PERINGATAN Hari Guru Nasional 2025 di MIN 1 Kota Banda Aceh berlangsung penuh khidmat ketika Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, memimpin langsung apel pada Selasa pagi, 25 November 2025. Kehadiran Sekda memberi bobot simbolik bahwa Pemerintah Aceh menempatkan profesi guru sebagai fondasi utama pembangunan kualitas generasi masa depan.
Pada amanatnya, Sekda Nasir menegaskan bahwa guru adalah pilar peradaban yang bekerja senyap, namun hasilnya menentukan arah bangsa. Ia menyampaikan apresiasi tulus kepada seluruh guru di Aceh yang selama ini menjaga ruang-ruang pendidikan tetap hidup dengan ketulusan dan dedikasi.
Ia menegaskan kembali penghargaan negara terhadap profesi pendidik. “Terima kasih atas kesabaran, pengabdian, dan ketulusan Bapak/Ibu guru. Tanpa guru, banyak mimpi anak-anak kita hanya akan menjadi wacana, bukan kenyataan,” ujarnya. Pernyataan itu disambut hangat oleh para guru, jajaran PGRI, unsur Dinas Pendidikan, serta ratusan siswa MIN 1 Banda Aceh yang mengikuti apel.
Sekda kemudian menggarisbawahi peran guru sebagai teladan pada era digital yang bergerak cepat. Menurutnya, kearifan seorang pendidik tidak dapat digantikan oleh teknologi. “Ilmu bisa dicari di mana saja, tetapi kasih sayang, inspirasi, dan keteladanan hanya lahir dari seorang guru,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sekda Nasir juga memaparkan capaian pembangunan pendidikan Aceh. Angka Partisipasi Sekolah (APS) jenjang SD telah mencapai 99,42%, sementara APS SMP berada pada angka 97,77%. Ia menilai pencapaian itu menggembirakan namun masih memerlukan penguatan kualitas pembelajaran.
Tantangan berikutnya, kata Sekda, adalah memperbaiki capaian literasi Aceh. Pada tahun 2024, skor literasi berada di angka 72,42, sedikit di bawah rata-rata nasional 73,52. Kondisi ini menuntut inovasi pembelajaran yang lebih adaptif serta peningkatan kompetensi guru secara berkelanjutan.
Pemerintah Aceh, lanjutnya, terus memperkuat program peningkatan mutu pendidik, pelatihan guru, dan manajemen sekolah. Namun keberhasilan pendidikan tidak mungkin berjalan tanpa kolaborasi semua pihak, baik pemerintah, tenaga pendidik, orang tua, maupun masyarakat luas. (Adv).



































