POSO, INSERTRAKYAT.COM — Personel Satgas III Preventif Operasi Madago Raya bergerak cepat menangani dampak gempa bumi bermagnitudo 6,0 yang mengguncang Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso. Evakuasi itu berlangsung sejak Minggu hingga hari ini (17-18/8/2025).

“Atas arahan Kasatgas III Preventif Kombes Pol Kurniawan Tandi Rongre, S.I.K., M.Si., personel Pos Kamtibmas Tabalu, Masamba, dan Kompi 1 Batalyon B Pelopor langsung diterjunkan untuk mengevakuasi warga, mendirikan posko darurat, serta menyalurkan bantuan logistik,” bunyi keterangan resmi Kabidhumas Polda Sulteng di ruang publik.

Kombes Kurniawan menegaskan keselamatan warga menjadi prioritas utama, termasuk pendataan kerusakan rumah dan penyaluran kebutuhan dasar. Personel aparat juga mendirikan tenda pengungsian serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah, BPBD, dan instansi terkait agar pemulihan berjalan cepat.

Warga menyampaikan apresiasi atas sigapnya aparat yang hadir sejak pagi, sementara pemantauan di lokasi terdampak terus dilakukan.

BACA JUGA :  Gempabumi M4,4 Guncang Bantul, Dirasakan hingga Purworejo dan Pacitan

Kendati demikian, sebelumnya diberitakan Insertrakyat.com melalui laporan Anggyta dari Jakarta, Badan Penanggulangan Nasional Bencana (BNPB) menyatakan jumlah korban luka akibat gempa bertambah menjadi 32 orang. Data ini disampaikan melalui laporan kaji cepat per pukul 12.00 WIB.

Dari total korban, 16 orang dirujuk ke RSUD Poso, dua di antaranya dalam kondisi kritis. Enam korban lain masih menjalani perawatan di Puskesmas Tokorondo. Sementara 10 orang lainnya mengalami luka ringan. Hingga kini, belum ada laporan korban meninggal dunia.

Kerusakan bangunan juga dilaporkan meluas. BNPB mencatat 4 unit rumah rusak berat, 33 rumah rusak ringan, serta satu gedung SDN 1 Tangkura yang mengalami kerusakan. Tiga rumah ibadah turut terdampak, masing-masing Gereja Jemaat Elim Desa Masani, Gereja Gloria, dan GPDL Mahnaim.

BACA JUGA :  BMKG: Gempa Magnitudo 2,9 Guncang Bonebolango, Gorontalo

BPBD Kabupaten Poso bersama aparat setempat masih melakukan pendataan di sejumlah desa terdampak, meliputi Masani, Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura, Lape, dan Bega. Laporan awal menyebut kebutuhan mendesak berupa tenda, terpal, selimut, alas tidur, makanan siap saji, perlengkapan bayi, obat-obatan, hingga kendaraan operasional.

Di Jakarta, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memerintahkan pengiriman tim Direktorat Dukungan Sumber Daya Darurat ke lokasi. Tim akan mendampingi pemerintah daerah dalam kaji cepat, pengelolaan posko darurat, hingga penyediaan data dan informasi.

“BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk mempercepat penanganan darurat, termasuk pemenuhan kebutuhan para pengungsi,” ujar Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

Diketahui, gempa bumi tektonik terjadi pada pukul 05.38 WIB.

BACA JUGA :  BREAKING NEWS : BMKG Laporkan Gempa 4,4 SR Guncang Bitung, Terasa Hingga Manado

“Hasil analisis BMKG mencatat magnitudo gempa mencapai M5,8 dengan episenter di koordinat 1,30° LS dan 120,62° BT, atau sekitar 12 kilometer utara Kota Poso pada kedalaman 10 km,” ungkap Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, kepada Anggyta — Insertrakyat.com.

Daryono menyebut gempa bersumber dari aktivitas sesar Tokararu. Mekanisme patahan menunjukkan pergerakan naik (thrust fault) yang menjadi pemicu guncangan dangkal.

Dampak gempa dirasakan kuat di Kota Poso pada skala V-VI MMI. Getaran membuat warga panik, berlarian keluar rumah, bahkan menyebabkan plester dinding jatuh serta cerobong pabrik rusak. Di sejumlah daerah lain seperti Luwu Timur, Mamuju, Masamba, Majene, Palopo, Pasangkayu, dan Polman, gempa dirasakan pada skala III-IV MMI.


(Rah/Agy — Insertrakyat.com|Editor: Supriadi Buraerah).