PROBOLINGGO,—Kementerian Sosial RI mendorong percepatan pengentasan kemiskinan dengan mengubah pola pikir pilar sosial, termasuk Pekerja Sosial Masyarakat (PSM). Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan bahwa bantuan sosial (bansos) bersifat sementara dan harus diikuti dengan pemberdayaan yang berkelanjutan.
“Kita ubah cara pandang. Bansos itu jembatan sementara. Tujuan akhirnya adalah kemandirian,” kata Gus Ipul dalam Dialog Pilar Sosial di Pendopo Kabupaten Probolinggo, Rabu (14/5).
PSM bersama unsur pilar sosial lain seperti TKSK, pendamping PKH, Tagana, Karang Taruna, dan LKS, dinilai memiliki peran penting. Gus Ipul menyebut mereka sebagai garda depan kesejahteraan sosial yang harus bersinergi membangun kekuatan dari bawah.
“PSM bergerak di akar rumput. TKSK fasilitasi layanan. PKH dampingi keluarga. Semua harus saling terhubung dan bekerja dengan satu misi: Indonesia Berdaya,” ujarnya.
Dalam dialog tersebut, Mensos menekankan pentingnya edukasi kepada keluarga penerima manfaat (KPM) agar tidak bergantung pada bansos. Program pelatihan keterampilan dan bantuan modal akan terus diperluas untuk mendorong kemandirian ekonomi.
Data penerima bantuan nantinya akan menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Data ini diperbarui setiap tiga bulan oleh BPS dan pihak terkait, agar distribusi bansos lebih tepat sasaran. Pendamping sosial dan PSM diminta aktif mengawal proses pemutakhiran ini.
“Kemiskinan tidak bisa diatasi hanya dengan bansos. Harus ada sistem data yang akurat, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi,” tegasnya.
Gus Ipul juga memperkenalkan Sekolah Rakyat sebagai langkah strategis jangka panjang untuk memutus rantai kemiskinan. Seleksi siswa dilakukan secara ketat berbasis data DTSEN, agar benar-benar menyasar kelompok masyarakat paling miskin.
“Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat belajar, tapi tempat tumbuhnya agen perubahan sosial. Pendamping harus jujur, tidak boleh ada KKN dalam rekrutmen siswa,” tambahnya.
Gus Ipul menutup dengan menyerukan semangat kolaborasi antarpendamping, PSM, dan seluruh elemen sosial agar visi Indonesia Berdaya bisa terwujud.
“Mari kita pastikan, yang miskin hari ini bisa berdaya dan merdeka esok hari,” ujarnya. Dialog ini dihadiri unsur pemerintah dan tokoh masyarakat. (Rmd/Rmd).