SUMBAR DAYA BARAT, INSERTRAKYAT.COM – Panen Raya Jagung di Desa Kalaki Kambe, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur, berlangsung dengan kehadiran berbagai tokoh. GRIB Jaya SBD menginisiasi kegiatan ini sebagai bagian dari upaya mendukung pengembangan pertanian dan kesejahteraan petani setempat.
Anggota Komisi IV DPR RI, Usman Husin, menyampaikan bahwa pemerintah terus mendorong peningkatan produksi pertanian melalui kerja sama dengan kelompok tani dan organisasi masyarakat. Ia juga menyampaikan bahwa Bulog memiliki kewajiban membeli hasil pertanian dengan harga yang layak. Kerja sama antara pemerintah, petani, dan sektor swasta akan membantu meningkatkan produksi serta kesejahteraan petani di SBD.
Perwakilan Gubernur NTT, Kepala Dinas Pertanian Provinsi, Joaz Bily Oemboe Wanda, M.Sc, mengatakan bahwa SBD memiliki potensi besar di sektor pertanian dan pariwisata yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Ia menegaskan bahwa pemerintah siap mendukung petani dengan pengembangan infrastruktur yang lebih baik sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan dan menanggulangi stunting.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerintah juga berkomitmen menjaga harga jual hasil pertanian agar tetap kompetitif. Harga jual yang ditetapkan antara lain Rp6.500 per kilogram untuk padi, Rp12.000 per kilogram untuk beras, dan Rp5.500 per kilogram untuk jagung.
Ketua GRIB Jaya SBD, Esty Bily, menyampaikan bahwa dukungan berbagai pihak diharapkan mendorong kemajuan sektor pertanian di SBD. Ia menambahkan bahwa pengembangan pertanian di Desa Kalaki Kambe bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Ia berharap pertanian yang dikelola dengan baik akan membawa perubahan besar bagi masyarakat.
Kepala Desa Kalaki Kambe, Bernardus Bili, menyampaikan apresiasinya atas kedatangan wakil rakyat dan perwakilan pemerintah provinsi ke desanya. Ia mengungkapkan bahwa desa yang berdiri sejak 2002 ini memiliki 876 kepala keluarga yang mayoritas berprofesi sebagai petani, namun masih menghadapi berbagai kendala. Ia menjelaskan bahwa desa ini memiliki tanah yang subur dan potensi sumber daya alam yang besar, meski masih kekurangan infrastruktur, penerangan, dan akses air bersih. Ia berharap kunjungan ini membawa solusi nyata bagi desanya.
Sekretaris 1 DPD GRIB Jaya NTT, Yusuf Koe Hoea, menjelaskan bahwa GRIB Jaya hadir dengan konsep Proyek 3 Batu Tungku, yang mencakup pengolahan lahan tidur sebagai bagian dari program swasembada pangan nasional, peningkatan lapangan kerja sebagai strategi pencegahan tindak pidana perdagangan orang (TPPO), serta program NTT Terang yang berfokus pada peningkatan akses listrik di daerah terpencil.
Poktan GRIB Jaya akan mengelola 400 hektar lahan tidur untuk meningkatkan produksi pangan di Pulau Sumba. Targetnya, Sumba bisa menjadi pulau swasembada pangan di NTT.
Untuk mencapai tujuan tersebut, GRIB Jaya menerapkan berbagai strategi utama, di antaranya kemitraan dengan pemerintah guna mendapatkan dukungan kebijakan dan bantuan, kolaborasi dengan pengusaha untuk membuka akses pasar yang lebih luas bagi petani, penguatan kelompok tani agar petani memiliki daya saing lebih baik dalam pengelolaan pertanian, serta optimalisasi peran sektor swasta dalam pengembangan pertanian dan ketahanan pangan.
Dengan kerja sama dari berbagai pihak, program ini diharapkan membawa perubahan bagi masyarakat dan menjadikan NTT sebagai pusat pertanian yang mandiri dan sejahtera.
Penulis : Jhon Mone Kepala Biro NTT
Editor : Supriadi Buraerah