INSERTRAKYAT.COM,- Ketika hujan turun, warga sekolah menggigil sambil menjerit-jerit, lantaran diselimuti rasa khawatir. Inilah fakta di seputaran bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Munjul yang berlokasi di Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Fasilitas tersebut menyuguhkan kenyataan pahit.Gedung dan ruang kelas rusak, atap perpustakaan juga sudah runtuh. Semua itu tampak di depan mata, bagi siapa saja yang peduli.
Program Nasional sebatas isapan jempol. Pasalnya di tengah slogan pembangunan panji – panji pendidikan berkualitas, sekolah ini justru menjelma seperti neraka yang tak kasat mata, ungkap sumber dari berbagai kalangan, Sabtu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sabtu pagi (12/4), hujan mengguyur ringan, namun bekas genangan tampak jelas mengendap di ruang kelas. Plafon menetes, dinding lembab, dan pintu-pintu terlepas dari engselnya. Lebih menyedihkan lagi, bangunan yang dibangun pada 2023, yang seharusnya menjadi solusi, malah sudah mengalami kerusakan parah.
“Kelas baru dibangun 2023 itu bocor, pintunya copot, murid-murid terpaksa duduk merapat ke tembok agar tidak kehujanan,” kata seorang relawan dari Pelita Prabu yang mendampingi awak media di lokasi. Ia memilih tak dikutip namanya, namun ucapan penuh keprihatinan.
Kepala Sekolah SDN Munjul 2, Ade, tak menampik kondisi tersebut. Dalam ruang kerjanya yang sederhana, ia menghela napas sebelum berkata, “Sekolah, (red-Kami) sudah ajukan laporan ke dinas, berkali-kali.Tapi tidak ada kabar lanjutan. Sekolah hanya bisa menunggu,” ungkapnya.
♦Relawan Pelita Prabu, yang selama ini aktif memantau kondisi pendidikan di pelosok, menilai kondisi ini sebagai bentuk kelalaian struktural.
“Kita berbicara tentang hak anak-anak, bukan tentang retorika anggaran. Kalau pemerintah masih menutup mata terhadap sekolah seperti ini, berarti ada yang salah dengan nurani birokrasi kita,” ujar relawan dengan suara tegas.
Pelita Prabu pun mendesak agar pemerintah daerah segera melakukan perbaikan menyeluruh, pengawasan ketat, dan keberpihakan yang tak hanya manis di atas kertas.
“Sekolah yang layak adalah bangunan yang sangat dibutuhkan generasi penerus bangsa. Dan mimpi mereka kini basah kuyup oleh bocor dan diamnya para pengurus negeri,” pungkasnya. (*/PJC).