JAKARTA, INSERTRAKYAT.COM —Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Prof. Zudan Arif Fakrulloh menegaskan, desain manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) harus  efektif dan secara teknis, adaptif terhadap perubahan dan memberi manfaat bagi rakyat.

Pernyataan itu disampaikan Prof. Zudan dalam Rapat Kebijakan Teknis Pengukuran Kompetensi Manajerial, Sosiokultural, Potensi, Integritas, dan Moralitas ASN yang digelar di Kantor Regional VII BKN Palembang, Jumat (10/10/2025).

“Apakah kita di BKN sudah berada di jalur yang benar dalam manajemen ASN? Jika ragu, berhenti. Sebab semakin jauh kita melangkah dalam kesalahan, semakin besar biaya untuk kembali,” tegasnya.

Menurutnya, arah pengembangan manajemen ASN ke depan harus berfokus pada tiga hal utama: penguatan sistem merit, percepatan digitalisasi, dan peningkatan mutu layanan publik. Ketiganya diharapkan melahirkan ekosistem ASN yang dinamis, adil, dan bermutu tinggi.

BACA JUGA :  Kepala BKN Prof. Zudan Tegaskan Percepatan Pengangkatan PPPK dalam RDP DPR RI

Prof. Zudan menilai, BKN sebagai desainer kebijakan perlu berani membedah sistem yang ada. Semua masalah harus diidentifikasi, lalu dicari alternatif solusinya, sebelum akhirnya ditetapkan menjadi norma baru.

Ia mencontohkan soal remunerasi ASN yang hingga kini dinilai belum mencerminkan asas keadilan.

“Karya berbeda, tapi pendapatan sama. Bagaimana BKN menciptakan sistem yang adil? Ada daerah yang sudah menyesuaikan tunjangan kinerja dengan capaian individu. Ini langkah sehat yang perlu diperluas,” ujarnya.

Menurutnya, sistem seperti itu akan menciptakan mobilitas talenta yang sehat sekaligus mendorong ASN untuk berlomba meningkatkan kinerja.

Dalam arahannya, Prof. Zudan meminta seluruh Kepala Kantor Regional BKN di Indonesia agar keluar dari pola pikir kaku dan berani berinovasi dalam menjalankan kebijakan teknis.

BACA JUGA :  KP2KP Pinrang Cambuk Kesadaran: ASN Registrasi Coretax DJP, Teladan Kepatuhan Pajak

“Pelaksana kebijakan tidak boleh hanya patuh pada aturan tanpa berpikir kreatif. Kita harus melihat masalah dari banyak sisi. Yang penting bukan sekadar taat prosedur, tapi memastikan kebijakan kita membahagiakan ASN, bukan menyusahkannya,” tegasnya.

Ia mengingatkan, manajemen ASN bukan sekadar sistem birokrasi, melainkan alat untuk menumbuhkan rasa bahagia, bangga, dan bermartabat bagi seluruh pegawai negara.

Sebelum menutup arahannya, Prof. Zudan mengajak seluruh jajaran BKN membangun tata kelola ASN yang berjiwa spiritual, penuh kasih, dan berorientasi pada kebahagiaan.

“Nilai-nilai spiritualitas dan kasih sayang harus menjadi roh kebijakan kita. Dari sanalah lahir kepastian hukum yang bukan hanya tertulis, tetapi juga memberi manfaat bagi kehidupan ASN,” ujarnya.

BACA JUGA :  Reformasi Tata Kelola ASN untuk Dukung Kemajuan Bangsa

Sementara itu, Kepala Kantor Regional VII BKN Palembang, Heni Sri Wahyuni, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Prof. Zudan dan menegaskan bahwa forum ini menjadi ruang strategis untuk mengevaluasi dan mendesain ulang kebijakan kepegawaian nasional.

“Kami ingin memastikan arah kebijakan ASN sejalan dengan tantangan zaman. Dengan semangat baru ini, BKN siap terus berinovasi, mendengar aspirasi, dan merancang kebijakan yang manusiawi, adil, serta membawa kebahagiaan bagi ASN di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Tegas, tapi reflektif. Berorientasi pada hasil, tapi tetap manusiawi. Itulah wajah baru manajemen ASN yang diusung Prof. Zudan. (Sym).

Ikuti INSERTRAKYAT.COM
Ikuti INSERTRAKYAT.COM

Dukung Jurnalis Profesional Indonesia. Klik tombol di bawah untuk mengikuti saluran resmi dan bergabung dalam grup WhatsApp.