Usman Husin, anggota Komisi IV DPR RI dari FPKBberkunjung ke NTT (Foto : Jhon Mone/Insert).
SUMBA BARAT DAYA, INSERTRAKYAT.COM ,– Komisi IV DPR RI telah menggelar kunjungan ke Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyusul rapat kerja dengan Kementerian Pertanian pada 12 Maret 2025, untuk membahas isu kekurangan air yang mengancam lahan pertanian di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam rapat, Anggota DPR Dapil II NTT menyampaikan dukungan terhadap gerakan membuka lahan tidur di wilayah tersebut. Dia juga mendorong pemerintah agar buka mata atas realita yang menimpa rakyat. Selain itu Politikus ulung itu mengungkapkan kekhawatirannya terkait ketersediaan air untuk mendukung pertanian.
Menurut cura hujan tidak dapat diandalkan.“Di NTT, curah hujan sangat minim. Mungkin pada bulan Juni-Juli, jika Bapak Menteri ke sana, akan ada kubangan air. Itu bagus. Tetapi, lahan sawah di sini hanya 122 hektar, sementara lahan kering lebih dari 2.000 hektar. Dari mana kita mendapatkan air,” ujar legislator tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai solusi, legislator tersebut mengusulkan agar Menteri Pertanian memprioritaskan program sumur bor dengan sistem perpipaan untuk mengatasi masalah kekurangan air yang dihadapi petani NTT. “Jika Bapak Menteri bisa sukses mengatasi masalah pertanian di NTT, saya akan memberikan apresiasi tinggi,” tambahnya.
Selain itu, legislator tersebut juga meminta perhatian Menteri Pertanian untuk memperbaiki kondisi embung Lekobatu di Rote Ndao, yang sudah rusak dan tidak berfungsi dengan baik. “Saya minta bantuan Bapak Menteri untuk menjadikan embung Lekobatu sebagai skala prioritas, karena ini sangat penting untuk ribuan hektar sawah,” ungkapnya.
Pada 16 Maret 2025, Usman Husin, anggota Komisi IV DPR RI dari FPKB, mengunjungi Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) untuk meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya di Desa Kalaki Kambe dan Desa Bukambero. Kunjungan ini bertujuan untuk mendengarkan langsung permohonan petani dan tokoh agama setempat.
Usman memuji dan memberi saran terkait pengembangan pertanian di NTT dengan memanfaatkan potensi alam dan sumber daya lokal. “Saya menyarankan pembangunan penangkar benih yang cocok dengan iklim dan tanah Sumba Barat Daya, serta pendampingan dari Pembimbing dan Penyuluh Lapangan (PPL) untuk memastikan keberhasilan pertanian,” ujarnya.
Usman juga mengingatkan bahwa Israel berhasil dalam sektor pertanian karena penerapan teknologi canggih dan sistem irigasi efisien. “Kita bisa belajar dari mereka, dengan mengadopsi teknologi irigasi tetes dan mengembangkan varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan,” tambahnya.
Di pantau langsung Jhon Mone Jurnalis INSERTRAKYAT.COM, di tempat yang sama, Ketua GRIB Jaya SBD, Esty Bily, menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mewujudkan SBD sebagai daerah yang maju dan sejahtera. Ia berharap pengembangan pertanian di Desa Kalaki Kambe dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Kepala Desa Kalaki Kambe, Bernardus Bili, mengungkapkan rasa syukur atas kedatangan Bapa Usman Husin dan mendukung pengelolaan 400 hektar lahan tidur di desa mereka. Namun, ia juga mengungkapkan bahwa warga setempat masih menggunakan alat pertanian tradisional seperti cangkul dan pacul, yang mempengaruhi kelancaran usaha tani.
Bernardus juga menyoroti potensi besar Desa Kalaki Kambe, dengan tanah yang subur dan ikon pariwisata seperti Danau Wee Wini, Danau Wee Rabuk, Danau Wee Wodo, Danau Wee Maria, dan Danau Wee Paneru, meskipun infrastruktur jalan di desa tersebut masih kurang memadai.
Pemerintah berjanji akan memberikan dukungan untuk meningkatkan infrastruktur dan alat pertanian guna mendorong ekonomi lokal. “Masyarakat berharap ada bantuan untuk peningkatan infrastruktur dan bantuan alat pertanian,” harap Bernardus.
Penulis : Jhon Mone
Editor : Isma