Ketahanan Pangan 2025 Wajib Libatkan Bumdes, Tapi Bumdes Julukanaya Macet, Siapa Biangnya?

Rabu, 16 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (dms).

Ilustrasi (dms).

INSERTRAKYAT.COM – Pemerintah pusat telah menetapkan bahwa 20% Dana Desa tahun 2025 harus digunakan untuk program ketahanan pangan, yang wajib dikelola secara kolaboratif bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sebagaimana diatur dalam Permendes No. 2 Tahun 2024.

Lantas, bagaimana jika BUMDes-nya sendiri tengah “sakit”?. Pertanyaan ini mencuat seiring berembusnya kabar di Desa Julukanaya, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa. Di sana BUMDesmya alami Stagnan.

Salah satu lokasi dan objek kegiatan BUMDes .

Sejak menerima penyertaan modal sebesar Rp101.611.200 dari Dana Desa tahun 2022, BUMDes A’julukana justru tidak menunjukkan geliat usaha yang sehat. Alih-alih berinovasi dan berkembang, usaha yang dijalankan – mulai dari jasa fotokopi hingga BRIlink – kini dikabarkan mandek.

“Tidak jalanmi pak selama saya pergi. Rusak juga mesinnya toh,” ungkap Nuraeni Dg Cora, bendahara BUMDes yang sempat absen dari tugasnya. Sementara itu, Ramli Dg Rurung, Direktur BUMDes, menyebut BRIlink telah ditutup dan digantikan usaha baru: jualan gas elpiji. “Pendapatannya juga tidak seberapa ji. Jadi diganti saja,” katanya santai.

BACA JUGA :  Aceh Timur Fokus Swasembada Pangan, Panen Gabah Capai Ratusan Ribu Ton di 2025

Namun santainya pernyataan itu tidak sejalan dengan kegelisahan masyarakat yang mulai bertanya-tanya: ke mana sebenarnya aliran dana desa itu bermuara?. Apalagi, hingga kini, laporan pertanggungjawaban penggunaan modal tersebut belum terlihat terang-benderang di ruang publik.

Sebagai badan usaha yang seharusnya menjadi mesin penggerak ekonomi desa dan sumber PADes (Pendapatan Asli Desa), kondisi ini tentu memunculkan pertanyaan publik. Terlebih lagi, alokasi Dana Desa tahun ini bakal menggantung pada kinerja Bumdes. Jika sudah diketahui mandek, kenapa belum juga ada evaluasi serius?.

BACA JUGA :  Kementerian PUPR dan Pemprov Aceh Bahas Peningkatan Irigasi Pertanian

Realita Bumdes A’julukana bisa jadi hanya satu dari banyak cerita “BUMDes nama doang” di tanah air. Tapi ironinya, desa tetap diwajibkan berkolaborasi dengan mereka. Maka publik patut bertanya: Ketahanan pangan mau dibawa ke mana kalau motor ekonominya mogok?. (*)

Penulis : Bahtiar/Iksan

Editor : Supriadi

Follow WhatsApp Channel insertrakyat.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Polres Aceh Selatan Berhasil Ungkap Jaringan Narkoba, 1450 Gram Sabu Diamankan 
Sebar Link Berita Hoaks, HS Di laporkan Polisi
Patroli Polres Sinjai Versus Laporan Aktivitas Mencurigakan di Wisma, Belum Ditindaklanjuti?
Babinsa: Bukan Bendungan Kambuno, Tapi Tanggul Jembatan di Bilalang Desa Puncak Bergeser, Warga Khawatir Jembatan Ambruk
Wings Air Tempuh Jalur Hukum atas Insiden Pen Penerbangan IW-1267
Doktor Muda Hukum Tata Negara dari UNHAS: Disertasi Asrullah Dibedah Mantan Ketua MK
Anggota DPR RI Sindir Nihilnya Hari Libur Idul Adha, Gubernur Aceh dan MPU Diajak Berpikir Islami
Lukman Terlibat Kasus Korupsi Proyek Sampah Rp75,9 Miliar

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 17:09 WITA

Polres Aceh Selatan Berhasil Ungkap Jaringan Narkoba, 1450 Gram Sabu Diamankan 

Rabu, 16 April 2025 - 13:27 WITA

Sebar Link Berita Hoaks, HS Di laporkan Polisi

Rabu, 16 April 2025 - 10:14 WITA

Patroli Polres Sinjai Versus Laporan Aktivitas Mencurigakan di Wisma, Belum Ditindaklanjuti?

Rabu, 16 April 2025 - 09:42 WITA

Ketahanan Pangan 2025 Wajib Libatkan Bumdes, Tapi Bumdes Julukanaya Macet, Siapa Biangnya?

Rabu, 16 April 2025 - 08:56 WITA

Babinsa: Bukan Bendungan Kambuno, Tapi Tanggul Jembatan di Bilalang Desa Puncak Bergeser, Warga Khawatir Jembatan Ambruk

Berita Terbaru

Daerah

Sebar Link Berita Hoaks, HS Di laporkan Polisi

Rabu, 16 Apr 2025 - 13:27 WITA