Dumai, Insertrakyat.com Selasa, 10 Juni 2025 – Renovasi Pelabuhan (Jetty) dan conveyor milik PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU II Dumai membuat aktivitas bongkar muat produk Green Coke sementara dialihkan ke pelabuhan PT Pelindo Dumai.
Pekerjaan loading Green Coke tersebut diketahui dikontrakkan oleh PT KPI RU II Dumai kepada PT Pertamina Trans Kontinental (PTK), yang kemudian mensubkontrakkan ke PT Pelindo Dumai. Selanjutnya, pekerjaan di lapangan diborongkan kepada Ketua Koperasi TKBM Kota Dumai berinisial AB.
Green Coke adalah produk padat hasil penyulingan minyak mentah dengan kandungan kalori tinggi dan sulfur rendah, digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Meskipun tidak dikategorikan sebagai bahan berbahaya, paparannya dalam jumlah besar dapat berpotensi mengganggu kesehatan, khususnya jika terhirup secara terus menerus.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun ironisnya, dalam aktivitas bongkar muat Green Coke ini, pekerja TKBM diduga tidak menjalani Medical Check Up (MCU) sebagaimana seharusnya. Padahal, MCU merupakan syarat penting untuk menjamin kondisi kesehatan para pekerja yang terlibat dalam pekerjaan berat dan berisiko.
Salah satu buruh pelabuhan berinisial R, yang telah bekerja selama 40 tahun di pelabuhan PT Pelindo Dumai, mengungkapkan kepada wartawan Insertrakyat.com bahwa selama ia bekerja, tak pernah sekalipun menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap seperti yang seharusnya.
“Yang namanya pemeriksaan lengkap seperti anamnesa, cek laboratorium, rontgen, USG itu tak pernah kami alami. Paling kalau sakit, baru pakai BPJS,” ungkap R.
R juga menjelaskan bahwa meskipun APD seperti helm, sepatu, dan baju kerja diberikan, masker hanya tersedia saat pandemi COVID-19 dan tidak pernah dibagikan kembali pascapandemi.
Keterangan lain datang dari seorang pekerja sebut saja ia berinisial [X] yang memiliki posisi penting di lingkungan TKBM. Ia menyebutkan bahwa pemeriksaan kesehatan yang dilakukan hanya sebatas cek tensi dan darah, namun tidak dapat merinci lebih lanjut. Saat ditanya mengenai tanggung jawab biaya MCU, X menyebut bahwa hal tersebut menjadi tanggung jawab pihak Pertamina dan Pelindo.
Menanggapi hal ini, Manager PT KPI RU II Dumai, Agustiawan, mengonfirmasi bahwa seluruh pekerjaan loading Green Coke memang dikontrakkan ke PT PTK, dan kontrak bersifat “all in”, termasuk soal tenaga kerja dan peralatannya.
“Mengenai rekrutmen, perlengkapan kerja hingga aspek keselamatan kerja adalah tanggung jawab penuh PTK,” ujar Agustiawan.
Namun saat dikonfirmasi via WhatsApp dan telepon, pihak PTK yang diwakili oleh Yudi selaku PIC, tidak memberikan tanggapan hingga berita ini diterbitkan.
Dari sisi PT Pelindo Dumai, Humas perusahaan, Mufti, membenarkan bahwa pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh koperasi TKBM melalui kerja sama dengan SPMT. Ketika ditanya mengenai fasilitas MCU bagi para pekerja TKBM, Mufti mengarahkan agar pertanyaan tersebut ditujukan ke Koperasi TKBM dan menyebut pihaknya masih menunggu informasi dari SPMT.
Sementara itu, Ketua Koperasi TKBM Kota Dumai, Budi Agoes, menyampaikan bahwa koperasi hanya bertugas menyuplai tenaga kerja berdasarkan permintaan dari PT Pelindo. Terkait MCU, ia mengatakan bahwa hal itu dilakukan oleh tim medis yang disediakan Pelindo, namun tidak bisa menjelaskan detailnya.
“Langsung tanya ke Pelindo saja Bu, itu di luar wewenang saya,” ujar Budi singkat.
Namun ketika ditanya tentang penyediaan APD, Budi menegaskan bahwa APD standar disediakan oleh koperasi, meliputi helm, masker, sarung tangan, sepatu safety, rompi, dan baju kerja.
Ketiadaan informasi yang jelas dan saling lempar tanggung jawab antara PTK, Pelindo, dan Ketua Koperasi TKBM soal fasilitas MCU menimbulkan tanda tanya besar. Terlebih, pekerjaan yang dilakukan para buruh TKBM berhubungan langsung dengan material yang berpotensi membahayakan kesehatan jika tidak ditangani sesuai standar keselamatan kerja.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak PTK, Pelindo Dumai, dan Koperasi TKBM belum memberikan jawaban tegas soal ada atau tidaknya pemeriksaan MCU bagi buruh yang terlibat dalam kegiatan loading Green Coke.
(Redaksi IR / N / Tim ).
Penulis : Devi Sihombing
Editor : Redaksi IR