Yahukimo Insertrakyat.com — Suasana hangat dan ramah terlihat saat Satgas Yonif 521/DY mengunjungi Gereja Betel Polimo di Distrik Kurima.(22/6/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program komunikasi sosial Satgas di bawah kendali Kolakops Korem 172/PWY.
Pos Kurima yang dipimpin Letda Inf Dany Rizki Hardiyanto, S.Tr.Han., melakukan pendekatan langsung ke tokoh agama dan masyarakat.
Mace atau Ibu Beti (47), tokoh rohani di Gereja Betel, menyambut dengan ramah. Ia dikenal sebagai sosok yang membina masyarakat lewat kegiatan keagamaan.
Mace Beti juga merupakan sosok diri yang disenangi dan dihormati masyarakat di sana.
Kendati demikian, Kunjungan prajurit TNI itu adalah agenda rutin. Mereka melandai di dataran Papua dengan membawa hati terbuka dan nurani kemanusiaan.
“Yang datang harus membawa rasa, begitu prinsip yang dijunjung personel di lapangan,” kata Letda Dany.
Selain Loreng Satgas hadir sebagai penjaga wilayah, mereka juga mendefinisikan diri adalah bagian dari masyarakat.
Melalui dialog dan kunjungan seperti ini, rasa saling percaya dibangun dengan pendekatan sederhana, humanis, bijak dan tegas, tanpa bertele-tele.
Letda Dany mengatakan, kegiatan anjangsana adalah ruang untuk mempererat hubungan sosial dan menguatkan nilai toleransi.
“Menghargai perbedaan adalah langkah pertama menuju perdamaian, hingga merawatnya,” kata Letda Dany dengan tegas.
Kegiatan ini juga sekaligus menjadi ajang berbagi kasih. Warga, terutama para mace dan pace, menyambut penuh antusias dan rasa syukur. Mereka merasa dihargai dan dilibatkan dalam suasana yang jauh dari kesan formal.
Letkol Inf Rahadyan Surya Murdata, S.E., M.I.P., Dansatgas Yonif 521/DY menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program “Adaptif Bersama Masyarakat Papua.”
“Melalui pendekatan komunikasi sosial, kita berupaya menyatu dan membangun kepercayaan dengan masyarakat setempat,” ucapnya.
Menurutnya, empati dan kepedulian adalah dasar dari setiap langkah Satgas di daerah penugasan.
Program ini dirancang untuk mendukung stabilitas dan kedamaian. Kegiatan berlangsung dalam suasana akrab. Personel Satgas duduk bersama warga, mendengar keluhan, dan berdiskusi ringan tentang kehidupan sehari-hari.
Kehadiran prajurit dianggap bukan sebagai tekanan, tetapi sebagai mitra yang mau memahami kondisi riil masyarakat.
Masyarakat Kurima yang tinggal di wilayah pegunungan menyambut positif cara pendekatan ini. Mereka berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan, tidak hanya ke tempat ibadah, tapi juga ke komunitas lainnya.
“Kami senang, karena mereka datang bukan hanya jaga keamanan, tapi juga membawa perhatian,” ujar mace.
Satgas juga menyerahkan bantuan sederhana sebagai bentuk kepedulian.
Meski tidak mewah, namun perhatian ini meninggalkan kesan baik di hati warga.
Prajurit Macan Kumbang, sebutan bagi Yonif 521/DY, menunjukkan bahwa kehadiran mereka untuk membangun kedekatan sosial.
Gereja Betel menjadi titik temu antara aparat dan warga dalam suasana yang terbuka dan damai. Warga gembira bahkan ada yang angkat jempol. Warga itu juga diketahui senang dengan berpetualang. Masa kecilnya gemar main layang-layang dengan Pace seusianya sekarang.
Sementara wajah penjaga keutuhan NKRI tak kuasa menyembunyikan lukisan rasa terima. Rakyat di sana dengan senang menerima kehadiran prajurit TNI -AD.
(Jhn/Irk)