Plaza Lebak (Insert/Foto).


LEBAK, INSERTRAKYAT.com — Indonesia saat ini dalam babak Kabinet Merah Putih dengan pucuk pimpinan tertinggi Negara Republik Indonesia ialah Presiden Prabowo Subianto. Namun, Plaza Lebak, yang merupakan pusat promosi produk lokal dan mall pelayanan publik di Kabupaten Lebak, Banten, kini menghadirkan wajah muram bagi masyarakat Nasional.

Berlokasi di Kaduagung Tengah, Cibadak, Plaza ini dulunya menjadi andalan promosi batik Lebak, kerajinan Badui, dan kuliner khas daerah. Namun, kondisi terkini menunjukkan degradasi lingkungan yang memprihatinkan.

Pengamatan di lapangan pada Sabtu (5/7/2025), didapati kawasan Plaza Lebak tampak kumuh dan tidak terawat. Sampah berserakan di berbagai sudut, rumput liar tumbuh tinggi, dan fasilitas bersantai seperti kursi taman banyak yang rusak.

“Jorok, coretan di tembok. Kalau malam suasananya mencekam,” kata seorang pengunjung. Ia mengaku kecewa karena tempat yang seharusnya menjadi destinasi belanja dan rekreasi keluarga justru tampak seperti lokasi terbengkalai.

Kondisi tersebut juga dikeluhkan oleh kalangan media. Anwar Sopian, Pemimpin Redaksi salah satu media lokal, mengaku kecewa dengan kondisi Plaza. Padahal l semangat pemberdayaan UKM perlu ditonjolkan. “Seharusnya ini jadi etalase produk lokal. Tapi sekarang malah jadi tempat kurang nyaman,” imbuhnya terenyuh.

BACA JUGA :  Pemerintah Rawat Identitas Budaya dan Reformasi Penyelenggaraan Haji

Ia menilai, fasilitas publik seperti penerangan jalan umum (PJU), kebersihan, serta penataan parkir harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah, termasuk Dinas Koperasi dan UKM serta Dinas Perhubungan.

Plaza Lebak juga merupakan lokasi Mall Pelayanan Publik, tempat layanan administrasi masyarakat dilakukan satu pintu. Namun ironisnya, lingkungan yang kotor dan gelap ketika malam tiba, membuat masyarakat jijik.

Fasilitas parkiran memang tersedia luas, tapi kendaraan angkot parkir sembarangan. Petugas Dishub disebut warga jarang terlihat mengatur, seolah lepas tangan dari kewajiban menjaga ketertiban dan tata ruang.

Padahal, Plaza Lebak telah difungsikan sebagai pusat legalisasi produk UKM. Berbagai pelaku usaha telah mendapatkan fasilitasi, mulai dari sertifikat halal, hak merek, PIRT, hingga uji mutu. Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Koperasi dan UKM juga rutin mengadakan FGD dengan berbagai pihak untuk mendukung pelaku usaha kecil.

BACA JUGA :  The Next Indonesia Emas, DPD ARUN Resmi Hadir di Sulawesi Selatan: Ruang Aspirasi Rakyat dan Pilar Perubahan!

Namun program bagus tersebut menjadi kontras dengan tampilan fisik lokasi yang semrawut. “Promosi UKM jangan hanya di atas kertas, tempatnya juga harus dirawat,” ujar pengunjung.

Saat dikonfirmasi, Plt. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Imam Suangsa, menyampaikan terima kasih atas laporan warga. Ia menjanjikan akan segera menindaklanjuti. “Terima kasih atas informasinya, saya akan menindaklanjuti,” ujarnya melalui pesan WhatsApp.

Berbeda dengan Dinas Perhubungan, hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas terkait tidak merespons meski sambungan telepon dalam keadaan aktif. Warga menganggap Dishub abai terhadap parkir liar dan keteraturan lalu lintas di sekitar Plaza.

Satu hal yang juga disorot adalah tidak adanya fasilitas penampungan sampah. Akibatnya, pengunjung dan pedagang membuang sampah sembarangan. Selain itu, tembok dan pagar Plaza penuh coretan tangan-tangan nakal yang memperburuk estetika lingkungan.

“Kalau dibiarkan, ini akan jadi titik kumuh di tengah kota,” kata Anwar Sopian. Ia bersama warga mendesak adanya penataan ulang, perawatan berkala, dan pengawasan serius dari semua instansi terkait.

BACA JUGA :  Polri Ungkap 6.681 Kasus Narkoba, Selamatkan 11 Juta Jiwa dari Ancaman Zat Terlarang

Masyarakat berharap Bupati Lebak tidak tinggal diam. “Ini di pusat kota. Kalau Plaza Lebak saja seperti ini, bagaimana tempat lainnya?” ujar seorang Masyarakat sambil bersedia dikutip Identitasnya jika dibutuhkan publik. Mereka meminta Bupati bersikap tegas untuk memulihkan Plaza menjadi kawasan representatif bagi wisatawan maupun pelaku UKM.

Letaknya yang strategis dan keberadaannya sebagai pusat UKM serta pelayanan publik seharusnya menjadi perhatian penuh. Apalagi selama ini Plaza Lebak menjadi tempat mencari oleh-oleh Baduy, seperti kain tenun, batik chanting, hingga kerajinan tangan.

Harga oleh-oleh relatif terjangkau, dari Rp20.000 sampai Rp250.000. Namun sayang, hal ini tidak cukup menarik minat wisatawan jika kondisi fisik dan suasana Plaza tak mendukung.

Sudah saatnya Pemkab Lebak, khususnya Dinas terkait dan Kepala Daerah, turun langsung meninjau kondisi di lapangan. Karena wajah Plaza Lebak adalah bagian dari pengembangan UMKM dan pelayanan publik yang layak untuk dirawat.


(Laporan: Mhd-Iqbal/Insertrakyat.com).

Editor: Tim Redaksi