AKTIVITAS pelayaran di Pelabuhan Larea-rea Sinjai menunjukkan dinamika yang signifikan sepanjang 2024 hingga 2025. Kepala Syahbandar Larea, Capt. Hariyanto Bayupah, S.SiT, MM, M.mar, dalam wawancara INSERTRAKYAT.com, Selasa, (18/11/2025), mengutarakan tren arus kapal, pengawasan keselamatan, serta strategi pengembangan fasilitas pelabuhan ke depan.

Menurut Hariyanto, pergerakan kapal saat ini stabil, dengan rata-rata 80 call per bulan. Namun, angka ini menurun dibandingkan 2024, ketika aktivitas kapal mencapai 150 call per bulan. “Pergerakan kapal tetap terjaga, tapi memang ada penurunan dibanding tahun sebelumnya,” ujarnya.

Istilah “call per bulan” merujuk pada jumlah kali kapal masuk atau keluar pelabuhan. Penurunan ini menunjukkan perubahan pola kegiatan pelabuhan, termasuk kemungkinan berkurangnya frekuensi perdagangan bagi pengguna jasa pelabuhan.

BACA JUGA :  Breaking News: Gempa Magnitudo 6,3 Guncang Timor Tengah Utara, NTT

“Jadi tidak ada gangguan operasional tetapi hasil bumi atau pangan yang akan dikirim ke wilayah timur menurun jumlahnya, sehingga call alami sedikit penurunan,” tegas Hariyanto.

Setiap kapal wajib menjalani pemeriksaan menyeluruh sebelum berlayar, sesuai UU Nomor 17 dan PM 28 Tahun 2022. Pemeriksaan meliputi dokumen dan administrasi, pemeriksaan fisik kapal, rekam jejak operasi, serta edukasi dan sosialisasi untuk awak kapal. “Intinya, setiap kapal yang meninggalkan pelabuhan harus aman, layak, dan sesuai regulasi,” tegas Hariyanto.

Sistem pengawasan terus berjalan untuk mengantisipasi dan mencegah pelanggaran administrasi. Penanganan dilakukan melalui pembinaan dan edukasi langsung kepada pengguna jasa. Dalam aktivitas bongkar muat, tim khusus turun langsung memastikan keamanan dan ketertiban tetap terjaga.

BACA JUGA :  Sinergi Pusat dan Daerah Kunci Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Wujudkan Swasembada Pangan

Pelabuhan Larea-rea juga rutin memantau kondisi cuaca melalui BMKG dan informasi dari kementerian terkait. Jika cuaca ekstrem terjadi, keberangkatan kapal ditunda untuk menjaga keselamatan. Jika cuaca memungkinkan, prosedur normal tetap dijalankan. Sistem ini memungkinkan pelabuhan mengantisipasi risiko cuaca buruk sekaligus menjaga kelancaran operasional.

Hariyanto menegaskan, meskipun Larea-rea masuk kategori pelabuhan nasional, aktivitas kapal yang berlayar didominasi kapal pengangkut barang, seperti pedagang hasil bumi atau pangan. Rata-rata tujuan pelayaran adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), kapal – kapal itu masuk kategori tradisional. Semua aktivitas diawasi ketat. Standar keselamatan diterapkan secara menyeluruh agar risiko pelayaran dapat diminimalkan.

BACA JUGA :  Polres Subulussalam Laksanakan Binrohtal, Tingkatkan Keimanan dan Karakter Humanis Personelnya

Ke depan, pelabuhan berkomitmen meningkatkan fasilitas dan memperbaiki kondisi lapangan. Dengan demikian Kapal yang sebelumnya hanya mampu melintasi perairan terbatas dapat beroperasi lebih lancar berkat inovasi baru (nantinya). Contohnya, perairan yang awalnya hanya bisa dilewati kapal 20 ton, setelah pengembangan pelabuhan, dapat dijangkau dengan kapasitas lebih besar secara aman.

Saat ini, kantor Syahbandar Larea-rea diperkuat Sumber Daya Manusia yang unggul dengan jumlah 23 ASN dan 23 Non-ASN. Mereka senantiasa dalam menjalankan layanan publik dan pengawasan pelayaran. “Inovasi pelayanan akan terus dikembangkan sebagai bagian dari rencana besar penguatan Pelabuhan Larea-rea ke depan,” demikian kunci Hariyanto saat ditemui diruang kerjanya.

Penulis: Supriadi Buraerah