INSERTRAKYAT.COM, PADANG, – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) resmi memulai pembangunan Flyover Panorama I atau Flyover Sitinjau Lauik I. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2026.
Flyover Panorama I dibangun melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan model availability payment, dan menelan investasi sebesar Rp2,79 triliun.
Dilihat langsung InsertRakyat.com, lokasinya terletak di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat. Senin, (5/5/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Proyek ini digarap oleh konsorsium PT Hutama Karya (Persero) dan PT Hutama Karya Infrastruktur, mencakup total panjang 2,77 km, terdiri atas 1,77 km jalan datar dan 1 km jalan layang (elevated).
Jika seluruh proses desain dan pengadaan lahan berjalan sesuai jadwal, konstruksi akan berlangsung selama dua tahun, (2025 – 2026), disusul masa layanan selama 10 tahun.
Dalam pernyataan resminya, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat, khususnya Kementerian PUPR.
Dirinya menyebutkan bahwa proyek tersebut sudah lama dinanti oleh Masyarakat. Ia juga berharap kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar dengan membawa kemajuan bagi Sumbar.
“Pemprov menyambut baik kehadiran flyover ini. Semoga pembangunannya lancar dan membawa kemajuan bagi masyarakat Sumatera Barat,” ujarnya saat menyambut kunjungan Menteri Dody.
Sebelumya, dalam kunjungan kerjanya, Groundbreaking dilakukan langsung oleh Menteri PUPR, Dody Hanggodo, di Padang, pada Sabtu (3/5).
Menteri Dody menyatakan proyek strategi ini dirancang untuk mengatasi kemacetan serta menekan risiko kecelakaan di jalur ekstrem.
“Pembangunan Flyover Panorama I akan memperbaiki kondisi geometrik jalan, mempercepat waktu tempuh, dan menurunkan biaya logistik. Dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat dan pelaku usaha,” ujar Menteri Dody.

Jalur Sitinjau Lauik dikenal memiliki tikungan tajam dan tanjakan curam. Di sana sering menjadi titik rawan kecelakaan, terutama bagi kendaraan berat. Jalur ini menghubungkan Padang dan Solok.
Lewat proyek ini, pemerintah menargetkan peningkatan keselamatan lalu lintas sekaligus efisiensi logistik antarwilayah.

Menteri Dody mengatakan, pemerintah tak hanya fokus pada keselamatan lalu lintas, namun juga memperhatikan aspek ketahanan gempa. Mengingat Sumatera Barat berada di zona rawan gempa, maka semua konstruksi flyover, terutama jembatan, harus mengantongi sertifikasi tahan gempa.
“Saya minta setiap jembatan yang dibangun dalam proyek ini harus memenuhi standar ketahanan gempa. Ini bagian dari perlindungan jangka panjang untuk masyarakat,” tegasnya.
Selanjutnya, Menteri Dody berharap proyek ini dapat memicu peningkatan kualitas infrastruktur dan keselamatan jalan di kawasan strategis Sumatera Barat, sekaligus wujud kerja sama lintas sektor untuk pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade, Anggota Komisi V DPR RI Zigo Rolanda, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, Wali Kota Padang Fadly Amran, dan Kepala BPJN Sumatera Barat Thabrani.
(Wis/Indra).