakan terdampak lebih awal. Suhu udara 24–32 derajat Celsius dengan kelembapan hingga 100 persen.
Angin bertiup dari timur-tenggara 10–35 km per jam. Maros dan Gowa juga mengalami kondisi serupa dengan curah hujan merata.
BMKG Minta Pemda Perkuat Peringatan Dini.Dalam keterangannya, BMKG menyerukan kesiapsiagaan seluruh pemangku kepentingan daerah.
Sistem peringatan dini berbasis komunitas wajib diaktifkan hingga situasi membaik.
“Jangan abaikan hujan terus-menerus dalam durasi lama,” tulis BMKG.
Wilayah bantaran sungai dan lereng bukit paling rentan longsor dan banjir.
Pemantauan harus dilakukan rutin melalui kanal resmi BMKG.
Masyarakat diminta tidak mengandalkan informasi tidak valid dari media sosial.
Pelayaran dibatasi, Nelayan diminta Waspada. Pengemudi kapal dan nelayan diimbau menunda pelayaran jika cuaca memburuk. Terutama di Teluk Bone, Selayar, dan perairan Takalar saat gelombang meninggi.
Aktivitas pelayaran risiko tinggi saat angin kencang dan ombak tidak stabil.
Kapal-kapal kecil rawan terbalik akibat gelombang di atas dua meter.
“Keselamatan di laut harus diprioritaskan,” tulis BMKG dalam siaran persnya. Nelayan diminta selalu mengecek prakiraan cuaca sebelum berangkat melaut.
Masyarakat diminta tetap Tenang, tapi Siaga. BMKG menyebut fenomena ini masih dalam pengawasan harian secara menyeluruh. Pembaruan data dilakukan tiap 6 jam, disesuaikan kondisi lapangan aktual.
Warga tidak panik, namun harus tetap siaga dan mematuhi imbauan resmi.
Langkah mitigasi dini lebih baik daripada penanganan saat bencana terjadi.
Pemerintah daerah diminta aktif menyebarkan informasi cuaca secara akurat. Kesiapsiagaan masyarakat jadi kunci menghindari jatuhnya korban jiwa.
Cuaca ekstrem masih membayangi Sulsel hingga dua hari ke depan.
BMKG mengimbau seluruh pihak waspada dan mengikuti informasi resmi. Warga, pemda, dan nelayan diminta tetap berhati-hati dan bertindak bijak.
Laporan: Amrullah Andi Faisal.
Editor : Bahtiar