BULUKUMBA, INSERTRAKYAT.COM,– Musim timur biasanya membawa angin kuat dan gelombang tinggi di pesisir Bulukumba. Akibatnya, tumpukan sampah laut kembali berserakan di area Pelabuhan Bira. Kendati, pagi tadi, Minggu, (12/10/2025), ada juga pemandangan berbedah tampak di sekitar pelabuhan. Puluhan pemuda dan masyarakat nelayan bahu membahu membersihkan area pelabuhan dari tumpukan sampah yang mengganggu.

Kegiatan gotong royong ini digagas oleh komunitas Pemuda Gubuk Berdasi Desa Bira, berkolaborasi dengan pihak Pelabuhan ASDP Bira dan masyarakat nelayan setempat. Aksi bersama ini bertujuan menjaga kebersihan dan kelancaran aktivitas bongkar muat kapal di kawasan pelabuhan.

Salah satu Supervisi PT ASDP Pelabuhan Bira, Gufran, menyampaikan apresiasinya atas semangat kebersamaan warga. Ia menuturkan, setiap musim timur, tumpukan sampah laut menjadi tantangan yang selalu datang bersamaan dengan angin kencang.

BACA JUGA :  DPR Tetapkan Anggaran Rp2,5 Triliun untuk Kemendes PDT - 2026

“Tidak bisa dipungkiri, selama musim timur, sampah dari laut akan terus datang. Namun kami tidak akan diam. Kebersihan pelabuhan adalah tanggung jawab bersama,” ujarnya.

Gufran juga mengucapkan terima kasih kepada Pemuda Gubuk Berdasi dan masyarakat nelayan yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

“Terima kasih atas bantuan dan kepedulian teman-teman Pemuda Gubuk Berdasi serta masyarakat nelayan. Semangat seperti ini patut dijaga agar pelabuhan tetap bersih dan nyaman,” tambahnya.

Pantauan di lapangan menunjukkan, para pemuda dan nelayan tidak hanya membersihkan area pelabuhan, namun juga aktif menata kendaraan yang parkir roda dua dan empat, agar aktivitas di dermaga tetap tertib dan lancar.

Ketua Pemuda Gubuk Berdasi, Iful, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut adalah wujud kepedulian sosial dan kesadaran lingkungan.

BACA JUGA :  Insiden Perkelahian di Polsek Tiworo Tengah: Dua Oknum TNI Diamankan Polisi Militer

“Menjaga kebersihan pelabuhan adalah tanggung jawab kita bersama. Lingkungan yang bersih membuat masyarakat nyaman dan laut tetap lestari,” ujarnya.

Makna Gotong Royong dan Tenggang Rasa 

Gotong royong adalah bagian dari filosofi hidup bangsa Indonesia. Gotong royong dan tenggang rasa pun merupakan kearifan lokal yang menumbuhkan kepedulian, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial tanpa pamrih. Dalam menjaga lingkungan, gotong royong menjadi cara efektif merawat alam.

Di Pelabuhan Bira, nilai gotong royong itu hadir dalam bentuk sederhana, namun patut dicontoh. Para individu yang terlibat tak segan memungut sampah, mengatur parkir, dan menata lingkungan. “Alhamdulillah, dampaknya sangat besar, sehingga tercipta pelabuhan yang bersih, nyaman, dan bebas dari gangguan sampah,” tutur warga, Riyal kepada Insertrakyat.com.

BACA JUGA :  Kejaksaan RI Peduli Korban Banjir: Jaksa Agung Sanitiar Burhanudin Salurkan Bantuan

Kegiatan ini juga menginspirasi masyarakat sekitar, bahwa, menjaga lingkungan bisa dimulai dari kesadaran kecil. Baik dengan turun tangan bersama, bekerja bakti, untuk kebaikan alam dan sesama makhluk sosial.

Pelabuhan adalah garda ekonomi maritim, sekaligus wajah sudut daerah otonomi.

Kebersihan dan keteraturannya mencerminkan budaya masyarakatnya. Karena itu, inisiatif gotong royong yang dipelopori Pemuda Gubuk Berdasi layak dijadikan contoh bagi wilayah pesisir lain.

“Dari Bira, dengan semangat ini menyebar. Bahwa tanpa perlu dana besar, perubahan bisa dimulai dari niat dan kerja bersama. Bahwa laut yang bersih, pelabuhan yang rapi, dan lingkungan yang nyaman hanya dapat tercipta jika masyarakat mau bergerak bersama,” kunci Riyal. (Syr/Su).

Ikuti Saluran INSERTRAKYAT.COM
Ikuti Saluran INSERTRAKYAT.COM

Dukung jurnalis profesional Indonesia. Klik tombol di bawah untuk mengikuti saluran resmi dan bergabung ke grup WhatsApp.