Menteri PU : Terobosan Hijau Swasembada Pangan Nasional, Prabowo Subianto Libatkan 1000 Burung Hantu

Minggu, 20 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Prabowo Subianto mengirim 1.000 ekor burung hantu ke kawasan pertanian IPHA di Majalengka, Jawa Barat. Keterangan Foto: Salah satu Burung hantu.

Presiden Prabowo Subianto mengirim 1.000 ekor burung hantu ke kawasan pertanian IPHA di Majalengka, Jawa Barat. Keterangan Foto: Salah satu Burung hantu.


JAKARTA, INSERTRAKYAT.COM – Pembangunan pertanian nasional pada era modern tidak lagi dapat bertumpu hanya pada intensifikasi produksi melalui input kimia dan mekanisasi. Keberlanjutan sektor pertanian justru ditentukan oleh sinergi antara inovasi teknologi, rekayasa sosial, dan kebijakan yang berbasis keseimbangan ekologis. Inilah esensi pendekatan yang diusung Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui penerapan teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA), yang kini didukung penuh oleh intervensi ekologis dari Presiden Republik Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto mengirim 1.000 ekor burung hantu ke kawasan pertanian IPHA di Majalengka, Jawa Barat. Kehadiran predator alami ini adalah solusi ilmiah terhadap meningkatnya serangan hama tikus yang muncul seiring perubahan karakteristik lahan akibat sistem pengairan IPHA yang berselang (intermittent).

BACA JUGA :  Elite Politik Tengah Sibuk Persiapan Pertemuan Prabowo - Megawati

“Kami sangat mengapresiasi perhatian Presiden. Ini adalah bentuk kebijakan negara yang berpihak pada keberlanjutan. Kita tidak sekadar menanam, kita sedang membangun sistem pertanian yang cerdas, hemat sumber daya, dan adaptif terhadap dinamika ekosistem,” kata Menteri PU, Dody Hanggodo, dalam keterangan resminya kepada Insertrakyat.com, di Jakarta (20/4).

ADVERTISEMENT

Post ADS 1

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemasangan sarang burung hantu di tengah persawahan masyarakat.

Menteri Dody mengatakan, secara teknis, IPHA adalah metode yang mengatur air secara berselang, sehingga sawah tidak terus-menerus tergenang. Dampaknya, efisiensi air meningkat hingga 30%, dan akar tanaman menjadi lebih kuat. Pada sisi produktivitas, beberapa demplot menunjukkan hasil panen yang mencapai 7 hingga 8 ton per hektare, angka yang jauh di atas rata-rata nasional.

Hingga saat ini, terdapat 208 demplot IPHA yang dikembangkan di berbagai lokasi. Sebanyak 18 di antaranya telah dipanen dengan hasil menggembirakan. Namun, dinamika sistem ini melahirkan tantangan baru, ialah tanah yang lebih kering memudahkan tikus menggali dan merusak batang padi.

BACA JUGA :  The Next Indonesia Emas, DPD ARUN Resmi Hadir di Sulawesi Selatan: Ruang Aspirasi Rakyat dan Pilar Perubahan!

Burung hantu dari spesies Tyto alba terbukti sebagai predator efektif. Pengalaman serupa di Indramayu dan Cirebon menunjukkan bahwa keberadaan burung hantu mampu menekan serangan tikus hingga 70 persen, tanpa perlu mengandalkan pestisida kimia.

“Ekosistem harus menjadi bagian dari perencanaan. Kita tidak bisa menempatkan teknologi dan alam dalam posisi yang berseberangan. Justru integrasi keduanya adalah bentuk pembangunan paling rasional di era perubahan iklim saat ini,” lanjut Menteri Dody.

Kementerian PU telah menyiapkan mekanisme replikasi model ini melalui edukasi dan pameran teknologi. Pada 22 April 2025 mendatang, Kementerian akan menggelar kegiatan Panen dan Pameran Demplot IPHA di Daerah Irigasi Rentang sebagai sarana pembelajaran terbuka bagi petani, akademisi, dan pemangku kebijakan daerah.

BACA JUGA :  Danantara Diharapkan Jadi Motor Penggerak Investasi Infrastruktur Nasional

Langkah Presiden, program IPHA, dan strategi ekologis yang digabungkan dalam satu kebijakan menunjukkan orientasi pemerintah terhadap pendekatan berbasis ilmu pengetahuan. Indonesia tidak sedang mengejar panen satu musim, tetapi sedang menyusun kerangka kerja jangka panjang menuju swasembada pangan yang berkeadilan lingkungan.

“Ketahanan pangan tidak boleh bertentangan dengan kelestarian. Itulah sebabnya kita memilih jalan tengah: teknologi yang efisien, ekosistem yang berfungsi, dan kebijakan yang berpihak pada rakyat,” tutup Menteri Dody.

Penulis : Syamsul

Editor : Supriadi

Follow WhatsApp Channel insertrakyat.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Sikat Duit Bos Gegara Kecanduan Judi Online, Pelaku Ditangkap Polisi
844 BUMN Masuk Danantara, Pemerintah Janji Evaluasi Total Tata Kelola dan Kepatutan
Kemendagri Dorong Penanganan Kemiskinan Ekstrem hingga Tata Kelola Kewilayahan Pemprov Sulbar
Menteri Dody: Kementerian PU Siap Mengairi Negeri, Menopang Swasembada Pangan
Eks Pj Walikota dan Sekdako Pekanbaru Disidang Perdana PN Tipikor Terkait Kasus Miliaran Rupiah
Memperkuat Kelembagaan BNN: Revisi Undang-Undang Narkotika untuk Penegakan Hukum yang Tegas
Kapolda Sulsel Pimpin Apel Gelar Operasional Triwulan I Tahun 2025 Polda Sulsel, Dihadiri Polres Sinjai
Begini Penjelasan Kapolres Sinjai AKBP Harry Azhar Terkait Pengungkapan Kasus Dugaan Sabung Ayam di Tellu Limpoe

Berita Terkait

Rabu, 30 April 2025 - 01:54 WITA

Sikat Duit Bos Gegara Kecanduan Judi Online, Pelaku Ditangkap Polisi

Rabu, 30 April 2025 - 01:34 WITA

844 BUMN Masuk Danantara, Pemerintah Janji Evaluasi Total Tata Kelola dan Kepatutan

Rabu, 30 April 2025 - 01:14 WITA

Kemendagri Dorong Penanganan Kemiskinan Ekstrem hingga Tata Kelola Kewilayahan Pemprov Sulbar

Rabu, 30 April 2025 - 00:55 WITA

Menteri Dody: Kementerian PU Siap Mengairi Negeri, Menopang Swasembada Pangan

Rabu, 30 April 2025 - 00:28 WITA

Eks Pj Walikota dan Sekdako Pekanbaru Disidang Perdana PN Tipikor Terkait Kasus Miliaran Rupiah

Berita Terbaru