Jakarta, InsertRakyat.com – Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri menggelar Forum Diskusi Aktual bertajuk Penerapan Wastewater-Based Epidemiology (WBE) Jepang untuk Meningkatkan Sanitasi dan Menekan Angka Stunting di Indonesia. Selasa, (11/3/2025).
Forum ini menjadi ajang kolaborasi lintas sektor dalam membangun strategi berbasis data guna meningkatkan kualitas sanitasi dan mengatasi permasalahan gizi nasional.
Diskusi yang berlangsung di Gedung Command Center BSKDN ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kepala BSKDN Kemendagri, DR. Yusharto Huntoyungo, M.Pd.; Ms. Kohigashi Kana dari Kementerian Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang; serta akademisi dari BRIN, FAO, Universitas Indonesia, dan Universitas Kebangsaan Republik Indonesia.
Dalam forum tersebut, DR. Yusharto menekankan pentingnya WBE sebagai metode pemantauan kesehatan masyarakat berbasis analisis air limbah. “Sanitasi yang buruk menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting di Indonesia. Dengan WBE, kita dapat mengidentifikasi daerah dengan risiko sanitasi rendah dan mengambil langkah strategis dalam meningkatkan kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Ms. Kohigashi Kana menjelaskan bahwa Pemerintah Jepang telah mengimplementasikan WBE di Bali sejak 2021 melalui kerja sama dengan Yachiyo Engineering. “Kolaborasi Indonesia dan Jepang diharapkan dapat memperluas penerapan WBE untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesehatan masyarakat,” katanya.
Selain itu, akademisi dari Universitas Indonesia, Nopa Dwi Maulidiany, Ph.D., menyoroti hubungan erat antara sanitasi dan angka stunting, terutama di wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua yang masih memiliki tingkat sanitasi rendah. Sementara itu, Tamotsu Kimiko dari Yachiyo Engineering Co., Ltd., menjelaskan bahwa proyek WBE yang telah berjalan di Denpasar sejak 2019 kini dikembangkan untuk pemantauan berbagai penyakit menular, termasuk COVID-19 dan hepatitis.
Pada akhir forum, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kewilayahan, Kependudukan, dan Pelayanan Publik BSKDN, T.R. Fahsul Falah, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam implementasi WBE. “Pendekatan berbasis bukti ilmiah seperti WBE dapat menjadi alat utama dalam pemantauan kesehatan masyarakat dan penanganan stunting di Indonesia,” tutupnya.
Dengan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, WBE diharapkan dapat menjadi solusi inovatif dalam memperbaiki sanitasi dan meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang.
Berikut adalah dokumentasi Foto kegiatan:




