SINJAI, INSERTRAKYAT.com — Sinjai adalah kabupaten yang didiami masyarakat dari berbagai kalangan. Mereka terus menunggu janji pembangunan dari pusat. Dua pekerjaan besar yang diharapkan masyarakat, yaitu Embung Bongki dan Pasar Kota Sinjai atau Sentral Atas di Kelurahan Bongki, hingga kini belum juga terwujud. Padahal keduanya sangat vital bagi kehidupan ekonomi dan kesejahteraan warga.
Embung Bongki direncanakan sebagai solusi utama banjir yang kerap melanda pusat kota dan sumber air di musim kemarau. Desain dan perencanaan teknisnya kabarnya telah rampung. Pemerintah daerah juga telah menyiapkan lahan dan melengkapi seluruh dokumen pendukung. Namun, meski semua tahapan daerah telah dijalankan, keputusan pelaksanaan dari pemerintah pusat belum juga turun.
Setiap kali hujan deras, sebagian wilayah Sinjai berubah menjadi genangan.
Kendati jika dibangun, Embung Bongki diharapkan mampu menampung air hujan, selanjutnya mengatasi genangan air di kota Sinjai, dan menanggulangi pasokan air saat kemarau.
Senada dengan Pasar Kota Sinjai atau Sentral Atas di Kelurahan Bongki masih yang menyimpan luka lama sejak kebakaran hebat pada tahun 2022. Ratusan kios pedagang terbakar habis, meninggalkan kerugian besar dan membuat banyak pelaku usaha kecil kehilangan mata pencaharian. Pemerintah daerah sudah menyusun proposal revitalisasi dan mengajukannya ke Kementerian Perdagangan dan PUPR, lengkap dengan dokumen teknis serta dukungan politik anggaran. Namun, hingga hari ini belum ada tanda dimulainya pembangunan.
Banyak pedagang yang kini bertahan di lokasi sementara [sudah ditata] dengan fasilitas terbatas. Sebagian lainnya memilih berhenti berdagang karena kondisi tidak lagi layak untuk usaha. Kawasan yang dulu menjadi pusat perputaran ekonomi kini tampak sunyi. Padahal, pasar inilah yang menjadi jantung perdagangan rakyat Sinjai. Menghidupkannya kembali berarti menghidupkan ekonomi daerah secara menyeluruh.
Pemerintah daerah terus berupaya memperjuangkan dua proyek strategis tersebut. Bupati Sinjai, Hj Ratnawati Arif bersama jajarannya rutin melakukan komunikasi dengan kementerian terkait, menyampaikan bahwa seluruh persyaratan administratif segera terpenuhi secara spesifik. Masyarakat juga memberikan dukungan penuh, siap membantu proses dan mengawal pelaksanaan jika pemerintah pusat memberi lampu hijau.
Kini, yang dibutuhkan Sinjai hanyalah kepastian. Bukan janji baru, tapi langkah pasti dari pemerintah pusat. Embung Bongki dan Pasar Kota Sinjai adalah simbol kehadiran negara di daerah yang bekerja keras menjaga stabilitas tanpa banyak menuntut. Pusat harus melihat Sinjai dengan kacamata keadilan, bahwa kesejahteraan rakyat di kabupaten ini sama berharganya dengan kemajuan kota besar.
Satu keputusan dari kementerian dapat mengembalikan harapan ribuan warga Sinjai yang menanti pembangunan yang berdampak positif pada muara kesejahteraan masyarakat.
Lebih jelasnya, rakyat bertanya, akankah Mendagri Tito Karnavian membersamai Masyarakat dalam menggembleng dua kegiatan tersebut, ataukah justru masyarakat dibiarkan terseok dengan berjuang sendiri sambil berharap pemerintah pusat terketuk hatinya. Bilahkah pasar dan embung dikerjakan dalam waktu dekat. Semua itu butuh jawaban langsung dan lengkap dari Kementerian terkait.
BACA JUGA: Kementerian PU Siapkan Gebrakan, Rp70,86 Triliun Digelontorkan untuk Proyek Prioritas Nasional 2026
Berkontribusi dalam artikel sudut pandang [opini] adalah Supriadi Buraerah.