H. Muhammad Ishomuddin saat ditemui WARTAWAN Sudirlam belum lama ini, (Sud/Insert/Foto).
Sidoarjo, InsertRakyat.com — H. Muhammad Ishomuddin, yang akrab disapa Abah Haji Isom, merupakan seorang pendakwah sekaligus guru agama Islam di Sidoarjo. Ia telah lama mengabdi tanpa pamrih demi kemaslahatan umat. Kamis, 3 Juni 2025.
Sosok bersahaja ini lahir pada tahun 1957. Ia adalah putra dari ulama besar H. Abdul Manaf bin H. M. Bahri, pendiri Masjid Roudlotul Abidin.
H. M. Bahri sendiri merupakan pendiri Masjid Roudlotul Abidin dan madrasah pertama di Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, sejak tahun 1948.
Jejak perjuangan dan semangat pengabdian kepada umat telah diwariskan kepada Haji Isom sejak usia remaja.
Selama lebih dari 20 tahun, Abah Isom aktif mencerdaskan generasi muda melalui kiprahnya di Pondok Pesantren Jawahirul Hikmah 3C Berbek, Waru, Sidoarjo, di bawah asuhan Prof. Dr. KH. Moch. Zaki, seorang ulama kharismatik keturunan sesepuh dari Martapura, Kalimantan.
Tak pernah sekalipun Abah Haji Isom meminta imbalan atas dakwah yang disampaikannya. Ia mengajarkan ilmu agama kepada siapa saja, anak-anak, orang tua, ibu-ibu, maupun bapak-bapak, tanpa memandang latar belakang dan tanpa pamrih.
“Ini semua saya lakukan demi kebaikan bersama,” ujar Abah Haji Isom saat ditemui oleh Sudirlam dari tim InsertRakyat.com, di sela kesibukannya belum lama ini.
Kedermawanan dan keteladanan Abah Isom dapat dilihat dalam bidang sosial, dan dalam keteguhannya menjaga sunnah dan adab Islam.
Bahkan untuk hal kecil seperti larangan makan dengan tangan kiri, ia terus mengingatkan. Baginya, mendidik harus berangkat dari ilmu, agar dapat membentuk akhlak dan hati yang bersih.
“Saya hanya bekerja untuk Allah SWT. Rugi jika mengharapkan bayaran dunia, karena bayaran sejati itu ada di akhirat,” tutur beliau.
Keikhlasan itulah yang membuat keberkahan selalu mengiringi hidupnya. Ia telah menunaikan ibadah haji pada tahun 1998 dan 2023, serta berkali-kali umrah tanpa mengeluarkan biaya pribadi. Selalu ada pihak yang dengan tulus membiayai, sebagai bentuk cinta dan hormat kepada beliau.
Tak terhitung jumlah orang yang datang untuk belajar agama darinya.
Kini, di usia senjanya, Abah Haji Muhammad Ishomuddin tetap menebarkan cahaya keteladanan. Warisan dakwahnya penuh nilai-nilai akhlak, kasih sayang, serta keberanian hidup sederhana namun bermanfaat.
“Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kesehatan, umur panjang, dan keberkahan dalam hidup kita semua,” ucapnya. (Sud/Bhtr).