Sinjai, InsertRakyat.com — Desa Panaikang, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, menjadi contoh desa progresif. Saat ini Desa Panaikang dipimpin Bahtiar, S.E. Senin, (15/9/2025).
Di sana, inovasi, dan manajemen pembangunan modern menyusul Transformasi pelayanan publik berbasis kolaborasi dan digital terus digodok.
Gagasan itu menegaskan kemampuan pemerintah lokal melalui Desa Panaikang dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kendati, sejarah Desa Panaikang [mencatat] awalnya wilayah ini dipimpin ulama melalui sistem tradisional yang dikenal sebagai “Kali Baringeng.” Pengaruh sosial dan budaya wilayah ini meluas hingga Desa Sanjai, Patallasang, dan Biroro. Struktur sosial keagamaan ini membentuk fondasi masyarakat yang solid dan menjadi basis pengembangan desa selanjutnya.
Peralihan sistem pemerintahan tradisional menjadi desa formal menempatkan Puang Lanna sebagai kepala desa pertama. Penunjukan ini menjadi tonggak sejarah dalam pembentukan administrasi modern, perencanaan pembangunan, dan pengelolaan sumber daya yang sistematis.
Kepemimpinan Desa Panaikang berlanjut melalui A. Hamza, Frans (1990–1998), A. Pelita Kuasse (2001–2006), M. Zubair Nur (2008–2013), dan Bahtiar, S.E., yang menjabat sejak 2016 hingga saat ini. Kesinambungan kepemimpinan ini mendorong konsistensi program pembangunan, inovasi pelayanan publik, dan efektivitas pengelolaan sumber daya desa.
Desa Panaikang terdiri dari empat dusun dengan karakteristik sosial-ekonomi berbeda. Struktur ini memudahkan koordinasi pembangunan, pengawasan wilayah, dan evaluasi program. Integrasi strategi ini memperkuat efektivitas tata kelola desa dan kualitas pelayanan publik.
Pemerintah Desa Panaikang juga acap kali meluncurkan program inovatif dalam sektor ketahanan pangan, pertanian, perkebunan, perikanan dan/ (peternakan). Program-program tersebut meningkatkan produktivitas, menciptakan nilai tambah ekonomi, dan memberdayakan masyarakat secara profesional. Inovasi teknologi, pelatihan dan pemanfaatan sumber daya lokal menjadi pemusatan strategi manajemen dan keberhasilan inovasi.

Pantai Mallenreng dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan yang dikelola oleh BUMDes. Pengelolaan profesional ini menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PAD), membuka lapangan kerja, dan memperkuat ekonomi lokal. Pariwisata desa juga mendorong pengembangan usaha mikro dan usaha berbasis komunitas, memperluas dampak sosial-ekonomi.

Belum lama ini, Prestasi Desa Panaikang terbukti melalui lomba desa tingkat provinsi dan nasional. Desa ini meraih Juara I provinsi dan Juara II nasional, hasil kerja sama pemerintah desa, kecamatan, masyarakat, serta berbagai pemangku kepentingan. Penghargaan ini memperkuat reputasi desa sebagai model pembangunan inovatif.
Pada suatu kesempatan saat ditemui Insertrakyat.com, Kepala Desa, Bahtiar menjelaskan bahwa ruang rapat pemerintah desa dilengkapi mobiliér modern dan TV LCD untuk pemaparan agenda serta pengawasan wilayah. CCTV yang dipasang di beberapa dusun memungkinkan monitoring langsung, mendukung koordinasi antar-aparatur desa, serta mempercepat pengambilan keputusan berbasis informasi yang transparan.

Kabar gembira juga terkait dengan informasi Bantuan Universitas Hasanuddin berupa mesin pembuat tepung ikan dan mesin pembuat mie instan bakal mendukung pengembangan usaha mikro.
Sementara itu, anggaran fasilitas ruang rapat berasal dari hadiah stimulan lomba desa senilai puluhan juta rupiah. Strategi ini memanfaatkan penghargaan untuk investasi produktif dalam pengembangan manajemen publik.
Pembangunan jaringan komunikasi menjadi prioritas, kata Bahtiar, seluruh wilayah desa akan terkoneksi internet, mendukung pelayanan publik digital, administrasi, dan pengambilan kebijakan berbasis data. “Integrasi teknologi informasi ini memodernisasi tata kelola desa dan mempermudah akses layanan kepada masyarakat,” Imbuhnya.
Desa Panaikang juga tercatat dalam history inovasi, di mana desa ini menjadi pusat studi banding bagi Desa Tukamasea, Kabupaten Maros. Kunjungan kala itu bertujuan untuk mempelajari strategi pengembangan desa, termasuk administrasi, inovasi pertanian, pengelolaan wisata, dan pemberdayaan masyarakat. Praktik terbaik yang diterapkan di Panaikang menjadi referensi Desa Tukamase hingga desa lainnya.
Kegiatan studi banding itu dihadiri Sekretaris Dinas PMD Kabupaten Sinjai, Camat Sinjai Timur, Camat Bantimurung, Kapolsek, Babinsa, BPD, pengelola BUMDes, Pokdarwis, dan masyarakat. Kehadiran multi-level menegaskan bahwa pembangunan desa merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah, aparat, masyarakat, dan lembaga pendukung.

Camat Bantimurung, Muhammad Aris, pada kesempatan itu, berharap kunjungan tersebut menjadi inspirasi pengembangan Desa Tukamasea. Ia tidak lupa mengapresiasi pengelolaan administrasi, ekonomi, dan teknologi yang diterapkan di Desa Panaikang.
Aris juga mendorong adaptasi praktik tersebut untuk meningkatkan kualitas layanan dan pembangunan ekonomi di Wilayah Maros.
Kabar baiknya, Kepala Desa Tukamasea, Makmur, menyatakan keinginannya meniru model pembangunan Desa Panaikang untuk membawa desa nya ikut meraih prestasi nasional. Pernyataan ini menyusul transfer pengetahuan antar-desa dalam strategi pembangunan bertajuk kolaborasi antar manajemen desa.
Waktu itu, Kepala Desa Panaikang, Bahtiar memaparkan strategi pembangunan yang meliputi penguatan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, pengembangan wisata, dan pemanfaatan teknologi informasi.
Lengkapnya, Rombongan studi banding meninjau kantor desa dan lokasi strategis, mempelajari tata kelola administrasi, pengelolaan PAD, serta inovasi berbasis teknologi.
Pengalaman ini menegaskan rujukan bagi pengembangan desa lain di tingkat regional maupun nasional.
Sebelumnya, prestasi Desa Panaikang dalam Lomba Desa Wisata Nusantara 2023 mengilustrasikan kualitas manajemen sumber daya lokal dan pengelolaan wisata berbasis masyarakat. Dari 2.007 peserta, desa ini menempati kategori desa maju dan mandiri, meraih peringkat III nasional. Pencapaian ini menunjukkan efektivitas pengelolaan wisata dan potensi ekonomi lokal yang produktif.
Pada 2023 itu, Penghargaan diterima Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar dan diserahkan kepada Pj Bupati Sinjai T.R. Fahsul Falah serta Kepala Desa Bahtiar. Desa menerima sertifikat, hadiah Rp40 juta, dan Satyalancana Wisata atas kontribusi terhadap pengembangan desa berbasis wisata. Penghargaan ini memperkuat posisi Desa Panaikang sebagai pusat inspirasi pembangunan desa, baik Regional dan Nasional.
Data kependudukan Desa Panaikang menjadi acuan perencanaan pembangunan. Desa ini memiliki 2.050 jiwa, terdiri dari 1.014 laki-laki dan 1.036 perempuan. Kepala keluarga mencapai 557 KK, dengan kepadatan 418 jiwa per km². Informasi ini menjadi instrumen penting dalam perencanaan pembangunan, pengelolaan sumber daya, dan peningkatan pelayanan publik.
Desa Panaikang juga fokus pada pengembangan kapasitas manusia melalui pelatihan keterampilan, pendidikan, dan peningkatan kompetensi aparat desa. Program ini mempersiapkan warga dan aparatur desa untuk memanfaatkan teknologi, inovasi, serta pengelolaan sumber daya profesional dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Pengelolaan keuangan desa menjadi indikator keberhasilan. Sistem administrasi transparan, akuntabel, dan berbasis teknologi mendukung pemanfaatan anggaran secara efisien, memaksimalkan penggunaan dana desa, serta memastikan pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat dengan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan.
Desa Panaikang menampilkan pembangunan terpadu yang mengintegrasikan inovasi, tradisi, dan teknologi modern. Desa ini membuktikan bahwa kepemimpinan visioner, manajemen profesional, dan partisipasi masyarakat dapat menghasilkan peningkatan ekonomi lokal, serta kualitas hidup yang lebih baik.
Lebih jelasnya, history, inovasi, dan prestasi yang diraih, Desa Panaikang menjadi contoh desa progresif yang berhasil menggabungkan tradisi, inovasi, dan manajemen modern secara konsisten. Strategi pembangunan ini menjadi referensi nasional bagi pengembangan desa-desa lain di seluruh Indonesia.
Namun, Kades Bahtiar menyebut bahwa kemajuan di Desa Panaikang tidak terlepas dari dukungan Masyarakat dan pihak terkait lainnya. “Ini semua berkat dukungan Masyarakat dan unsur terkait lainnya,” tandasnya.
Tak kalah penting diketahui, saat ini pemerintahan di wilayah otonomi daerah Sinjai dipimpin oleh Bupati, Hj Ratnawati Arif dan Wakil Bupati, Andi Mahyanto Mazda. Sementara TR Fahsul Falah kembali berkantor di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pasca PJ Bupati Sinjai 2023 – 2024, dan PJ Wali Kota Dumai, Riau. Jabatan TR Fahsul Falah saat ini selaku Kepala Pusat Strategis Kebijakan Kewilayahan Kependudukan dan Pelayanan Publi BKSDN Kemendagri.
Penulis: Supriadi Buraerah.