Jakarta, Insertrakyat.com– Kementerian Perhubungan kembali menggulirkan narasi keselamatan lalu lintas lewat pendekatan teknologi. Dalam pembukaan EV Ecosystem Indonesia Forum 2025 di JIExpo Kemayoran, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan, menyampaikan bahwa kendaraan listrik kini tak sekadar soal tren ramah lingkungan, tetapi juga soal keselamatan di jalan raya.

“Keselamatan lalu lintas kini lebih banyak terganggu karena human error. Teknologi bisa jadi alat bantu. Tapi sejauh ini, sistem pemantauan pengemudi masih minim,” kata Aan dalam sambutan resminya, sebagaimana dikutip dari siaran pers Kabag Hukum , Humas dan Umum Ditjen Perhubungan Darat, Mogot Bukara, S.H., M.H yang diterima Insertrakyat.com, Rabu malam (21/5) pukul 19.36 WIB.

BACA JUGA :  TNI Bersihkan Tau Lubis, Jadi Sorotan Nasional

Aan menjelaskan, kendaraan listrik punya fitur dan karakteristik berbeda dari kendaraan konvensional. Dengan dukungan teknologi yang lebih mutakhir, menurutnya, EV (Electric Vehicle) bisa menekan potensi kecelakaan jika ekosistemnya dibangun serius dan tidak sekadar dikampanyekan.

Namun angka tetap bicara. Dari 435 kasus kecelakaan kendaraan listrik yang tercatat, sebanyak 333 melibatkan sepeda listrik. Data itu menunjukkan bahwa risiko tetap tinggi jika regulasi belum kuat.

BACA JUGA :  Pemda Diminta Dukung Kelancaran Mudik 2025

“Regulasi sepeda listrik masih digodok. Tapi angka keterlibatannya dalam kecelakaan sudah signifikan. Harus ada regulasi berbasis keselamatan,” jelasnya.

Meski demikian, Aan tetap menekankan harapan bahwa EV ke depan bukan hanya alat transportasi, tapi juga solusi bagi dua isu besar: keselamatan dan lingkungan.

“Harapan kita teknologi EV bisa menjawab persoalan kecelakaan lalu lintas dan pada saat yang sama membantu menciptakan udara lebih bersih,” pungkasnya.

BACA JUGA :  KSPI Beri Nilai Sangat Baik untuk Polri terkait Pengamanan Mudik Lebaran

Forum ini digelar di tengah tren pertumbuhan kendaraan listrik nasional yang melesat dari hanya 1.200 unit pada 2021 menjadi lebih dari 28.000 unit pada 2025. Namun pergerakan itu tetap membutuhkan regulasi yang tajam dan perlindungan menyeluruh terhadap pengguna jalan. (Adv).