Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arif Havas Oegroseno saat membuka kegiatan. (Ist).
JAKARTA INSERTRAKYAT.COM,– Indonesia kehilangan salah satu pemikir besar dalam hukum laut internasional, Prof. Dr. Hasjim Djalal, M.A, yang wafat pada 12 Januari 2025. Sebagai diplomat ulung dan arsitek utama konsep negara kepulauan dalam Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS 1982), dedikasi beliau telah mengukuhkan kedaulatan maritim Indonesia di mata dunia.
Dalam rangka memperingati hari lahirnya, Kementerian Luar Negeri RI, bekerja sama dengan Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) dan Center for Sustainable Ocean Policy, Fakultas Hukum Universitas Indonesia (CSOP FHUI), menggelar kegiatan bertajuk “Penyusunan Langkah Strategis Melanjutkan Pemikiran Prof. Dr. Hasjim Djalal, M.A” pada 25 Februari 2025.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut keterangan resmi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang diterima insertrakyat.com di Jakarta, pada Kamis, (27/2/2025) malam. Kegiatan tersebut dibuka oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arif Havas Oegroseno, yang menegaskan pentingnya pemahaman dan penguatan isu hukum laut demi kepentingan nasional. Dalam sambutannya, beliau menyoroti bahwa warisan pemikiran Prof. Hasjim Djalal harus terus dikembangkan sebagai strategi menghadapi tantangan geopolitik maritim yang semakin kompleks.
Turut memberikan sambutan, CEO IOJI, Mas Ahmad Santosa, yang menekankan peran hukum laut dalam menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan serta kedaulatan maritim Indonesia.
Acara juga menghadirkan video penghormatan dari berbagai tokoh penting, seperti Dino Patti Djalal yang mewakili keluarga, serta pakar hukum laut internasional Ambassador-at-Large Tommy Koh dari Kementerian Luar Negeri Singapura dan Professor Robert Charles Beckman dari Centre for International Law, National University of Singapore. Selain itu, penghormatan khusus juga disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan serta Kepala Staf TNI Angkatan Laut.
Sebagai bagian dari kegiatan ini, dua sesi diskusi strategis digelar dengan menghadirkan para pakar yang pernah bekerja langsung dengan Prof. Hasjim Djalal, di antaranya:
Prof. Dr. Eddy Pratomo, S.H., LL.M. (Dekan Fakultas Hukum Universitas Pancasila).
Dr. Yayan Ganda Hayat Mulyana (Kepala Badan Strategi Kebijakan, Kementerian Luar Negeri).
Prof. Arie Afriansyah, S.H., M.I.L, Ph.D. (Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia).
Andreas Aditya Salim, S.H., LL.M. (Direktur Program IOJI).
Dua isu utama yang menjadi fokus pembahasan adalah Aktivitas Militer di Zona Ekonomi Eksklusif dan Managing Potential Conflicts in the South China Sea (SCS Workshop). Diskusi ini diharapkan mampu menggugah para akademisi, praktisi, dan generasi muda untuk lebih aktif dalam kajian hukum laut serta diplomasi maritim Indonesia.
Kegiatan ini menjadi langkah awal dari rangkaian program yang akan digelar oleh IOJI dan CSOP FHUI untuk merumuskan strategi keberlanjutan pemikiran Prof. Hasjim Djalal dalam konteks kebijakan nasional dan hukum laut internasional.
Lebih dari enam dekade, Prof. Hasjim Djalal telah berkontribusi besar dalam membangun fondasi diplomasi maritim Indonesia. Kiprah beliau sebagai President of the International Seabed Authority (ISBA) tahun 1995-1996 dan Chairman of the Finance Committee of ISBA, serta perannya sebagai penasihat berbagai kementerian, menjadi bukti nyata dedikasinya bagi bangsa.

Konsep Negara Kepulauan yang beliau perjuangkan bukan sekadar teori, melainkan dasar bagi kedaulatan penuh Indonesia atas perairan kepulauan. Warisan pemikiran ini bukan hanya harus dilestarikan, tetapi juga dikembangkan agar tetap relevan dalam menghadapi tantangan hukum laut global di masa depan.
“Sebagai bangsa maritim, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga lautnya. Dengan semangat dan dedikasi seperti yang diwariskan oleh Prof. Hasjim Djalal, masa depan hukum laut Indonesia akan tetap kokoh di panggung internasional,” kunci Wamenlu.
Penulis : Lf.Nur Syam
Editor : Bahtiar